a. Usulan Pemecahan Masalah Reduce Speed Loss
Usulan pemecahan masalah ini merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan perbaikan dalam rangka meningkatkan efektivitas di
OBD Machine . Usulan penyelesaian masalah reduce speed loss dapat dilihat pada
Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Usulan Penyelesaian Masalah Reduced Speed Loss
No Faktor-faktor
Penyelesaian Masalah
1 Mesin
a. Komponen mesin yang sudah tua dan aus.
b. Kerusakan pada salah satu mesin.
b. Turunnya arus listrik mesin.
a. Melakukan penggantian komponen mesin.
b. Melakukan perbaikan mesin dan dilanjutkan dengan perawatan mesin secara berkala.
c. Melakukan penggantian sumber tenaga listrik PLN dengan genset.
2 Manusia
a. Kurang teliti a. Meningkatkan pengawasan dan pemberian motivasi
kepada tenaga kerja 3
Material a. Spesifikasi kernel
b. Kurang berkualitas a. Pengawasan di bagian loading remp lebih
ditingkatkan.
b. Membersihkan kernel yang tertinggal di mess filtering.
4 Lingkungan
a. Kurangnya kebersihan mesin
a. Membersihkan mesin dan area kerja selama proses produksi berlangsung dan menyediakan tempat untuk
sampah
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.1. Usulan Penyelesaian Masalah Reduced Speed Loss Lanjutan
No Faktor-faktor
Penyelesaian Masalah
5 Metode Kerja
a. Setup tidak standar b. Pengurangan
kecepatan mesin a. Menentukan standar pelaksanaan setting tools
b. Melakukan perbaikan dan perawatan untuk mengembalikan kondisi mesin
b. Usulan Pemecahan Masalah Breakdown Loss
Usulan penyelesaian masalah breakdown loss dapat dilihat pada Tabel 6.2.
Tabel 6.2. Usulan Penyelesaian Masalah Breakdown Loss
No Faktor-faktor
Penyelesaian Masalah
1 Mesin
a. Kerusakan komponen mesin
b. Kotor
c. Pemasangan komponen mesin yang
terlalu kencang a. Melakukan penggantian komponen mesin
b. Melakukan pembersihan komponen mesin secara berkala
c. Melonggarkan komponen mesin yang dipasang terlalu kencang dan selalu melakukan pemeriksaan kembali
hasil pemasangan komponen sebelum mesin dioperasikan.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6.2. Usulan Penyelesaian Masalah Breakdown Loss Lanjutan
No Faktor-faktor
Penyelesaian Masalah
2 Manusia
a. Kurang teliti dan kurang tanggap
a. Memberikan pelatihan dan motivasi kepada tenaga kerja agar dapat memperbaiki kinerjanya.
3 Material
a. Kernel terdapat kotoran yang menempel
a. Pengawasan di bagian loading remp lebih ditingkatkan dan pemeriksaan temperatur di Kempa
4 Lingkungan
a. Power cut off PLN dan low voltage
a. Melakukan penggantian sumber tenaga listrik PLN dengan Genset
5 Metode Kerja
a. Penurunan kemampuan kerja mesin
a. Melakukan perbaikan dan perawatan untuk mengembalikan kondisi mesin
6.4.1.2. Autonomous Maintenance
Salah satu kegiatan total productive maintenance TPM yang utama adalah kegiatan pemeliharaan mandiri autonomous maintenance dan kunci
kesuksesan TPM juga tergantung pada kesuksesan program autonomous
Universitas Sumatera Utara
maintenance . Kegiatan autonomous maintenance ini melibatkan seluruh karyawan
mulai dari pimpinan sampai dengan operator. Dengan adanya kegiatan autonomous maintenance ini maka setiap
operator akan terlibat dalam perawatan dan penanganan setiap masalah yang terjadi pada mesinperalatan mereka sendiri di bagian produksi.
PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu menerapkan sistem maintenance yang diatur oleh Departemen Maintenance, bagian ini bertugas untuk mengatur
pemeliharan mesin-mesin yang ada di OBD Machine, mulai dari perencanaan sampai dengan penggantian. Penanganan kerusakan mesinperalatan yang terjadi
di OBD Machine merupakan tanggung jawab bagian ini. Tidak jarang terjadi keterlambatan penanganan kerusakan di OBD Machine karena operator di OBD
Machine harus menghubungi bagian maintenance terlebih dahulu dan hal ini
cukup memakan waktu. Rendahnya efektivitas mesin juga dipengaruhi oleh karena keahlian dari operator yang rendah sehingga tidak cepat tanggap terhadap
masalah yang timbul pada mesin yang dioperasikan yang dapat dilihat pada analisa diagram sebab akibat terhadap faktor six big losses yang dominan.
Penerapan pemeliharaan mandiri dilakukan dengan tujuan agar pola pikir operator yang berpikir bahwa operator hanya menggunakan peralatan dan orang
lain yang akan memperbaikinya dapat diubah sehingga perawatan mesin dan peralatan di perusahaan ini dapat berjalan dengan baik dan kerusakan dapat
dicegah. Agar hal tersebut dapat tercapai maka dibutuhkan waktu dan usaha untuk melatih operator agar kemampuan dan keahlian yang dibutuhkan untuk
melaksanakan autonomous maintenance dapat ditingkatkan. Kegiatan-kegiatan
Universitas Sumatera Utara
pemeliharaan mandiri yang dapat dilakukan oleh operator sebagai usaha peningkatan efektivitas mesin produksi sesuai dengan prinsip TPM adalah :
Autonomous maintenance ini diterapkan melalui tujuh langkah yang akan
membangun keahlian yang dibutuhkan oleh operator, sehingga operator dapat mengetahui langkah apa yang harus dilakukan bila terjadi kerusakan
mesinperalatan. Langkah-langkah autonomous maintenance adalah sebagai berikut :
1. Membersihkan dan memeriksa
- Penetapan tanggal, kapan operator harus membersihkan mesinperalatan secara keseluruhan dengan bantuan Departemen Maintenance.
- Membersihkan Mess Filtering dengan penyemprotan air agar menjaga kondisi Mess dapat berfungsi sesuai dengan sfesifikasinya, jangan sampai
produksi terganggu akibat penumpukan kotoran pada Mess. - Melakukan pemeriksaan terhadap Propeller dengan melakukan pengelasan
pada permukaan propeller yang terbuat dari campuran baja, proses pengelasan sendiri harus dapat dilakukan dengan teliti dimana permukaan
propeller di buat serata mungkin hal ini untuk menjaga efektivitas propeller
tersebut. Untuk mengangkat propeller dari dalam drum OBD Machine
diperlukan alat penarik yang dapat bekerja secara otomatis sehingga dapat menghemat waktu dalam proses pemeriksaan dan juga alat
tersebut dapat difungsikan untuk mesin-mesin lainnya. - Memeriksa kondisi bearing
Universitas Sumatera Utara
- Memberi pelumasan yang secukupnya pada bearing dengan jenis grease dan stroke yang sesuai.
- Melihat dan memeriksa kondisi OBD Machine apakah masih baik di posisinya tidak bergeser.
- Melihat dan memeriksa apakah ada kotoran yang menempel pada OBD Machine
tersebut. - Melihat kondisi ularan apakah masih tepat pada posisinya.
- Mengencangkan bagian-bagian yang longgar pada mesin.
2. Membuat standar pembersihan dan pelumasan draw up cleaning and
lubricating standards
Membuat jadwal pembersihan, pemeriksaan, dan prosedur pemberian minyak pelumas yang berisi secara mendetail tentang ‘kapan, apa, dan
bagaimana’. Jadwal dan prosedur tersebut ditempel di area kerja sehingga operator mudah melihat dan menjalankannya.
3. Menghilangkan sumber masalah dan area yang tidak terjangkau
eliminate problem and inaccesible area
a. Menemukan cara yang tepat untuk membersihkan bagian yang sukar dijangkau
b. Memodifikasi komponen mesinperalatan untuk mencegah akumulasi kotoran dan debu.
Universitas Sumatera Utara
4. Melaksanakan pemeriksaan mandiri conduct autonomous inspection
Menggunakan lembar pemeriksaan untuk mengetahui seberapa sering terjadinya kerusakan mesinperalatan
5. Melaksanakan pemeriksaan menyeluruh conduct general inspections
a. Pemeriksaan seluruh pipa saliran untuk setiap tangki dalam jangka waktu tiga bulan sekali
b. Pemeriksaan conveyor dan Elevator dalam jangka waktu satu bulan sekali c. Mencatat mesinperalatan yang sering mengalami kerusakan.
d. Mencatat penyebab terjadinya kerusakan mesin yang terjadi
6. Pengorganisasian dan kerapian organization and tidines
a. Menetapkan standar pengawasan yang dilakukan operator di lingkungan kerjanya masing-masing
b. Melaksanakan sistem pengendalian maintenance yang terperinci, seperti : standar inspeksi untuk pembersihan dan pelumasan, penetapan standar
pembersihan dan pelumasan di lingkungan kerja, penetapan standar untuk pencatatan data, dan penetapan standar
maintenance untuk
mesinperalatan.
7. Pemeliharaan mandiri secara penuh fully autonomous maintenance
Melakukan pengembangan kebijakan dan tujuan perusahaan untuk meningkatkan kegiatan pengembangan secara teratur
Universitas Sumatera Utara
6.4.1.3. Membuat Jadwal Program Maintenance untuk Departemen
Maintenance
Program kegiatan maintenance ini dapat dilakukan dengan cara : a. Melakukan kegiatan pemeliharaan harian, mingguan, bulanan, tahunan dan
pemeriksaan secara berkala. b. Memprediksi umur komponen mesinperalatan seperti umur mess filtering,
pompa, rolling, dan lain-lain. c. Memperbaiki mesin yang rusak.
d. Melakukan perbaikan secara menyeluruh terhadap mesinperalatan yang telah lama dioperasikan. Perbaikan ini bertujuan untuk mengembalikan kemampuan
mesin pada kondisi yang seoptimal mungkin, dapat menghasilkan daya kerja yang tinggi, serta dapat memperpanjang usia kegunaan mesinperalatan.
6.4.1.4. Meningkatkan Skill Operator MesinPeralatan dan Personel
Maintenance
Pelatihan training yang diberikan kepada operator bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keahlian operator sehingga tidaklah hanya cukup
dengan “know-how” tetapi operator harus mempunyai kemampuan “know-why” sehingga dengan demikian diharapkan perawatan mesinperalatan dapat berjalan
lebih baik dan kerusakan dapat dicegah. Langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah :
1. Menentukan kebijakan dan prioritas serta mengecek status pendidikan dan pelatihan karyawan.
Universitas Sumatera Utara
2. Menetapkan sistem dan tanggal pelatihan 3. Pelatihan karyawan untuk meningkatkan mutu operasi dan ketrampilan
pemeliharaan 4. Evaluasi
6.4.1.5. Merancang Kegiatan Manajemen MesinPeralatan
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan cara membuat sebuah catatan penggunaan mesinperalatan yang menandakan berapa banyak mesinperalatan
yang telah digunakan dan siapa saja yang telah menggunakannya.
Universitas Sumatera Utara
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan uraian hasil pengukuran overall equipment effectiveness
di OBD Machine PTP Nusantara IV Unit Kebun Pabatu, dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Ideal cycle time dalam proses produksi di OBD Machine pada Apr 2007 – Mar 2008 adalah 0,04 jamton.
2. Equipment failures yang terjadi selama periode Apr 2007 – Mar 2008 telah menyebabkan hilangnya keefektivitasan penggunaan mesinperalatan di OBD
Machine , dimana persentase terbesar breakdown loss terjadi pada bulan Juni
2007sebesar 7,12, ini diakibatkan oleh kerusakan yang terjadi pada OBD Machine
sehingga menyebabkan shut down. 3. Setup and adjustment loss mesinperalatan juga mempengaruhi keefektivitasan
penggunaan mesinperalatan, tidak adanya standar untuk setup time menyebabkan kerugian waktu dalam proses produksi. Selama Periode Apr
2007 – Mar 2008 persentase terbesar untuk setup and adjustment loss terjadi pada bulan Oktober 2007 sebesar 2,84 dan terendah pada bulan Februari
2008 sebesar 2,80. 4. Persentase terbesar faktor efektivitas mesin yang hilang karena faktor idling
dan minor stoppages adalah pada bulan Juni 2007 sebesar 2,72.
Universitas Sumatera Utara