Pembelajaran Matematika Deskripsi Teoretik

2. Pembelajaran Matematika

Menurut Suhendar istilah kata matematika menurut berbagai bahasa antara lain mathematics bahasa Inggris, mathematik bahasa Jerman, mathematique bahasa Perancis, matematico bahasa Italia, matematiceski bahasa Rusia dan mathematick bahasa Belanda. Istilah matematika yang dinyatakan dalam berbagai ungkapan tersebut berasal dari bahasa Yunani, yaitu mathematike yang mengandung pengertian hal-hal yang berhubungan relating to learning. Kata tersebut mempunyai akar kata mathema yang artinya pengetahuan atau ilmu. Kata ini pun berhubungan erat dengan kata lain, yaitu mathamein yang maknanya adalah belajar. 9 Terdapat beberapa pengertian matematika menurut para ahli, diantaranya seperti yang diungkapkan Paling Abdurrahman, 2002 yaitu matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan. 10 Sedangkan James dan James Suherman, 2003 mengatakan bahwa matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri. 11 Berdasarkan pendapat di atas matematika adalah ilmu yang berisi struktur-struktur, konsep yang saling berhubungan satu sama lainnya. Agar siswa mengetahui dan memahami konsep-konsep serta struktur-struktur yang ada di matematika, maka diperlukan belajar matematika. Menurut Skemp inti belajar matematika adalah “agar siswa memiliki pemahaman 9 Suhendar, Perkembangan kurikulum dan Pembelajaran Matematika, Jakarta: Universitas Terbuka, 2007, h. 7.4 10 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, cet. 1, h. 252 11 Erman Suherman, Strategi pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung : JICA, 2003, h. 16 relasional dimana para siswa dapat melakukan sesuatu namun ia juga harus dapat menjelaskan mengapa ia harus melakukan”. 12 Cornelius mengemukakan lima alasan perlunya belajar matematika, yaitu: 13 1 Sarana berpikir yang jelas dan logis 2 Sarana untuk memecahkan masalah dalan kehidupan sehari-hari 3 Sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman 4 Sarana untuk mengembangkan kreativitas 5 Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya. Pada proses pembelajaran matematika, para guru matematika harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat berpikir sesuai dengan kreativitasnya, karena pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak seorang guru ke otak siswanya. Setiap siswa harus membangun pengetahuan itu di dalam otaknya sendiri-sendiri berdasar pada pengetahuan atau pengalaman yang sudah dimiliki atau pernah dialami siswa. Menurut Gagne Suherman, 2003 mengatakan bahwa dalam belajar matematika ada 2 objek yang diperoleh siswa, yaitu objek langsung dan objek tak langsung. 14 Objek langsung adalah objek yang diterima secara langsung oleh siswa melalui penjelasan guru atau diskusi, seperti fakta, konsep, definisi dan lain-lain. Jadi, secara langsung siswa mendapatkan pemahaman tentang konsep-konsep, aturan-aturan yang ada di dalam matematika. Sedangkan objek tidak langsung adalah ketika siswa mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang matematika secara tidak langsung siswa mampu memecahkan masalah, dapat belajar mandiri dengan menggunakan proses berpikir dan kreativitas-kreativitas yang mereka miliki untuk memecahkan masalah. Belajar matematika merupakan belajar konsep-konsep dan struktur- struktur yang ada di matematika. Hendaknya seorang guru sebelum memulai materi, siswa diberikan motivasi terlebih dahulu, seperti 12 Fadjar Shadiq, “Apa Implikasi dari inti Psikologi Kognitif Terhadap Pembelajaran Matematika?” dari : Limas, No. 22, April 2009 13 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, ..., h. 253 14 Erman Suherman, Strategi Pembelajaran Matematik Kontemporer,..., h. 33 menceritakan mengapa konsep itu dimunculkan, manfaat konsep itu di dalam atau di luar matematika. Tujuannya agar siswa tertarik untuk belajar matematika. Pada pembelajaran matematika diperlukan keterampilan untuk dapat mewujudkan objek-objek yang abstrak menjadi yang lebih konkret, sehingga siswa dapat lebih mudah memahaminya. Brownell mengemukakan bahwa salah satu cara agar anak-anak dapat mengembangkan pemahaman tentang matematika adalah dengan menggunakan benda-benda yang telah mereka kenal dan relevan dengan konsep yang dibahas. 15 Contohnya: guru menjelaskan konsep perkalian. Guru bisa menggunakan benda-benda yang mereka kenal, seperti: pensil, gelas, kelereng, dan lain-lain. Benda-benda tersebut dapat disusun dengan cara mereka sendiri hingga terbentuk formasi perkalian. Menurut Kilpatrick, Swatford, dan Findell Suhendar, 2007 terdapat lima kompetensi dalam matematika, yaitu: pemahaman konsep, pemahaman prosedur, kemampuan strategis, bernalar secara adaptif, dan disposisi yang produktif. 16 Pemahaman konsep adalah kompetensi awal yang diperlukan dalam belajar matematika. Pahamnya siswa terhadap suatu konsep siswa akan mampu menerapkan suatu konsep dalam suatu masalah. Selanjutnya adalah pemahaman prosedur, kemampuan siswa menerapkan konsep dengan urutan atau langkah-langkah kerja secara logis dan sistematis serta memecahkan masalah. Kemampuan strategis adalah kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dengan memilih strategi yang tepat untuk masalah tersebut. Bernalar secara adaptif adalah kemampuan siswa untuk berpikir secara logis, kreatif, serta dapat menjelaskan hasil pekerjaanya dengan argumen-argumen yang logis. Disposisi produktif adalah kemampuan siswa untuk menilai bahwa matematika itu adalah pelajaran yang bermanfaat, bermakna, dan selalu bersikap positif untuk memahami dan menguasai matematika. 15 Suhendar, Perkembangan kurikulum dan Pembelajaran Matematika, ..., h. 8.13 16 Suhendar, Perkembangan kurikulum dan Pembelajaran Matematika, ..., . 9.6 Kompetensi-kompetensi tersebut dimulai dari kompetensi yang paling dasar, yaitu pemahaman konsep. Oleh karena itu dalam pembelajaran matematika perlu diberi penekanan pada pemahaman konsep yang baik dan benar. Agar kompetensi-kompetensi tersebut dapat dicapai dengan baik, maka dalam pembelajaran matematika perlu dilakukan belajar yang bermakna. Teori Ausabel Suherman, 2003 dikenal dengan teori belajar bermakna, pada belajar bermakna materi yang telah diperoleh dikembangkan lagi dengan keadaan lain sehingga belajarnya dapat lebih dimengerti. 17 Pengetahuan atau pengalaman baru yang di dapat siswa berkaitan dengan pengetahuan lama yang sudah diketahui atau dialami siswa sebelumnya.

3. Pemahaman Konsep Matematika