4. Menentukan F
hitung
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai varians kelas eksperimen = 210,22 dan nilai varians kelas kontrol = 147,47. Sehingga diperoleh
F
hitung
= 1,425. Berikut ini adalah tabel hasil uji homogenitas kelas eksperimen dan kontrol.
Tabel 10 Hasil Uji Homogenitas Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Varians Taraf
Signifikan F
hitung
F
tabel
Kesimpulan Kelas
Eksperimen Kelas
Kontrol 210,22
147,47 0,05
1,425 2,101
Kedua Varians populasi
homogen 5.
Kesimpulan Berdasarkan perhitungan uji homogenitas dengan rumus fisher
diperoleh F
hitung
F
tabel,
maka H diterima. Artinya kedua varians
populasi homogen
C. Pengujian Hipotesis
Setelah uji prasyarat normalitas dan homogenitas dipenuhi, selanjutnya untuk melihat adanya pengaruh antara kelas yang diajarkan dengan metode
SQ3R dengan kelas yang diajarkan dengan menggunakan metode konvensional digunakan uji t-test. Langkah-langkah uji hipotesis sebagai berikut:
1. Mentukan Hipotesis
H
o
: ≤
H
a
: 2.
Menentukan Statistik Uji dan Taraf signifikan Nilai t
tabel
dengan dk 58 dan = 0,05. yaitu 1,673.
3. Menetukan Kriteria pengujian
Jika t
hitung
t
tabel
, maka H
o
diterima, artinya kemampuan pemahaman konsep matematika yang diajarkan dengan menggunakan metode SQ3R sama
dengan kemampuan pemahaman konsep matematika yang diajarkan dengan metode kovensional.
Jika t
hitung
t
tabel
, maka H
a
diterima, artinya kemampuan pemahaman konsep matematika yang diajarkan dengan menggunakan metode SQ3R lebih tinggi
dari kemampuan pemahaman konsep matematika yang diajarkan dengan metode kovensional.
4. Menentukan t
hitung
Berdasarkan perhitungan diperoleh t
hitung
= 2,018, berarti t
hitung
t
tabel.
5. Kesimpulan
karena nilai t
hitung
t
tabel
yaitu 2,018 1,673 maka H
o
ditolak atau H
a
diterima. Artinya, bahwa metode SQ3R mempunyai pengaruh yang lebih baik dalam pembelajaran matematika dibandingkan dengan metode
konvensional. Berikut ini kurva normal untuk daerah penerimaan H
o:
Gambar 3 Kurva Distribusi Normal
Kriteria pengujian adalah tolak H , jika t
hitung
lebih besar dari 1,673. Penelitian ini memberikan hasil t
hitung
2,018 dan jatuh pada daerah penolakan H
. Jadi hipotesis H ditolak, maka H
a
diterima artinya kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang diajarkan dengan metode SQ3R
lebih tinggi dari kemampuan pemahaman konsep matematika yang diajarkan dengan metode konvensional.
Daerah Penerimaan Ho
Daerah Penolakan Ho
t-hitung = 2,018
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis di atas, menyatakan adanya pengaruh kemampuan pemahaman konsep matematika siswa antara kelas
eksperimen yang pembelajarannya menggunakan metode SQ3R dengan kelas kontrol yang pembelajarannya menggunakan metode konvensional. Hal
tersebut dapat ditunjukkan dengan nilai rata-rata siswa yang pembelajarannya menggunakan metode SQ3R lebih besar dari siswa yang pembelajarannya
menggunakan metode konvensional. Sesuai pengalaman penulis siswa yang diajarkan dengan metode SQ3R
baik siswa yang berprestasi tinggi ataupun rendah ikut aktif dalam pembelajaran. Langkah-langkah pada metode SQ3R melibatkan siswa menjadi
aktif baik secara mental atau fisik, sehingga membantu siswa mengkonstruksi ilmu pengetahuan dengan cara bekerjasama dengan teman sekelompoknya.
Pada proses pembelajaran dengan metode SQ3R, siswa saling bertukar pikiran atau sharing antar siswa. Pembelajaran dengan metode SQ3R siswa lebih ingat
dan paham tentang konsep yang telah mereka pelajari, karena secara langsung siswa yang menggali informasi baru dengan kemampuannya. Berikut ini adalah
contoh catatan bermakna siswa atau hasil kesimpulan siswa selama belajar:
Catatan Bermakna Siswa
Siswa pada kelas eksperimen mempunyai rasa kompetitif yang tinggi antar kelompok. Hal ini terlihat ketika siswa mempresentasikan hasil diskusi
mereka. Antar kelompok berantusias untuk terlebih dahulu mempresentasikan.
Apalagi ketika mengerjakan soal latihan setiap kelompok ingin mendapatkan nilai yang tertinggi. Selain antar kelompok, secara individual siswa pada kelas
eksperimen juga memiliki rasa persaingan yang tinggi untuk mendapatkan hasil yang terbaik.
Metode SQ3R tidak hanya untuk memahami materi, tetapi juga untuk memahami isi soal. Sebelum menyelesaikan soal siswa harus mengidentifikasi
apa yang diketahui survey, ditanya question, kata kunci dan menjawab soal recite. Langkah-langkah tersebut membuat siswa lebih teliti dalam
memahami isi soal, sehingga siswa dapat menentukan konsep yang tepat serta menerapkan konsep dalam menjawab soal. Hal ini juga sesuai dengan pendapat
Bloom yang membedakan pemahaman menjadi translation, interpretation, dan ekstrapolation.
Mengidentifikasi diketahui dan ditanya merupakan pemahaman pada aspek translation yaitu pemahaman siswa dalam menterjemahkan isi soal.
Memberikan kata kunci merupakan pemahaman pada aspek interpretation yaitu pemahaman siswa dalam memberikan arti pada soal dengan menentukan
konsep, sehingga memudahkan siswa dalam menjawab soal. Menjawab soal merupakan pemahaman pada aspek ekstrapolation yaitu pemahaman siswa
dalam menerapkan konsep yang telah mereka tentukan pada kata kunci. Berikut ini adalah hasil lembar jawaban siswa:
Lembar Jawaban Siswa
Sebaliknya pada kelas kontrol yang diterapkan metode konvensional, yaitu metode yang biasa digunakan guru. Sesuai pengalaman penulis siswa
kurang aktif dan hanya beberapa siswa yang berantusias untuk bertanya. Hal ini diduga proses pembelajaran dengan menggunakan metode konvensional
guru lebih dominan dan siswa kurang dilatih untuk aktif baik secara mental maupun fisik. Akibatnya siswa kurang mengeksplor kemampuannya dalam
memahami konsep matematika dan siswa menjadi pasif. Siswa pada kelas kontrol kurang kompetitif. Hal ini terlihat ketika siswa
diberikan soal latihan. Sebagian siswa khususnya siswa laki-laki kurang begitu semangat, mereka mengerjakan sambil berbicara dengan teman
lainnya, sehingga hasil yang didapat tidak maksimal. Secara umum dari kedua kelas yang diteliti, tampak bahwa metode SQ3R
membuat siswa lebih aktif menggali informasi dari sumber yang telah diberikan dan menjelaskan kembali hasil informasi yang telah mereka peroleh.
Pembelajaran dengan metode SQ3R memberikan peluang kepada siswa untuk menemukan konsep matematika secara sendiri melalui proses berfikir, bertanya
dan berdiskusi. Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa metode SQ3R yang diterapkan
dalam proses pembelajaran berpengaruh terhadap kemampuan pemahaman konsep matematika siswa. Selain dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
matematika siswa, prestasi belajar siswa dari hasil penelitian Sudrajat dan Edy Suparno, ternyata metode SQ3R juga dapat digunakan untuk memudahkan
siswa dalam memahami konsep matematika.
D. Keterbatasan Penelitian