18 Tentang dampak pengalaman dalam kompleksitas tugas, tugas spesifik
dan gaya pengambilan keputusan, memberikan kesimpulan bahwa kompleksitas tugas merupakan faktor terpenting yang harus dipertimbangkan
dalam pertambahan pengalaman. Auditor junior biasanya memperoleh pengetahuan dan pengalamannya terbatas dari buku teks sedangkan auditor
senior mengembangkan pengetahuan dan pengalaman lewat pelatihan dan pengembangan lebih lanjut dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan.
C. Profesionalisme Auditor
Pengertian profesionalisme menurut kamus besar bahasa Indonesia Balai Pustaka: 2005 yang baku, yaitu kata “profesionalisme” berasal dari kata
profesi yang mempunyai arti “bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikkan keahlian tertentu”. Pengertian profesionalisme adalah mutu, kualitas dan
tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang asli dibidangnya atau profesional.
Arens et al 2009 mendefenisikan profesionalisme sebagai tanggung jawab untuk berperilaku lebih dari sekedar memenuhi tanggung jawab yang
dibebaskan kepadanya dan lebih dari sekedar memenuhi undang-undang dan peraturan masyarakat.
Menurut Agestino 2010 profesionalisme adalah : “suatu atribut individual yang melakukan kegiatan-kegiatan kerja tertentu
dalam masyarakat yang berbekal keahlian tinggi dan berdaasarkan rasa keterpanggilan dengan semangat pengabdian untuk menjalankan tugasnya
dengan rasa tanggungjawab, ingtegritas, objektivitas dan independensi”.
19 Konsep profesionalisme moderen dalam melakukan suatu pekerjaan telah
dikemukakan oleh Hall, et, al 1968 dalam Hidayatullah 2009, bahwa menurutnya profesionalisme berkaitan dengan dua aspek penting yaitu aspek
struktural dan aspek sikap. Aspek sturktural yang karateristiknya merupakan bagian dari pembentukan sekolah pelatihan, pembentukan asosiasi profesional
dan pembentukan kode etik. Sedangkan aspek sikap berkaitan dengan pembentukan jiwa profesional.
Menurut Wahyudi 2006. Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan s
ecara konseptual. “Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria, sedangkan profesionalisme merupakan suatu atribut
individual yang penting tanpa melihat suatu pekerjaan merupakan suatu profesi atau tidak”. Sebagai profesional, akuntan publik mengakui tanggung
jawabnya terhadap masyarakat, terhadap klien, dan terhadap rekan seprofesi, termasuk untuk berperilaku yang terhormat, sekalipun ini merupakan
pengorbanan pribadi. Dalam Wahyudi 2006 seorang auditor bisa dikatakan profesional apabila
telah memenuhi dan mematuhi standar-standar kode etik yang telah ditetapkan oleh IAI, antara lain: a. prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh IAI yaitu standar
ideal dari perilaku etis yang telah ditetapkan oleh IAI seperti dalam terminologi filosofi, b. peraturan perilaku seperti standar minimum perilaku
etis yang ditetapkan sebagai peraturan khusus yang merupakan suatu keharusan, c. inteprestasi peraturan perilaku tidak merupakan keharusan,
tetapi para praktisi harus memahaminya, dan d. ketetapan etika seperti
20 seorang akuntan publik wajib untuk harus tetap memegang teguh prinsip
kebebasan dalam menjalankan proses auditnya, walaupun auditor dibayar oleh kliennya.
Hidayatullah 2009 menyatakan bahwa profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai auditor eksternal. Gambaran seseorang
yang profesional dalam profesi disimpulkan kedalam lima dimensi profesionalisme, yaitu:
1. Pengabdian sosial. Pengabdian pada profesi dicerminkan dari dedikasi dengan menggunakan
pengetahuan dalam kecakapan yang dimiliki. Keteguhan untuk tetap melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan eksentrik kurang. Sikap ini
adalah ekspresi dari pencurahan diri yang total terhadap pekerjaan. Pekerjaan didefenisikan sebagai tujuan, bukan hanya sebagai alat untuk
mencapai tujuan. 2. Kewajiban sosial
Kewajiban sosial adalah suatu pandangan tentang pentingnya peranan profesi serta manfaat yang diperoleh baik maysarakat maupun profesional
karena adanya pekerjaan tersebut. 3. Kemandirian
Kemandirian dimaksudkan sebagai suatu pandangan seseorang yang profeisonal harus mampu membuat keputusan sendiri tanpa tekanan dari
pihak lain pemerintah, klien, mereka yang bukan anggota profesi. Setiap
21 ada campur tangan dari luar dianggap sebagai bahan kemandirian secara
profesional. 4. Keyakinan terhadap profesi
Keyakinan terhadap profesi adalah suatu keyakinan bahwa yang paling berwenang menilai pekerjaan profesional adalah rekan sesama profesi,
bukan orang luas yang tidak mempunyai kompentensi dalam bidang ilmu dan pekerjaan mereka.
5. Hubungan secara profesi Hubungan dengan sesama profesi adalah menggunakan ikatan profesi
sebagai acuan, termasuk didalamnya organisasi formal dan kelompok kolega informal sebagai ide utama dalam pekerjaan.
D. Auditing 1. Pengertian Auditing