Teknik Pengumpulan Data Metode Penelitian

3. Teknik Pengumpulan Data

Seluruh bahan hukum dikumpulkan dengan menggunakan tehnik studi kepustakaan 54 library research dan studi dokumen dari berbagai sumber yang dipandang relevan, antara lain instansi terkait dan pelaku usaha Industri Hasil Tembakau. Perpustakaan yang digunakan adalah Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Wawancara juga dilakukan sebagai alat pengumpulan data penunjang selain bahan hukum yang dikumpulkan melalui perpustakaan. Wawancara dilakukan dengan sejumlah informan yang dipandang relevan yaitu : pengelolapengurus perusahaan rokok dan Kepala Dinas Pendapatan Daerah Sumatera Utara di Medan, dengan metode wawancara mendalam in-depth interview 55 . Informan yang dipilih adalah yang terlibat langsung dalam penerimaan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau DBH CHT yaitu Dinas Pendapatan Daerah pada tingkat Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah KabupatenKota. 54 Menurut Bambang Sunggono, studi kepustakaan dapat membantu peneliti dalam berbagai keperluan, misalnya : a Mendapatkan gambaran atau informasi tentang penelitian yang sejenis dan berkaitan dengan permasalahan yang diteliti; b Mendapatkan metode, teknik, atau cara pendekatan pemecahan permasalahan yang digunakan; c Sebagai sumber data sekunder; d Mengetahui historis dan perspektif dari permasalahan penelitiannya; e Mendapatkan informasi tentang cara evaluasi atau analisis data yang dapat digunakan; f Memperkaya ide-ide baru; dan g Mengetahui siapa saja peneliti lain di bidang yang sama dan siapa pemakai hasil penelitian tersebut, seperti yang dikemukakan Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta : Rajawali Press, 2010, hal. 112-113. 55 Indepth Interview atau wawancara mendalam secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman guide wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Dengan demikian, kekhasan wawancara mendalam adalah keterlibatannya dalam kehidupan informan. Seperti yang dikemukakan oleh Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta : Kencana, 2009, hal. 108. Universitas Sumatera Utara

4. Analisis Data