Trend Akuisisi Perusahaan Rokok Nasional oleh Investor Asing

c. Memobilisasi LSM dan masyarakat sipil untuk menguatkan upaya pengendalian dampak tembakau. d. Meningkatkan kesadaran publik mengenai taktik pemasaran yang digunakan perusahan tembakau multinasional.

3. Trend Akuisisi Perusahaan Rokok Nasional oleh Investor Asing

Akuisisi atau pengambilalihan industri hasil tembakau oleh investor asing saat sekarang cukup diminati . Seperti diketahui, bulan Juni 2009 lalu British American Tobacco, Plc BAT mengakuisisi 85 saham PT. Bentoel Internasional Investama Tbk., senilai lebih dari Rp. 5 triliun. Perusahaan yang berkantor pusat di London itu membeli 56 saham Rajawali Group dan pemegang saham lainnya di Bentoel. Perusahaan rokok asal Amerika Serikat, Philip Morris International Inc., sebelumnya mengakuisisi 98 saham PT. HM Sampoerna, Tbk. melalui PT. Philip Morris Indonesia pada 2005. 175 Indonesia menjadi target industri rokok asing karena lemahnya regulasi pengendalian tembakau. Indonesia, misalnya, sampai sekarang belum meratifikasi Frame Convention Tobacco Control FCTC. Cina dan India sudah meratifikasi aturan itu. Indonesia, yang pasarnya jauh lebih besar ketimbang kedua negara tersebut, sampai sekarang belum melakukannya. Indonesia menjadi negara kelima terbesar konsumen pasar rokok dunia. Lantaran Indonesia belum meratifikasi aturan 175 Ningrum Natasya Sirait, et.al., Op.cit., hal. 199. Universitas Sumatera Utara pengendalian tembakau itu, asing berpeluang menyerbu. Secara ekonomi pasar Indonesia memang menggiurkan. 176 Sebelumnya Philip Morris dan PT. British American Tobacco mengincar Cina. Namun, Cina keburu meratifikasi aturan pengendalian tembakau internasional sehingga mereka berpaling ke Indonesia. Investor asing memilih Indonesia karena regulasi perlindungan kesehatan dari rokok sangat lemah dan konsumsi rokok di Indonesia cukup besar, sebagaimana disebutkan dalam kutipan wawancara di bawah ini 177 : ”Hal ini menunjukkan menariknya Pasar Rokok Indonesia bagi Pihak Asing sehingga mengundang mereka untuk mengakuisisi pabrikan-pabrikan besar Rokok di Indonesia. Jumlah konsumsi rokok Indonesia pada tahun 2007 mencapai 215 miliar batang merupakan negara ke-5 terbesar setelah Cina 1,643 miliar batang, Amerika Serikat 460 miliar, Rusia 330 miliar dan Jepang 260 miliar batang. Perkiraan pangsa pasar Rokok Indonesia yang telah dikuasai pabrikan yang terafiliasi dengan Pihak Asing adalah sebagai berikut : Pasar Sigaret Putih Mesin Sebagaimana kami kemukakan di atas, diperkirakan ± 80 pangsa pasar Sigaret Putih Mesin Indonesia dikuasai PT. PMI dan PT. British American Tobacco. Padahal pada tahun 1984, Sumatera Tobacco Trading Company pernah meraih kejayaannya menguasai ± 48 pangsa pasar Sigaret Putih Mesin Indonesia. Pasar Sigaret Kretek Mesin Dengan diakuisisinya PT. Sampoerna oleh PT. PMI dan PT. Bentoel oleh PT. British American Tobacco maka kepemilikan asing diperkirakan telah mencapai ± 70 pangsa pasar Sigaret Kretek Mesin Indonesia”. 178 176 Ibid. 177 Ibid., hal. 200. 178 Wawancara dengan pengelola PT. Sumatera Tobacco Trading Company, Medan, 2 Desember 2009, sebagaimana dilakukan Ningrum Natasya Sirait, et.al., Op.cit., hal. 199-200. Universitas Sumatera Utara

BAB IV KETENTUAN PEMBAGIAN CUKAI HASIL TEMBAKAU DITINJAU DARI

ASPEK KEADILAN BAGI SUMATERA UTARA SEBAGAI DAERAH PENGHASIL TEMBAKAU DAN LOKASI INDUSTRI HASIL TEMBAKAU DALAM KERANGKA KEBIJAKAN TARIF

A. Cukai Tembakau dan Retribusi Daerah

Berbicara mengenai cukai tembakau tidak terlepas dari pendapatan negara yang juga pendapatan daerah melalui ketentuan pembagian cukai hasil tembakau atau Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau DBH CHT di Sumatera Utara dapat yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 8 Alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 – 2009 Peraturan Menteri Keuangan No. 60PMK.072008 Peraturan Menteri Keuangan No. 85PMK.072009 Peraturan Menteri Keuangan No. 66PMK.072010 Rp. 428.097.200,- Rp. 1.193.498.600,- Rp. 10.387.046.342,- Sumber : Lampiran Peraturan Menteri Keuangan No. 60PMK.072008 tentang Dana Alokasi Cukai Hasil Tembakau Tahun Anggaran 2008, Lampiran Peraturan Menteri Keuangan No. 85PMK.072009 tentang Penetapan Alokasi Sementara Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Tahun Anggaran 2009, dan Lampiran Peraturan Menteri Keuangan No. 66PMK.072010 tentang Alokasi Sementara Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau Tahun Anggaran 2010 Universitas Sumatera Utara