Peredaran Rokok Illegal dan Pita Cukai Palsu

pemerintah daerah, baik tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten dan kota. Besaran pembagiannya disesuaikan dengan peraturan yang ditetapkan. Diyakini bahwa pengenaan pajak daerah terhadap rokok akan sangat membantu pemerintah daerah dalam menambah sumber Pendapatan Asli Derah PAD. Dana yang masuk dapat digunakan untuk membiayai pembangunan di berbagai bidang. Untuk jangka panjang, pelaksanaan program pembangunan yang masih terhambat masalah dana akan teratasi dengan baik. 106

B. Hambatan yang Dihadapi Perusahaan-Perusahaan Rokok Nasional

Disamping masalah kenaikan kebijakan tarif cukai hasil tembakau, justru Industri Hasil Tembakau IHT atau Industri Rokok yang menghadapi permasalahan yang menyebabkan daya saing industri pada sektor ini semakin menurun. Hambatan- hambatan yang dihadapi perusahaan-perusahaan rokok nasional, antara lain : 1 Peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu; 2 Kebijakan yang kurang mendukung; dan 3 Peraturan daerah tentang larangan merokok.

1. Peredaran Rokok Illegal dan Pita Cukai Palsu

Peredaran rokok ilegal masih mengkhawatirkan karena penegakan hukum yang dilakukan hingga kini dinilai belum menimbulkan efek jera karena pelaku hanya mendapat sanksi pidana ringan. Selama tahun 2004 baru 34 kasus yang digelar oleh 106 Hisar Hasibuan, “Pajak Rokok Sebagai Sumber PAD Sumatera Utara, Harian Medan Bisnis : Selasa, 16 Desember 2008, http:www.pajakonline.comengineartikelart.php?artid=4211., diakses pada 31 Agustus 2010. Universitas Sumatera Utara Pengadilan kendati kerugian negara diperkirakan mencapai Rp. 150 miliar. Keseluruhan kasus yang masuk hanya kategori Tindak Pidana Ringan TIPIRING, kondisi ini jelas tidak akan menimbulkan efek jera bagi pengedar rokok ilegal. Tingginya pengedaran rokok ilegal juga dipicu oleh mudahnya pengurusan izin usaha perindustrian rokok. Gampang sekali menanamkan investasi di sektor ini karena hanya perlu mengeluarkan uang Rp. 3 juta, selain itu ada aturan-aturan yang perlu disempurnakan karena turut menyebabkan maraknya peredaran cukai palsu. 107 Aturan pendirian yang mudah didapat dengan cara “membayar pengurusan” di Sumatera Utara khususnya berakibat pada maraknya industri rokok kecil dimana selama kurun waktu tiga tahun terjadi penambahan hingga 2.200 unit padahal 2001 baru 600 industri rokok kecil yang beroperasi di Indonesia. 108 Modus pelanggaran yang banyak dilakukan, antara lain : mempertahankan tarif cukai yang kecil dengan tidak meningkatkan level usaha namun mendirikan cabang-cabang baru dengan skala kecil dan menggunakan tarif cukai yang lebih rendah dari ketentuan yang sebenarnya. 109 Pemerintah telah menetapkan bahwa rokok ilegal yaitu rokok yang menggunakan pita cukai palsu, rokok tanpa pita cukai, rokok dengan pita cukai bekas pakai, rokok dengan pita cukai bukan haknya dan rokok yang menggunakan pita cukai bukan seharusnya. 110 Ditjen Bea Cukai telah melangsungkan operasi intelijen 107 “Penanganan Rokok Ilegal Belum Optimal”, http:www.beacukai.go.idnewsreadNews.php?ID=878Ch=01., diakses pada 01 September 2010. 108 Ibid. 109 Ibid. 110 Ibid. Universitas Sumatera Utara yang dilakukan hingga ke pabrik-pabrik rokok serta distributor rokok namun hanya mampu menjaring pelaku-pelaku pelanggaran ringan atau Tindak Pidana Ringan. 111 Namun, langkah ini sangat sulit dilakukan karena masih sedikitnya personil pengawasan yang tersedia sehingga tidak menjangkau seluruh wilayah hukum dari Ditjen Bea Cukai. Sudah dilakukan kerja sama dengan Asosiasi industri terkait, dan dinas-dinas tingkat provinsi untuk melakukan pengawasan yang lebih melekat di daerah, tetap saja tidak jalan karena dana yang disalurkan ke situ tidak ada.

2. Kebijakan yang Kurang Mendukung