Uji Multikolinieritas Uji Heteroskedastisitas

4.4.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen penelitian. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Ada tidaknya korelasi antar variabel tersebut dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Apabila nilai tolerance 0,1 dan VIF 10, maka dinyatakan tidak ada korelasi sempurna antar variabel independen dan sebaliknya Ghozali, 2006. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat tabel 4.6 berikut: TABEL 4.6 UJI MULTIKOLINIERITAS Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant Motivasi Kerja ,650 1,539 Kepuasan Kerja ,519 1,928 Kejelasan Sasaran Anggaran ,561 1,783 Partisipasi Anggaran ,448 2,233 Akuntabilitas Publik ,560 1,786 Sumber: Data Primer, diolah 2015 Pada tabel 4.6 di atas terlihat bahwa tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF diatas 10, dan tidak ada juga yang mempunyai nilai tolerance kurang dari 0,1. Dengan demikian dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen tersebut.

4.4.3 Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui kesamaan varian masing-masing variabel independen X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , dan X 5 terhadap variabel terikat Y. Pengujian homogenitas terhadap variabel penelitian digunakan uji heterokedastisitas. Deteksi terhadap masalah heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik sebaran nilai residual. Uji heteroskedastisitas menggunakan metode grafik plot Regression Standarized Predicted Value dengan Regression Studentized Residual. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini : Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Berdasarkan grafik scatterplot di atas tampak bahwa sebaran data membentuk pola yang sedikit jelas, titik-titik data menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi. Hasil ini dipertegas dengan uji statistik berupa uji Glesjer. Hasil uji yang ditampilkan pada tabel 4.7 di bawah ini menunjukkan bahwa probabilitas signifikansi beberapa variabel independen di atas tingkat kepercayaan 0,05, tetapi ada pula yang di bawah tingkat kepercayaan 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi ini variasi data heterogen, terjadi perbedaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. TABEL 4.7 HASIL UJI GLESJER Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant -,896 ,941 -,952 ,350 Motivasi Kerja -,216 ,173 -,171 -1,247 ,224 Kepuasan Kerja ,343 ,231 ,228 1,487 ,150 Kejelasan Sasaran Anggaran ,255 ,244 ,154 1,044 ,307 Partisipasi Anggaran ,680 ,162 ,694 4,198 ,000 Akuntabilitas Publik ,176 ,200 ,130 ,882 ,386 Sumber: Data Primer, diolah 2015. Berdasarkan tabel 4.7 di atas, perhitungan menggunakan uji Glejser terlihat nilai signifikansi variabel-variabel bebas antara lain motivasi kerja 0,224, kepuasan kerja 0,150 , kejelasan sasaran anggaran 0,307, dan akuntabilitas publik 0,386 berada di atas 0,05. Namun berbeda dengan variabel partisipasi anggaran sebesar 0,000 , berada di bawah 0,05. Hal ini berarti bahwa data tidak terbebas dari heteroskedastisitas.

4.5 Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, Akuntabilitas Publik, dan Pengendalian Akuntansi Terhadap Kinerja Manajerial di Inspektorat Pemerintah Provinsi Sumatera Utara

33 209 111

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Medan

1 6 99

PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH.

0 5 15

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, AKUNTABILITAS PUBLIK, DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (STUDI EMPIRIS PADA SKPD PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA).

1 5 22

PENGARUH AKUNTABILITAS, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN DAN PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI KOTA DENPASAR.

1 1 45

Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Medan

0 0 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Motivasi 2.1.1.1 Pengertian Motivasi - Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kejelasan Sasaran Anggaran, Partisipasi Anggaran, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial di Bappeda Provinsi Su

0 1 37

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Kejelasan Sasaran Anggaran, Partisipasi Anggaran, dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial di Bappeda Provinsi Sumatera Utara

0 1 11

ABSTRAK PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DI BAPPEDA PROVINSI SUMATERA UTARA

0 0 11

KUESIONER PENGARUH MOTIVASI KERJA, KEPUASAN KERJA, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, PARTISIPASI ANGGARAN, DAN AKUNTABILITAS PUBLIK TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DI BAPPEDA PROVINSI SUMATERA UTARA

0 1 14