jelas dan spesifik agar anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut. Sasaran anggaran
yang jelas akan membantu aparat pelaksana anggaran dalam mencapai target realisasi anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Kenis, 1979
3.4.4 Partisipasi Anggaran
Partisipasi merupakan konsep dimana bawahan ikut terlibat dalam pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu bersama atasannya. Sedangkan
partisipasi dalam penyusunan anggaran merupakan pendekatan manajerial yang umumnya dinilai dapat meningkatkan kinerja manajerial. Brownell, 1982
3.4.5 Akuntabilitas Publik
Akuntabilitas merupakan prinsip pertanggungjawaban yang berarti bahwa proses penganggaran dimulai dari perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan
harus benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan masyarakat. Mardiasmo, 2006:203
3.4.6 Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial adalah kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan manajerial, antara lain perencanaan, investigasi, pengkoordinasian,
evaluasi, pengawasan, pengaturan staf, negosiasi, perwakilan, dan kinerja secara keseluruhan. Kinerja manajerial satuan kerja perangkat daerah merupakan
gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran atau tujuan sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi instansi pemerintah daerah yang mengindikasikan
tingkat keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi aparatur pemerintah
.
Mahoney dkk, 1963 Dari variabel-variabel X
1
, X
2
, X
3
, X
4
, X
5
dan Y di atas, maka dirancang kuesioner mengenai motivasi kerja, kepuasan kerja, kejelasan sasaran anggaran,
partisipasi anggaran, akuntabilitas publik, dan kinerja manajerial. Indikator- indikatornya dapat dilihat dalam tabel operasionalisasi variabel pada Tabel 3.1.
berikut ini:
Tabel 3.1 Tabel Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Operasional
Pengukuran Skala
Motivasi Kerja X
1
Motivasi adalah pemberian dorongan atau semangat kerja
yang dipengaruhi oleh beberapa kebutuhan antara lain
kebutuhan untuk mempertahankan hidup,
adanya kebutuhan keamanan melalui kebijakan dan
peraturan, pengakuan social, pekerjaan, imbalan, dan
kebutuhan untuk aktualisasi diri
1. Kebutuhan untuk berprestasi
2. Kebutuhan untuk berafiliasi
3. Kebutuhan akan kekuasaan
4. Kebutuhan akan penghargaan
5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri
Likert
Kepuasan Kerja X
2
Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan
atau tidak menyenangkan dengan mana karyawan
memandang pekerjaannya. 1. Kepuasan dengan
gaji 2. Kepuasan dengan
promosi 3. Kepuasan dengan
rekan sekerja 4. Kepuasan dengan
penyelia 5. Kepuasan dengan
pekerjaan itu sendiri
Likert
Kejelasan Sasaran
Anggaran Kejelasan sasaran anggaran
merupakan salah satu karakteristik sistem
1.Tujuan 2.Kinerja
3.Standar 4.Jangka Waku
Likert
X
3
penganggaran yang menunjukkan sejauh mana
tujuan anggaran ditetapkan dengan jelas dan spesifik agar
anggaran tersebut dapat dimengerti oleh orang yang
bertanggung jawab atas pencapaian sasaran anggaran
tersebut.
5.Sasaran Prioritas 6.Tingkat Kesulitan
7.Koordinasi
Partisipasi Anggaran
X
4
Partisipasi merupakan konsep dimana bawahan ikut terlibat
dalam pengambilan keputusan sampai tingkat tertentu
bersama atasannya.
1.Melibatkan bawahan 2.Memberi kesempatan
bawahan 3.Informasi kepada
bawahan 4.Kontribusi bawahan
dalam anggaran SKPD
Likert
Akuntabilitas Publik X
5
Akuntabilitas merupakan prinsip pertanggungjawaban
yang berarti bahwa proses penganggaran dimulai dari
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan harus benar-benar
dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan
kepada DPRD dan masyarakat.
1.Kebijakan 2.Program
3.Manajerial 4.Manfaat
5.Horizontal 6.Perencanaan
7.Proses 8.Hukum
9.Keuangan
Likert
Kinerja Manajerial
Y Kinerja manajerial adalah
kinerja para individu anggota organisasi dalam kegiatan
manajerial, antara lain perencanaan, investigasi,
pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pengaturan staf,
negoisasi, perwakilan, dan kinerja secara keseluruhan.
1.Perencanaan 2.Investigasi
3.Pengkoordinasian 4.Evaluasi
5.Pengawasan 6.Pemilihan Staff
7.Negosiasi 8.Perwakilan
Likert
3.5 Skala Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang digunakan penulis adalah menggunakan skala likert, yaitu dengan menyusun pertanyaan atau pernyataan yang masing
– masing item diberi range skor. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item – item
instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Skala likert menggunakan lima tingkat jawaban sebagai berikut:
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
No. Skala
Score
1 Sangat Setuju SS
5 2
Setuju S 4
3 Netral N
3 4
Tidak Setuju TS 2
5 Sangat Tidak Setuju STS
1 Sumber : Sugiyono 2010
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian