F. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan Penelitian
Tahap persiapan penelitian dilakukan untuk mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian:
1. Mengumpulkan informasi dan teori yang berhubungan dengan identitas diri dan
kekerasan seksual a.
Peneliti mengumpulkan berbagai informasi dan teori yang berhubungan dengan identitas diri.
b. Peneliti mengumpulkan berbagai informasi dan teori yang berhubungan dengan
kekerasan seksual. 2. Menyiapkan pedoman wawancara.
Agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian, sebelum wawancara dilakukan, peneliti terlebih dahulu menyiapkan pedoman wawancara yang
disusun berdasarkan teori yang ada. 3. Menghubungi calon responden yang sesuai dengan karakteristik responden.
Setelah peneliti memperoleh calon responden, peneliti menghubungi calon responden untuk menjelaskan tentang penelitian yang dilakukan dan menanyakan kesediaannya
untuk berpartisipasi dalam penelitian. Apabila calon responden bersedia, peneliti kemudian menyepakati waktu wawancara bersama calon responden.
4. Membangun rapport. Menurut Moleong 2002, rapport adalah hubungan antara peneliti dengan subjek
penelitian yang sudah melebur sehingga seolah-olah sudah tidak ada lagi dinding pemisah diantara keduanya. Dengan demikian, subjek dengan sukarela dapat menjawab
pertanyaan atau memberi informasi yang kepada peneliti.
Universitas Sumatera Utara
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Setelah tahap persiapan penelitian dilakukan, maka peneliti memasuki tahap pelaksanaan penelitian.
1. Mengkonfirmasi ulang waktu dari tempat wawancara. Sebelum wawancara dilakukan, peneliti mengkonfirmasi ulang waktu dan tempat yang
sebelumnya telah disepakati bersama dengan responden. Konfirmasi ulang ini dilakukan sehari sebelum wawancara dilakukan dengan tujuan agar memastikan responden dalam
keadaan sehat dan tidak berhalangan dalam melakukan wawancara yang telah dilakukan. 2. Melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara.
Sebelum melakukan wawancara, peneliti meminta responden untuk menandatangani Lembar Persetujuan Wawancara yang menyatakan bahwa responden mengerti tujuan
wawancara, bersedia menjawab pertanyaan yang diajukan, mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian sewaktu-waktu serta memahami bahwa hasil
wawancara adalah rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Dalam melakukan wawancara, peneliti sekaligus melakukan observasi terhadap responden.
3. Memindahkan hasil rekaman hasil wawancara ke dalam bentuk transkrip verbatim. Setelah hasil wawancara diperoleh, peneliti memindahkan hasil wawancara ke dalam
verbatim tertulis. Pada tahap ini, peneliti melakukan koding yaitu membubuhkan kode- kode pada materi yang diperoleh. Koding dimaksudkan untuk dapat mengorganisasi dan
mensistematisasi data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari Poerwandari, 2001.
4. Melakukan analisa data. Bentuk transkrip verbatim yang telah selesai, kemudian dibuat salinannya dan diserahkan
kepada pembimbing. Pembimbing membaca verbatim berulang-ulang untuk mendapat
Universitas Sumatera Utara
gambaran yang jelas. Setelah itu, verbatim wawancara disortir untuk memperoleh hasil hasil yang relevan dengan tujuan penelitian dan diberi kode.
5. Menarik kesimpulan, membuat diskusi dan saran. Setelah analisa data selesai, peneliti menarik kesimpulan untuk menjawab permasalahan.
Dengan memperhatikan hasil penelitian, kesimpulan data dan dislusi yang telah dilakukan, peneliti mengajukan saran bagi penelitian selanjutnya.
3. Metode Analisa Data