Pendekatan Kualitatif Kredibilitas Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Kualitatif

Poerwandari 2007 yang menyatakan bahwa salah satu tujuan penting penelitian kualitatif adalah diperolehnya pemahaman yang menyeluruh dan utuh tentang fenomena yang diteliti dan sebagian besar aspek psikologis manusia juga sangat sulit direduksi dalam bentuk elemen dan angka sehingga akan lebih ’etis’ dan kontekstual bila diteliti dalam setting alamiah. Artinya tidak cukup mencari ”what” dan ”How Much” tetapi perlu juga memahaminya ”Why” dan ”How” dalam konteksnya. Banyaknya perilaku manusia yang sulit dikuantifikasikan, yang penghayatannya terhadap berbagai pengalaman pribadi, menyebabkan mustahil diukur dan dibakukan, apalagi dituangkan dalam satuan numerik. Poerwandari 2007 mengatakan pendekatan yang sesuai untuk penelitian yang tertarik dalam memahami manusia dengan segala kekompleksitasannya sebagai mahluk subjektif adalah pendekatan kualitatif. Hal ini disebabkan karena metode kualitatif berusaha memahami suatu gejala sebagaimana pemahaman responden yang diteliti, dengan penekanan pada aspek subjektif dari perilaku seseorang Poerwandari, 2007. Pembentukan identitas diri seorang korban sexual abuse merupakan hal yang bersifat subjektif sehingga perlu digali melalui metode kualitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan dinamika yang luas tentang pembentukan identitas diri pada remaja perempuan yang menjadi korban sexual abuse. Jenis penelitian kualitatif yang diapakai adalah penelitian deskriptif. Universitas Sumatera Utara

B. Partisipan dan Lokasi Penelitian 1. Partisipan penelitian

a. Karakteristik partisipan

Adapun karakteristik subyek yang digunakan dalam penelitian telah disesuaikan dengan tujuan penelitian yang akan diteliti adalah: a. Jenis kelamin perempuan. Tower 2002 juga mengungkapkan bahwa mayoritas korban kekerasan seksual adalah perempuan. b. Remaja akhir berusia 18-21 tahun. Bosma et. al 1994 menyatakan bahwa status identitas ini merupakan empat cara dalam mencapai identitas bagi remaja akhir usia 18-22 tahun. Status identitas dapat dilihat pada remaja akhir. c. Berdomisili di kota Medan. d. Korban kekerasan seksual setelah durasi 1 hingga 3 tahun lalu. Menurut Beitch-man et al dalam Tower, 2002, korban yang mengalami kekerasan membutuhkan waktu satu hingga tiga tahun untuk terbuka pada orang lain.

b. Jumlah partisipan penelitian

Dalam penelitian kualitatif, sampel tidak diarahkan pada jumlah yang besar, tidak ditentukan secara baku sejak awal tetapi dapat berubah sesuai dengan pemahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian Sarakantos dalam Poerwandari, 2001. Strauss dalam Irmawati, 2002 mengatakan juga bahwa tidak ada ketentuan baku mengenai jumlah minimal yang harus dipenuhi. Apabila data yang dikumpulkan telah cukup mendalam maka dapat diambil dengan jumlah sampel yang kecil. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 2 dua orang. Alasan utama pengambilan jumlah responden tersebut adalah adanya keterbatasan dari Universitas Sumatera Utara peneliti sendiri baik itu waktu, biaya maupun kemampuan peneliti serta berdasar laporan dari pihak PKPA dan YPI yang menyatakan bahwa sulit untuk menghubungi korban yang pernah dibina dan ditangani.

c. Prosedur pengambilan partisipan

Prosedur pengambilan partisipan dalam penelitian ini diawali dengan peneliti mencari informasi tentang kasus yang diambil, menelusuri pihak-pihak yang dianggap mengetahui informasi lebih banyak tentang kasus dan menemukan dua orang partisipan yang memenuhi karakteristik responden tersebut. Responden penelitian ini diperoleh dari Pusat Kajian dan Perlindungan Anak PKPA dan Yayasan Pusaka Indonesia YPI. Prosedur pengambilan sampel dalam penelitian ini berdasarkan konstruk operasional theory-basedoperational construct sampling. Sampel dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan, yaitu berjenis kelamin perempuan, usia remaja akhir 18-21 tahun, merupakan korban kekerasan seksual dan berdomisili di Medan. Hal ini dilakukan agar sampel benar-benar representatif artinya dapat mewakili fenomena yang dipelajari.

2. Lokasi penelitian

Peneliti melakukan penelitian di kota Medan karena partisipan bertempat tinggal di Medan, demikian juga hal nya dengan peneliti. Untuk memudahkan, lokasi penelitian akan disesuaikan dengan kesepakatan partisipan dan peneliti.

C. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, disesuaikan dengan masalah, tujuan penelitian, serta sifat objek yang diteliti. Namun dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam depth interview. Universitas Sumatera Utara

1. Wawancara

Data kualitatif diperoleh berdasarkan metode wawancara. Wawancara ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang berkenaan dengan topik yang diteliti dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut Banister dkk, 1994. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain. Melalui wawancara, peneliti bisa mendapatkan informasi yang mendalam in-depth information. Pendekatan wawancara yang digunakan adalah wawancara informal dan wawancara dengan pedoman umum. Proses wawancara sepenuhnya berkembang dari pertanyaan- pertanyaan spontan dalam interaksi alamiah. Meskipun begitu, wawancara dalam penelitian ini juga mencantumkan pedoman wawancara yang sangat umum yakni mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan. Dengan demikian, responden yang menjadi subjek penelitian tidak menyadari dirinya sedang mengalami situasi wawancara yang kaku dan formal untuk menggali data.

D. Alat Bantu Pengumpulan Data 1. Alat perekam Tape Recorder

Alat perekam digunakan sebagai alat bantu pengumpulan data agar peneliti mudah mengulang kembali rekaman wawancara dan dapat menghubungi subjek kembali apabila ada hal yang masih belum lengkap atau belum jelas. Dengan adanya alat perekam ini peneliti akan memperoleh data yang utuh karena sesuai dengan yang disampaikan partisipan dalam Universitas Sumatera Utara wawancara. Penggunaan alat perekam ini dilakukan dengan seizin partisipan Poerwandari, 2001

2. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian dan menjadi daftar pengecek apakah semua pertanyaan peneltian telah ditanyakan. Pedoman wawancara ini juga sebagai alat bantu untuk mengkategorisasikan jawaban sehingga memudahkan pada tahap analisis data lainnya. Pedoman wawancara ini berisikan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan tema penelitian dimana urutan pertanyaan akan bersifat fleksibel karena akan disesuaikan dengan situasi dan kondisi saat wawancara berlangsung.

E. Kredibilitas Penelitian

Kredibilitas adalah istilah pertama, paling banyak dipilih dan paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif untuk menggantikankan konsep validitas yang dimaksudkan untuk merangkum bahasan menyangkut kualitas penelitian kualitatif Poerwandari, 2007. Kredibilitas penelitian kualitatif terletak pada keberhasilan mencapai maksud mengeksplorasi masalah dan mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Kredibilitas penelitian ini nantinya terletak pada keberhasilan penelitian dalam mengungkapkan pembentukan identitas diri pada remaja perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual. Universitas Sumatera Utara

F. Prosedur Penelitian