Teknik Analisa Data Sejarah Terbentuknya Desa Sei Semayang.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan informasi atau data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut; 1. Studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data atau informasi menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah, surat kabar, tulisan yang ada kaitannya terhadap msalah yang diteliti. 2. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui Penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta yang berkaitan dengan msalah yang diteliti, yaitu: a Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek Penelitian. b Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan menyebarkan angket kepada masyarakat Desa Sei Semayang yang menjadi respondennya. c Wawancara, yaitu dimaksudkan untuk mengajukan pertanyaan secara tatap muka dengan responden yang bertujuan untuk melengkapi data yang diperlukan.

3.5. Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini, analisa data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif, yaitu dengan pendekatan kualitatif yang dengan menjabarkan hasil penelitian sebagaimana adanya dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1. Editing, yaitu meneliti data-data yang diperoleh dari penelitian 2. Koding, yaitu mengklasifikasikan jawaban-jawaban menurut macamnya. 3. Skala likert, untuk mengukur variable-variabel. Universitas Sumatera Utara 4. Membuat kategori untuk mengklasifikasikan agar data mudah dianalisis dan disimpulkan serta untk menjawab masalah yang ditemukan dalam penelitian sehingga jawaban yang beraneka ragam dapat disingkat. 5. Menghitung dan membuat tabel distribusi frekuensi. Universitas Sumatera Utara BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Sejarah Terbentuknya Desa Sei Semayang.

Nama Sei Semayang berasal dari nama sebuah pohon yang ada di dekat sungai. Pohon tersebut bernama pohon mayang. Karena banyaknya aktivitas yang dilakukan di sungai tersebut, seperti mencuci, mandi, dan keperluan lainnya maka lama-kelamaan orang- orang menyebutnya sungai semayang. Seperti biasa kebanyakan orang suka mempersingkat penyebutan nama daerah, maka disebutlah daerah itu menjadi Sei Semayang wawancara bapak Subadi 26 Oktober 2010. Ada versi lain yang menyebutkan asal nama Desa Sei Semayang tersebut. Menurut bapak Rojak wawancara saya, 26 Oktober 2010, bahwa dahulu Sei Semayang adalah tempat persinggahan bagi orang-orang yang dalam perjalanan dari arah Medan ke arah Langkat atau sebaliknya. Di Sei Semayang ini ada sungai yang cukup besar dan biasanya dijadikan tempat untuk bersembahyang. Orang-orang menyebut daerah itu dengan sebutan sungai Sembahyang dan berubah menjadi Sei Semayang. Di zaman Belanda desa ini bernama Rofferdam-A. Setelah itu berubah menjadi desa Sei Semayang yang dipimpin oleh kepala kampung yang bernama Paiman pada tahun 1946- 1963. Pada tahun 1965 tepatnya pada tanggal 30 September, Desa Sei Semayang dipimpin oleh NG.Sembiring sebagai pejabat kepala kampung desa, selanjutnya melalui pemilihan kepala desa Sei Semayang NG Sembiring terpilih menjadi Kepala Desa Sei Semayang sampai Tanggal 11 Mei 2001. Universitas Sumatera Utara

4.2. Letak dan Batas Wilayah Desa