Program raskin juga dilaksanakan di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal, karena sebagian besar masyarakatnya yang berjumlah 18 Dusun mayoritas masyarakat
miskin. Dengan adanya program tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai bagaimana respon masyarakat terhadap program raskin khususnya di Kecamatan Sunggal
Desa Sei Semayang dengan judul “Respon masyarakat terhadap Program Beras Bagi Masyarakat Miskin di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,maka permasalahan
dalam penelitian ini adalah ’’Bagaimana respon masyarakat terhadap program beras bagi masyarakat miskin di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli
Serdang’’.
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada maka penelitian ini bertujuan untuk
’’Mengetahui respon masyarakat terhadap program beras bagi masyarakat miskin di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang’’.
1.3.2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi pihakinstansi yang berkaitan langsung dengan Program Raskin dan juga menjadi acuan dalam membuat
rencana kerja program dalam membahas kajian program kesejahteraan sosial berkelanjutan yang dilaksanakan oleh pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Sistematika Penulisan
Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, definisi konsep dan definisi
operasional
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi, dan sampel, teknik pengumpulan data, serta teknik analisis data.
BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
Bab iniberisikan sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini.
BAB V : ANALISA DATA
Bab ini berisikan tentang uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta dengan analisisnya.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang bermanfaat sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Respon Masyarakat
Pada pengamatan berlangsung perangsang-perangsan. Stimulus berarti rangsangan dan respon berarti tanggapan. Rangsangan diciptakan untuk memunculkan tanggapan.
Respon lambat-laun tertanam atau diperkuat melalui percobaan yang berulang-ulang Djamarah, 2002:23.
Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S - R atau suatu
kaitan Stimulus - Respon. Dalam hal ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. Pendekatan ini dipelopori oleh J.B. Watson kemudian dikembangkan
oleh banyak ahli, seperti B.F.Skinner, dan melahirkan banyak sub-aliran, yaitu: a.
Pendekatan kognitif Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana
individu organisme aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu melakukan proses
mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang. b.
Pendekatan psikoanalisa Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud yang meyakini bahwa
kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau dorongan.
Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.
Universitas Sumatera Utara
c. Pendekatan fenomenologi
Pendekatan fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalaman subyektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri
dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Hal ini berarti melihat tingkah laku seseorang selalu
dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya. Sedangkan respon atau tanggapan adalah kesan-kesan yang dialami jika perangsang
sudah tidak ada. Jadi, jika proses pengamatan sudah berhenti, dan hanya tinggal kesan- kesannya saja, peristiwa sedemikian ini disebut tanggapan. Defenisi tanggapan ialah
gambaran ingatan dari pengamatan Kartono, 1984:57. Dalam hal ini untuk mengetahui respon masyarakat dapat dilihat melalui persepsi, sikap dan partisipasi masyarakat.
Jadi berbicara mengenai respon tidak terlepas dari pembahasan persepsi, sikap dan partisipasi masyarakat.
a. Persepsi menurut Morgan, King dan Robinson adalah suatu proses diterimanya suatu
rangsangan obyek, kualitas, hubungan antar gejala maupun peristiwa dengan cara melihat dan mendengar dunia disekitar kita, dengan kata lain persepsi dapat juga didefinisikan
sebagai segala sesuatu yang dialami manusia Adi, 2000 : 105. Jadi yang dimaksud dengan persepsi adalah suatu proses yang dimulai dari
penglihatan dan pendengaran hingga terbentuk tanggapan yang terjadi pada diri individu sehingga individu sadar akan segala sesuatu dalam lingkungannya melalui indera-indera
yang dimilikinya Mahmud, 1990:55. Penglihatan dan Pendengaran seseorang dapat dilihat melalui dengan cara
mencermati, memahami dan menilai segala sesuatu yang terjadi di dalam lingkungan sehingga terbentuk tanggapan dari dirinya.
Fenomena lain yang terpenting dengan persepsi adalah atensi. Atensi adalah suatu proses penyeleksian input yang diproses dalam kaitan dengan pengalaman. Oleh karena itu
Universitas Sumatera Utara
atensi ini menjadi bagian yang terpenting dalam proses persepsi. Sedangkan atensi itu banyak mendasarkan diri pada proses yang disebut filtering atau proses untuk menyaring
informasi yang ada pada lingkungan, karena sensori channel kita tidak mungkin memproses semua rangsangan yang berada pada lingkungan kita Adi, 2000 : 14.
Hal-hal yang mempengaruhi atensi seseorang dapat dilihat dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi atensi adalah :
1. Motif dan kebutuhan.
2. Preparator set, yaitu kesiapan seseorang untuk berespon terhadap suatu input
sensori tertentu tetapi tidak pada input yang lain. 3.
Minat Interest. Faktor eksternal yang mempengaruhi atensi adalah:
1. Intensitas dan ukuran. Misalnya makin keras suatu bunyi maka akan semakin
menarik perhatian seseorang. 2.
Kontras dengan hal-hal baru. 3.
Pengulangan. 4.
Pergerakan Adi, 2000 : 105. Bila berbicara tentang respon tidak lepas dari perubahan konsep sikap. Sikap
merupakan kecenderungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku tertentu jika ia menghadapi suatu rangsangan.
Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang terhadap objek-objek tertentu sepserti perubahan lingkungan atas situasi lain. Sikap yang muncul
dapat positif yakni cenderung menyenangi, mendekati, mengharapkan suatu objek, atau muncul sikap negatif yakni menghindari, membenci suatu objek Adi, 2000 : 178.
Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada
Universitas Sumatera Utara
orang tersebut untuk membuat respon atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya Walgito, 1999:110.
Ciri-ciri sikap adalah sebagai berikut: a.
Dalam sikap selalu terdapat hubungan subjek-objek. Tidak ada sikap yang tanpa objek. Objek ini bisa berupa benda, orang, ideologi, nilai-nilai sosial, lembaga
masyarakat dan sebagainya. b.
Sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman dan latihan.
c. Karena sikap dapat dipelajari, maka sikap dapat berubah-ubah, meskipun relatif sulit
berubah. d.
Sikap tidak menghilang walau kebutuhan sudah dipenuhi. e.
Sikap tidak hanya satu macam saja, melainkan sangat beragam sesuai dengan objek yang menjadi pusat perhatiannya.
f. Dalam sikap tersangkut juga faktor motivasi dan perasaan Adi, 2000:179.
Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan masyarakat untk secara aktif berperan serta dalam proses pembangunan secara menyeluruh. Partisipasi aktif masyarakat
dalam pelaksanaan program pembangunan memerlukan kesadaran warga masyarakat akan minat dan kepentingan yang sama. Strategi yang biasa diterapkan adalah melalui strategi
penyadaran. Untuk berhasilnya program pembangunan desa tersebut, warga masyarakat dituntut untuk terlibat tidak hanya dalam aspek kognitif dan praktis tetapi juga ada
keterlibatan emosional pada program tersebut. Hal ini diharapkan dapat memberi kekuatan dan perasaan untuk ikut serta alam gerakan perubahan yang mencakup seluruh bangsa.
Selain persepsi dan sikap, partisipasi juga menjadi hal yang sangat penting bahkan mutlak diperlukan dalam mengukur respon. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat
secara aktif dan terorganisasikan dalam seluruh tahapan pembangunan, sejak tahap sosialisai, persiapan, perencanaan, pelaksanaan, pemahaman, pengendalian, evaluasi
Universitas Sumatera Utara
sehingga pengembangan atau perluasannya. Pendekatan partisipasi bertumpu pada kekuatan masyarakat untuk secara aktif berperan serta dalam proses pembangunan secara
menyeluruh. Partisipasi atau keikutsertaan para pelaku dalam masyarakat untuk terlibat dalam proses pembangunan ini akan membawa manfaat dan menciptakan pertumbuhan
ekonomi didaerah Suprapto, 2007 : 8. Partisipasi ditinjau dari fungsi yang diambil oleh masyarakat pelaku untuk suatu
program, fungsi yang dapat diambil oleh masyarakat dalam berpartisipasi antara lain ialah: 1
Berperan serta dalam menikmati hasil pembangunan. Karena semua sudah dikerjakan oleh pihak luar maka masyarakat tinggal menerima berupa hasil
pembangunan misalnya gedung sekolah, pos KB, pembibitan tanaman, masyarakat tinggal menerima bibitnya. Partisipasi ini jelas mudah, namun menikmati belum
berarti memelihara. 2
Berperan serta dalam melaksanakan program pembangunan hal ini terjadi karena pihak luar masyarakat, sudah mengerjakan persiapan, perencanaan, dan
menyediakan semua kebutuhan program. Masyarakat tinggal melaksanakan, dan setelah itu baru dapat menikmati hasilnya. Misalnya dalam membangun jalan,
masyarakat ikut serta meratakan jalan dan menatamerapikan batu. Pemagaran rumah, masyarakat tinggal memasang alat-alatbahan yang sudah disediakan,dll.
3 Berperan serta dalam memelihara hasil program. Fungsi ini lebih sulit, apalagi kalau
masyarakat tidak terlibat dalam pelaksanaan. Sulit, bukan saja karena tidak mempunyai keterampilan, tetapi yang lebih penting karena mereka merasa tidak
memiliki program tersebut. Pada umumnya masyarakat bersedia memelihara satu gedung milik umum di desa jika mereka ikut ambil bagian dalam membangunnya,
bahkan ikut menyumbang sebagian bahan. Contoh lain, masyarakat bersedia menanam dan memelihara bibit tanaman dari proyek pembibitan kalau masyarakat
ikut berkorban atau berpartisipasi selama pembibitan dipersiapkan dan dilaksanakan.
Universitas Sumatera Utara
4 Berperan serta dalam menilai program. Fungsi ini kadang diambil masyarakat karena
diminta oleh penyelenggara program dan masyarakat merasa program tidak sesuai dengan aspirasinya Suprapto, 2007 : 11 .
Dari beberapa fungsi diatas maka dapat diketahui bahwa partisipasi memiliki hubungankaitan dengan frekuensi dan kualitas yaitu:
1. Frekuensi Kaitan Partisipasi dengan Frekuensi ialah bahwa partisipasi merupakan keterlibatan
masyarakat dimana keterlibatan tersebut harus memiliki frekuensi yang baik dan teratur agar masyarakat dapat melaksanakan program pembangunan dengan penuh
persiapan, perencanaan, pemahaman dan evaluasi. Contoh: berperan serta dalam bersosialisasi untuk menilai suatu program
2.Kualitas Kaitan Partisipasi dengan Kualitas ialah bahwa dalam melaksanakan suatu program
harus diperlukan sikap yang berkualitas pada masyarakat tersebut dan keterlibatan masyarakat yang bertata laku dengan baik maka mereka akan menjadi terinternalisasi
dengan sikap dan nilai pribadi yang kondusif terhadap kualitas. Contoh: berperan serta dalam melaksanakan suatu program
Partisipasi masyarakat juga mengikutsertakakan masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada dimasyarakat, pemilihan dan pengambilan
keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah dan keterlibatan masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi
Isbandi, 2007 : 27. Partisipasi dapat dibagi menjadi 6 pengertian yaitu:
1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta
dalam pengambilan keputusan.
Universitas Sumatera Utara
2. Partisipasi adalah pemekaan membuat peka pihak masyarakat untuk meningkatkan
kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-proyek pembangunan.
3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang
ditentukannya sendiri. 4.
Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk
melakukan hal itu. 5.
Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya
memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan dampak-dampak sosial. 6.
Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan mereka Mikkelsen, 1999 : 64.
Jadi definisi partisipasi di atas dapat dibuat kesimpulan bahwa partisipasi adalah keterlibatan aktif dari seseorang atau sekelompok orang masyarakat secara sadar untuk
berkontribusi secara sukarela dalam program pembangunan dan terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan sampai pada tahap evaluasi.
Dalam merespon stimulus, tidak terlepas dari subjek dan objeknya. Subjek merupakan orang yang merespon dan objek merupakan stimulus atau yang akan direspon.
Dalam hal ini yang menjadi subjeknya adalah masyarakat sasaran penerima manfaat Raskin dan yang menjadi objeknya adalah program Raskin.
Masyarakat dalam bahasa Inggris adalah Society yang berasal dari kata Socius yang artinya kawan. Hidup dalam masyarakat berarti adanya interaksi sosial dengan orang-orang
disekitar dan dengan demikian mengalami pengaruh dan mempengaruhi orang lain. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa masyarakat merupakan kesatuan hidup manusia yang
Universitas Sumatera Utara
berinteraksi menurut sistem adat-istiadat yang bersifat kontiniu dan terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat adalah kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia yang terikat oleh suatu sistem adat-istiadat yang tertentu.
Sedangkan Selo Sumardjan menyatakan bahwa masyarakat ialah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan Wahyu, 1996:59.
Unsur atau ciri masyarakat menurut konsep Horton dan Hunt adalah: 1.
Kelompok manusia, yang sedikit banyak memiliki kebebasan dan bersifat kekal. 2.
Menempati suatu kawasan. 3.
Memiliki kebudayaan. 4.
Memiliki hubungan dalam kelompok yang bersangkutan. Sedangkan menurut Fairchild, unsur atau ciri masyarakat adalah:
1. Kelompok manusia.
2. Adanya keterpaduan atau kesatuan diri berlandasakan kepentingan utama.
3. Adanya pertahanan dan kekekalan diri.
4. Adanya kesinambungan.
5. Adanya hubungan yang pelik diantara anggotanya.
Diantara istilah masyarakat yang telah dikemukakan diatas, tidak terdapat perbedaan pendapat tentang ungkapan yang mendasar, justru yang ada mengenai persamaannya.
Namun yang utama, masyarakat itu merupakan kelompok atau kolektivitas manusia yang melakukan antar hubungan, sedikit banyak bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan
tumbuh bersama, serta telah melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif lama dan merupakan suatu sistem hidup bersama dimana mereka menciptakan nilai,
norma dan kebudayaan bagi kehidupan mereka Setiadi, 2007:80.
Universitas Sumatera Utara
Dengan akhirnya bahwa masyarakat mengandung pengertian yang sangat luas dan dapat meliputi seluruh umat manusia. Masyarakat terdiri dari berbagai kelompok besar
maupun kecil tergantung pada jumlah anggotanya. Wahyu, 1986:60. Jadi yang dimaksud dengan respon masyarakat adalah tingkah laku balas atau
tindakan masyarakat yang merupakan wujud dari persepsi dan sikap masyarakat terhadap suatu objek yang dapat dilihat melalui proses pemahaman, penilaian, pengaruh atau
penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan terhadap objek tersebut Elisa:2009.
2.2 Kemiskinan