Latar Belakang Masalah Respon Masyarakat Terhadap Program Beras Untuk Keluarga Miskin Di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Tidak ada satu negara di muka bumi ini yang melewatkan pembangunan. Pembangunan sudah menjadi bagian dari proses terbentuknya peradaban manusia. Tujuan dari pembangunan di indonesia adalah untuk meningkatkan tingkat hidup dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia seperti yang diamanatkan oleh UUD tahun 1945. Pada dasarnya pembangunan harus ditujukan untuk membangun kehidupan penduduk yang bermartabat, berkualitas secara berkelanjutan, antara lain menyangkut akses penduduk khususnya penduduk miskin terhadap pemenuhan hak dasar atas pangan, kesehatan, pendidikan, kesempatan kerja, perumahan air bersih, pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup, perlindungan hak atas tanah, rasa aman, serta kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi dalam program pembangunan. Fungsi pembangunan dapat dirumuskan ke dalam tiga tugas utama yang harus dilakukan sebuah negara dan bangsa, yakni pertumbuhan ekonomi, perawatan masyarakat dan pengembangan manusia. Fungsi perawatan masyarakat dan pengembangan manusia inilah yang sebenarnya merupakan substansi dari pembangunan kesejahteraan sosial yang menopang pembangunan ekonomi Suharto, 2005 : 6. Sementara itu, salah satu permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah dalam pembangunan yaitu masalah kemiskinan. Masalah kemiskinan terus menerus menjadi masalah yang berkepanjangan, bahkan sampai sekarang dapat dikatakan semakin memprihatinkan. Kemiskunan tercermin dari belum terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin.Hak-hak dasar tersebut antara lain adalah hak atas pangan, kesehatan, perumahan, pendidikan, pekerjaan, tanah, sumber daya alam, air bersih, dan sanitasi, rasa aman serta hak Universitas Sumatera Utara untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan kebijakan publik dan proses pembangunan. Sedangkan dampak dari kemiskinan yaitu jutaan anak tidak biasa mengenyam pendidikan yang berkualitas, kesulitan membiayai kesehatan, kurangnya akses terhadap pelayanan publik, kurangnya lapangan pekerjaan, kurangnya tabungan dan tidak adanya investasi, dan tidak adanya perlindungan terhadap keluarga.. Oleh karena itu, kemiskinan merupakan masalah pokok nasional yang penanggulanggannya tidak dapat ditunda dengan dalil apapun dan harus menjadi prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Kemiskinan pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kemiskinan kronis atau kemiskinan struktural yang terjadi terus menerus dan kemiskinan sementara yang ditandai dengan menurunnya pendapatan masyarakat secara sementara sebagai akibat dari perubahan siklus ekonomi dari kondisi normal menjadi kondisi krisis dan bencana alamGrafika:2001:53 Badan Pusat Statistik BPS mencatat jumlah persentase penduduk miskin pada periode 1997-2007 meningkat dari tahun ke tahun. Pada periode 1999 jumlah penduduk miskin meningkat 13,96 juta karena krisis ekonomi, yaitu dari 34,01 juta pada tahun 1996 menjadi 47,97 juta pada tahun 1999. persentase jumlah penduduk miskin dari 17,47 menjadi 23,43 pada periode yang sama. Peningkatan jumlah persentase penduduk miskin terjadi karena adanya kenaikan BBM, pada maret 2008 posisi terakhir angka kemiskinan dari BPS, jumlah penduduk miskin mencapai 34,96 juta orang 15,42, dibandingkan dengan jumlah miskin pada tahun 2007 yang berjumlah 37,17 juta orang 16,58 Depkeu.go.id. Sementara itu, jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2010 penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan di Indonesia mencapai 31,02 juta 13,33 http:wwwbps.go.di di akses pada tanggal 28 agustus 2010 pukul 10.25 wib. Universitas Sumatera Utara Sedangkan di Sumatera Utara sendiri menurut hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Susenas yang dilaksanakan pada bulan Maret 2010 menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin ada sebanyak 1.490.900 orang atau sebesar 11,31 terhadap jumlah penduduk seluruhnya. Kondisi ini masih lebih baik jika dibandingkan dengan tahun 2009 yang jumlah penduduk miskinnya sebanyak 1.499.700.http;sumut.BPS.go.id.2010.pdf di akses pada tanggal 28 agustus 2010 pukul 10.35 wib. Tidak hanya itu, meningkatnya jumlah penduduk miskin di Indonesia terjadi karena tidak adanya kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan pokoknya menurut standart yang dibuat oleh Bank Dunia, yang dikenal dengan garis kemiskinan yang menunjukkan batas terendah seseorang untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia yang layak. Tidak terpenuhinya kebutuhan pokok merupakan bentuk tidak adanya kesejahteraan manusia dan akan mengarah pada timbulnya masalah baru pada kehidupan manusia. Dalam model kebutuhan pokok telah diidentifikasikan kebutuhan dasar yaitu makanan, pakaian, kesehatan, pendidikan, kebersihan, transportasi dan partisipasi masyarakat. Sementara menurut Abraham Maslow, kebutuhan yang ada pada manusia adalah bawaan, dan tersusun menurut tingkatan atau bertingkat. Kebutuhan manusia yang tersusun secara bertingkat yaitu kebutuhan dasar fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta kasih dan memiliki, kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan akan aktualisasi diri. Menurut Maslow, kebutuhan yang ada di tingkat paling dasar, merupakan kebutuhan yang pemuasannya lebih mendesak daripada yang ada diatasnya. Artinya kebutuhan pokok manusia terutama pangan merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk dipenuhi karena kebutuhan ini berhubungan dengan kelangsungan hidup manusia. Karena adanya kemiskinan itu, maka pemerintah membuat program untuk mengatasi kemiskinan. Program-program yang telah dibuat oleh pemerintah tidaklah sedikit. Program pemerintah yang telah berjalan antara lain yaitu Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri PNPM Mandiri, Program Bantuan Untuk Keluarga Miskin Gakin, Universitas Sumatera Utara Bantuan Langsung Tunai BLT, dan Bantuan Operasional Sekolah BOS. Semua itu merupakan upaya pemerintah dalam mencoba memerangi kemiskinan. Hal ini berarti pula Pemerintah telah berusaha memikirkan perubahan strategi pembangunannya yaitu salah satunya dengan menggunakan model kebutuhan pokok. Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan pokok yang menjadi hak setiap warga negara, maka pemerintah menetapkan kebijakan penyediaan dan penyaluran beras bersubsidi bagi kelompok masyarakat miskin Raskin. Penyaluran beras bersubsidi ini telah membantu sebagian besar masyarakat miskin sehingga beban pengeluaran rumah tangga untuk kebutuha pangan dapat dikurangi, yang pada akhirnya memberikan kontribusi positif dalam upaya penanggulangan kemiskinan di Indonesia. Program ini dibentuk agar keluarga miskin mempunyai akses yang baik terhadap pangan, dalam hal harga dan ketersediaan. Program raskin sebagai implementasi kebijakan subsidi pangan terarah merupakan upaya peningkatan kesejahteraan sosial pemerintah terhadap keluarga miskin.Secara vertikal, program Raskin akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan dan ketahanan pangan rumah tangga. Sedangkan secara horizontal maka program ini merupakan transfer energi yang mendukung program perbaikan gizi, peningkatan kesehatan, peningkatan kualitas pendidikan yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja Jukni Pelaksanaan Raskin Pripinsi Sumatera Utara, 2004. Program Raskin dimulai sejak tahun 1998 dengan nama Operasi Pasar Khusus OPK Beras. Program ini merupakan salah satu usaha pemerintah untuk mendistribusikan pendapatan kepada keluarga miskin sebagai akibat krisis http:www.menkokesra.go.idcontentview 9776354 diakses pada tanggal 10 Mei 2010 pukul 16.15 WIB. Pada tahun 2002 OPK beras diubah menjadi program beras untuk keluarga miskin raskin. Dengan maksud untuk mempertajam sasaran program. Dengan nama Raskin, maka masyarakat akan lebih memahami bahwa bantuan beras ini hanya untuk keluarga miskin, Universitas Sumatera Utara selain itu juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat, sehingga yang tidak tergolong miskin akan merasa malu apabila menerima program ini. Program Raskin ini merupakan sebuah program beras bersubsidi bagi keluarga yang menyediakan 15 Kgkepala keluarga bulan dengan harga Rp 1.000,00Kg dititik distribusi pusat informasi Desa Sei Semayang. Program raskin dilaksanakan diseluruh wilayah Indonesia karena program Raskin merupakan program nasional yang ditujukan bagi semua warga masyarakat yang merupakan sasaran penerima Raskin. Hal ini berarti Program Raskin beroperasi disemua wilayah tanpa membedakan kondisi kemiskinan wilayah karena Rumah Tangga Miskin RTM tersebar disemua wilayah dari propinsi sampai desakelurahan. Namun demikian, tinjauan dokumen menunjukkan bahwa pada beberapa kasus yang terdapat di kecamatan atau desakelurahan yang tidak menerima Raskin selama beberapa waktu tertentu karena adanya tunggakan, penyelewengan pelaksanaan, atau permintaan pihak kecamatan http:www.ppk.or.iddownloadsefektivitaspelaksanaanraskin.pdf diakses pada tanggal 10 Mei 2010 pukul 17.20 WIB Hasil penelitian program raskin sebelumnya pernah dilaksanakan di 8delapan provinsi terpilih, yaitu Sumatra Utara, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara Barat, didapatkan bahwa kuantitas Raskin yang dibeli keluarga miskin lebih sedikit dari jatah yang seharusnya, yaitu 20 kgKK miskin, dengan alasan pemerataan sebagai akibat jumlah KK miskin lebih besar daripada jumlah beras yang di drop di desa. Harganya lebih tinggi daripada yang seharusnya Rp 1000kg, karena alasan biaya ankut transportasi. Oleh sebab itu, masyarakat dibeberapa provinsi tersebut kebanyakan merespon negatif karena kuantitas beras yang mereka dapatkan belum cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan rumah tangganya. Hal ini dikarenakan adanya pengurangan jatah beras yang dilakukan oleh penyalur tim raskin http: majalah pangan.com diakses pada 28 agustus 2010 pukul 11.00 WIB Universitas Sumatera Utara Program raskin juga dilaksanakan di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal, karena sebagian besar masyarakatnya yang berjumlah 18 Dusun mayoritas masyarakat miskin. Dengan adanya program tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai bagaimana respon masyarakat terhadap program raskin khususnya di Kecamatan Sunggal Desa Sei Semayang dengan judul “Respon masyarakat terhadap Program Beras Bagi Masyarakat Miskin di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang.

1.2. Perumusan Masalah