2.4.1 Penentuan Pagu dan Alokasi
1. Kuantum Pagu Raskin Nasional ditetapkan berdasarkan besarnya subsidi Pangan
Raskin yang disediakan Pemerintah dalam APBN. 2.
Gubernur selaku penanggung jawab tin koordinasi program Raskin provinsi, mengalokasikan kuantum pagu Raskin kepada masing-masing pada data
kemiskinan BPS yang ditetapkan dalam keputusan Gubernur. 3.
Berdasarkan pagu Raskin KabupatenKota, tim koordinasi program Raskin masing-masing KabupatenKota mengaloksikan kuantum pagu Raskin kepada
masing-masing Kecamatan dan DesaKelurahan, dengan mengacu pada data RTM dari BPS, dengan mempertibangkan kondisi objektif daerah yang
ditetapkan dalam keputusan BupatiWalikota. 4.
Tim Raskin Provinsi dapat mengusulkan, kepada Gubernur untuk merelokasi pagu Raskin ke KabupatenKota yang dinilai tidak dapat mendistribusikan beras
Program Raskin sesuai ketentuan yang telah ditetapkan.
2.4.1.2 Organisasi dan Penanggung Jawab Raskin
Penanggung jawab pelaksanaan dan pemantauan Raskin di tingkat provinsi adalah Gubernur dan di KabupatenKota. Dalam pelaksanaan secara fungsional didukung
oleh Tim koordinasi Raskin di tingkat provinsi dan tingkat KabupatenKota yang terdiri dari instansi terkait dan berbagai pihak yang dipandang perlu Perguruan tinggi, LSM dan
institusi kemasyarakatan lainnya. Penanggung jawab penyediaan dan pendistribusian beras Raskin dari gudang Perum
Bulog sampai titik ditribusi, maupun penyelesaian administrasi dan penyelesaian pembayaran adalah Kasub DriveKakanlog sesuai tingkatan wilayah operasionalnya. Dalam
pelaksanaannya, Kasub DivreKakanlog membentuk Satgas Raskin, PemkabPemko
Universitas Sumatera Utara
setempat sesuai dengan tingkatan wilayahnya turut bertanggungjawab dalam penyelesaian administrasi dan pembayaran Raskin.
Penanggung jawab data dasar untuk penetapan keluarga Sasaran Penerima Manfaat Raskin adalah Kepala BKKBN setempat. Penanggung jawab penetapan jumlah kelurga
miskin dan kuantum beras adalah GubernurBupatiWalikota sesuai tingkatan wilayahnya sebagai hasil konsultasi teknis dengan instansi terkait dengan mempertimbangkan kondisi
objektif daerah yang bersangkutan. Penanggung jawab pengesahan keluarga miskin yang menerima Raskin di setiap
titik distribusi adalah camat sebagai hasil musyawarah desa yang ditetapkan oleh kepala desa yang ditetapkan oleh kepala desalurah setempat. Penggung jawab penanganan
pengaduan masyarakat adalah kepala dinasbadan BPM bersama-sama unsur-unsur inspektorat dan pengawasan DriveSub DivreKanlog Bulog.
2.4.1.3 Penentuan Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat
1. Data dasar penentuan RTM sasaran adalah hasil pendapatan sosial ekonomi BPS
2. Prioritas penerima manfaat beras Raskin adalah untuk seluruh RTM dengan
kategori sangat miskin, miskin dan untuk seluruh RTM dengan kategori hampir miskin.
3. Dalam hal ini penurunan RTM sasaran kategori hampir miskin ditentukan sesuai
kondisi objektif di lapangan dan ditetapkan berdasarkan musyawarah desakelurahan setempat.
4. Identitas RTM penerima manfaat Program Raskin, harus sesuai dengan daftar
nama dan alamat RTM yang telah ditetapkan BPS KabupatenKota.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1.4 Musyawarah DesaKelurahan
1. Musyawarah DesaKelurahan adalah forum komunikasi ditingkat desakelurahan
yang dipimpin kepala DesaLurah, dihadiri oleh perangkat desakelurahan, lembaga pemberdayaan masyarakat dan tokoh agama untuk mendapatkan
kesepakatan tentang: -
Daftar nama RTM penerima manfaat -
Jadwal, waktu dan tempat distribusi -
Besaran biaya distribusi dari titik distribusi kepada RTM penerima manfaat.
2. Musyawarah desakelurahan dilaksanakan secara periodik minimal 1 satu tahun
sekali dan diselenggarakan sebelum beras program Raskin di distribusikan. 3.
Hasil musyawarah desakelurahan dituangkan dalam berita acara musyawarah desakelurahan yang ditandatangani kepala desalurah, badan permusyawaratan
Desa BPD dan diketahui oleh Camat setempat, dengan melampirkan daftar nama-nama Rumah Tangga Miskin Penerima Manfaat DPM-1 dan daftar hadir
peserta musyawarah. 4.
Daftar nama-nama RTM hasil musyawarah desamusyawarah kelurahan ditempel dalam Papan Pengumuman DesaKelurahan dan dilaporkan secara
berjenjang ketingkat Kecamatan, KabupatenKota dan Provinsi. 5.
Daftar Rumah Tangga MiskinSasaran Penerima Manfaat DPM-1 dijadikan dasar sebagai penerbit Surat Permintaan Alokasi SPA oleh BupatiWalikota
kepada perum BULOG melalui Sub Drive setempat.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1.5 Mekanisme Distribusi
1. BupatiWalikota mengajukan Surat Permintaan Alokasi SPA kepada Kepala
Sub Divisi Regional Perum BULOG berdasarkan Alokasi pagu Raskin dan Rumah Tangga
sasaran penerima manfaat di masing-masing KecamatanDesaKelurahan.
2. SPA yang tidak dapat dilayani sebagian atau seluruhnya dalam jangka waktu 3
tiga bulan, maka pagu dapat direlokasikan kedaerah lain dengan penerbitkan SPA baru yang menunjukkan pada SPA yang tidak dapat dilayani,
3. Berdasarkan SPA, Sub Drive menerbitkan SPPBDO beras untuk masing-masing
KecamatanKelurahanDesa kepada pelaksana Raskin. Apabila terdapat tunggakan Harga Penjualan Beras HPB pada periode sebelumnya maka
penerbitan SPPBDO periode berikutnya ditangguhkan sampai ada pelunasan. 4.
Berdasarkan SPPBDO, pelaksanaan Raskin mengambil beras digudang penyimpanan Perum BULOG, mengangkut dan menyerahkan beras Raskin
kepada pelaksana Distribusi. Kualitas beras yang diserahkan, sesuai dengan standar kualitas BULOG. Apabila tidak memenuhi standar kualitas maka beras
dikembalikan kepada pelaksana Raskin untuk ditukardiganti. 5.
Serah terima beras Raskin dari pelaksana Raskin kepada pelaksana distribusi di titik Distribusi dibuktikan dengan Berita Acara Serah Terima BAST yang
merupakan pengalihan tanggung jawab. 6.
Pelaksanaan Distribusi menyerahkan beras kepada Rumah Tangga Miskin. 7.
Mekanisme distribusi secara rinci diatur dalam Pedoman Teknis Raskin KabupatenKota. Disesuaikan dengan kondisi objektif masing-masing daerah.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1.6 Administrasi Distribusi
1. Penyerahan beras dititik Distribusi dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima
BAST yang ditandatangani oleh Satker Sub Drive sebagai pihak yang menyerahkan dan Pelaksanaan Distribusi Sebagai Pihak yang menerima beras.
BAST tersebut diketahui dan ditandatangani oleh Kepala DesaLurahCamat atau pejabat yang mewakiliditunjuk. Nama dan identitas penandatanganan
dicatumkan secara jelas dan dicapstempeldesakelurahanKecamatan. 2.
Berdasarkan BAST, Sub Drive membuat rekapilutasi Berita Acara Raskin masing-masing desakelurahan MBA-0 yang ditandatangani oleh Satker Raskin
Sub Drive dan Satker Raskin Kecamatan serta serta diketahui dan ditandatangani oleh Camat atau pejabat yang mewakiliditunjuk.
3. Berdasarkan MBA-0, Sub Drive membuat rekapilutasi Berita Acara Pelaksanaan
Raskin Kecamatan MBA-1 yang ditandatangani oleh Kasub Drive dan BupatiWalikota atau pejabat yang mewakili, serta seorang saksi dari Tim
Program Raskin KabupatenKota. Nama dan identitas penandatanganan dicantumkan secara jelas dan dicapstempel.
4. Pembuatan MBA-1 bisa dilakukan secara bertahap tanpa harus menunggu
selesainya seluruh pendistribusian bulan bersangkutan. Dengan demikian dalam satu KabupatenKota untuk bulan alokasi yang sama dimungkinkan dibuat lebih
dari satu satu MBA-1. MBA-1 Asli dikirimkan ke Drive provinsi dengan dilampiri copy SPA dan Rekap SPPBDO Asli MDO. Sebelum MBA-1 berikut
lampirannya dikirim ke Drive propinsi, terlebih dahulu dilakukan verifikasi untuk menguji kelengkapan dan ketetapan dokumen administrasi.
5. Selanjutnya dikirim ke kantor pusat Perum BULOG.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1.7 Biaya Operasional Raskin
1. Biaya Operasi raskin disediakan untuk memenuhi kebutuhan biaya yang
berkaitan dengan pelaksanaan Raskin sampai dengan di Titik Distribusi menjadi perum BULOG.
2. Pengeluaran biaya operasional Raskin dilakukan secara efisiensi.
3. Biaya Raskin terdiri dari biaya umum dan biaya operasional, termasuk pajak,
Biaya umum antara lain digunakan untuk pembuatan brosur, poster dan lain-lain. 4.
Biaya operasional terdiri dari biaya distribusi dan biaya pendukung. Biaya distribusi meliputi biaya angkutan, pengemasan bila diperlukan, susut, cadangan
resiko uang palsu dll. Biaya pendukung antara lain meliputi biaya administrasi seperti ATK, materi, biaya transfer dan lain-lain. Biaya pendukung selanjutnya
pembuatan laporan, honor, biaya koordinasi dan biaya rapat, biaya sosialisasi, monitoring dan evaluasi yang tidak dibiayai dari APBN.
5. Ongkos dari titik distribusi sampai ke penerima manfaat di alokasikan dari
APBN setempat atau swadaya masyarakat. 6.
Pengeluaran biaya operasional Raskin harus di pertanggung jawabkan dengan dilengkapi bukti-bukti pengeluaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
realisasi biaya operasional Raskin dilaporkan ke Drive Perum BULOG.
2.4.2 Mekanisme Pembayaran dan Administrasi HPB Raskin