bekerja juga diperlukan sebagai salah satu pencegahan terjadinya kontaminasi.
Kebiasaan mencuci tangan sebelum bekerja dapat membantu memperkecil risiko terjadi kontaminasi bakteri dari tangan ke makanan
Puspita dkk., 2014 Hasil penelitian Susanna 2003 yang menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kuku tangan dengan kontaminasi
bakteri. Kuku tangan sering menjadi sumber kontaminan atau mengakibatkan kontaminasi silang.
Dalam praktek higiene perorangan aspek-aspek yang tidak terpenuhi akan berdampak terhadap terjadinya pencemaran, seperti terjadinya
pencemaran oleh bakteri Escherichia coli yang diakibatkan oleh tangan pekerja yang kotor, kuku pekerja yang kotor, tidak mencuci tangan dengan
sabun dan tidak menggunakan alat saat bekerja dan sebagainya sehingga pekerja dapat menjadi sumber penularan penyakit yang diakibatkan bakteri
kepada konsumen Setyorini, 2013.
2.5 Penentuan Skoring dengan Skala Guttman
Menurut Sugiyono 2011 skala Guttman yaitu skala pengukuran yang akan didapat jawaban yang tegas yaitu “ya-tidak”, “benar-salah”, “positif-
negatif”, dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data interval atau rasio. Skala Guttman selalu dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga
dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Misalnya untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak
setuju diberi skor 0. Berikut contoh:
Apakah tempat kerja anda dekat jalan Protokol? a. Ya
b. Tidak Dalam lembar checklist dan lembar wawancara modifikasi dari
PERMENKES No. 43 tahun 2014 yang ada dalam penelitian ini menggunakan jawaban
yang tegas yaitu “ya-tidak”, sehingga skala Guttman cocok untuk diterapkan dalam penentuan skoring dalam penelitian ini.
2.6 Kerangka Teori
Keberadaan bakteri tidak lepas kaitannya dengan higiene sanitasi dan personal higiene. Higiene sanitasi merupakan usaha yang dilakukan untuk
mengendalikan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya pencemaran air minum, penjamah, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin
dapat menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan lainnya Permenkes, 2010. Higiene sanitasi yang ada di depot meliputi akses terhadap fasilitas
sanitasi, sarana pengolahan air minum, air baku, pelayanan konsumen, serta perilaku mencuci dari personal higiene, hal tersebut merupakan faktor yang
dapat mempengaruhi kontaminasi bakteri coliform pada air minum isi ulang. Kontaminasi bakteri dapat terjadi apabila faktor-faktor higiene sanitasi tidak
dilakukan sesuai dengan peraturanstandar yang berlaku. Maka dari itu diperlukan penerapan higiene sanitasi dan personal higiene yang baik agar
dapat mencegah kontaminasi bakteri pada air minum isi ulang.
Keterangan: ---- : Faktor yang tidak diteliti
: Faktor yang diteliti
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Jumlah Bakteri Coliform
Akses terhadap fasilitas sanitasi
Sarana Pengolahan Air Minum
Air Baku
Higiene proses pelayanan konsumen
Mencuci Tangan Perilaku
Merokok Disenfeksi
Manusia
Diare Pengawasan
Depot
37
BAB III KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Konsep
Higiene sanitasi merupakan usaha yang dilakukan agar air minum isi ulang aman dan terbebas dari kontaminasi bakteri coliform. Dari kerangka
teori yang telah dibuat, peneliti tidak meneliti semua faktor yang ada untuk dijadikan sebagai variabel independen. Variabel yang tidak di teliti yaitu
dampak langsung terhadap manusia akibat dari bakteri coliform yaitu penyakit diare, karena banyak hal yang dapat menjadi faktor penyebab
seseorang terkena diare. Kemudian pengawasan depot tidak diteliti karena untuk pengawasan hanya dapat dilakukan oleh petugas kesehatandinas
kesehatan setempat yang mempunyai izin kelayakan untuk mengawasi depot. Variabel yang tidak diteliti selanjutnya yaitu perilaku merokok,
karena untuk perilaku merokok diperlukan waktu tidak sekali atau tidak dapat dilakukan observasi secara bersamaan dalam satu waktu.
Variabel yang di teliti yaitu akses terhadap fasilitas sanitasi karena apabila tidak sesuai dengan standar yang berlaku, bakteri coliform dapat
mengontaminasi air minum. Kemudian sarana pengolahan air minum perlu di teliti karena apabila peralatan yang digunakan tidak memenuhi
persyaratan kesehatan dalam peraturan yang berlaku atau menggunakan peralatan yang sudah habis masa pakainya dapat menyebabkan bakteri
berkembangbiak. Untuk variabel air baku perlu diteliti karena kemungkinan terbesar air baku yang digunakan diambil dari sumber yang telah tercemar