Gambaran Sarana Pengolahan Air Minum dan Hubungannya dengan

menyatakan kuatnya hubungan antara sumber air baku dengan kualitas bakteriologis dengan nilai p=0,000. Kualitas air baku sangat menentukan kualitas air minum yang dihasilkan. Penyimpanan air baku lebih dari 3 hari dapat menurunkan kualitas air minum yang dihasilkan Abdilanov, 2012. Apabila air baku yang diambil dari mata air yang terbuka dimungkinkan dapat terkontaminasi oleh lingkungan disekitar. Proses pengambilan air baku juga perlu diperhatikan kebersihannya karena diangkut menggunakan mobil tanki dan memungkinkan air baku dapat tercemar selama dalam perjalanan membuat mikroorganisme berkembang Rahayu, Setiani dan Nurjazuli, 2013. Lamanya waktu penyimpanan air dalam tempat penampungan dapat mempengaruhi kualitas sumber air baku serta adanya kontaminasi selama memasukkan air ke dalam tangki pengangkutan Nuria, 2009. Tempat penyimpanan dan alat pengangkutan air baku yang digunakan oleh depot air minum isi ulang juga telah sesuai dengan keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 651MPPKep102004 yaitu tentang penampungan air baku dan syarat bak penampung air baku yang diambil dari sumbernya, air baku diangkut dengan truk tangki dan selanjutnya ditampung dalam bak atau tangki yang terbuat penampung yang terbuat dari bahan stainless atau bahan tara pangan.

6.6 Gambaran Higiene Proses Pelayanan Konsumen dan Hubungannya

dengan Kontaminasi Bakteri Coliform pada Depot Air Minum Isi Ulang Dalam penelitian ini didapatkan hasil higiene proses pelayanan konsumen pada depot air minum isi ulang yaitu 10 depot 33,3 yang memenuhi syarat dan yang tidak memenuhi syarat adalah 20 depot 66,7. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,002 p0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara pelayanan konsumen dengan kontaminasi bakteri coliform pada air minum isi ulang. Pelayanan konsumen pada depot air minum isi ulang di Kecamatan Seberang Ulu 1 sebagian besar depot air minum tidak memiliki sarana pencucian galon yang mana syarat pencucian galon pada depot air minum yaitu menggunakan mesin penyikat dan dilakukan dalam ruangan tertutup. Kemungkinan kontaminasi bakteri dapat terjadi karena higiene sanitasi yang buruk pada galon yang dibawa oleh pelanggan dan proses sterilisasidesinfeksi yang tidak sempurna. Galon yang dibawa pelanggan sebelum diisi harus dicuci dan dibilas dahulu pada bagian dalam hingga bersih. Pembilasan dilakukan dengan air dari kran dan disterilkan, pengisian harus dilakukan dalam ruang yang tertutup dan steril Indirawati, 2009. Air minum yang dijual kepada konsumen harus memenuhi persyaratan layak untuk dikonsumsi yaitu air minum harus bersih, higienis, sehat dan juga memenuhi standar kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Pelayanan terhadap konsumen harus memenuhi syarat kesehatan dimana setiap air minum yang diproduksi harus dilakukan uji kualitasnya secara berkala. Depot air minum isi ulang harus menyediakan proses pencucian dan desinfeksi galonwadah dan setiap galonwadah yang telah diisi harus ditutup dengan penutup yang steril Kharismajaya, 2012. Untuk meningkatkan pelayanan terhadap konsumen perlu dilakukan optimalisasi dan perbaikan terhadap instalasi untuk menghasilkan air minum yang berkualitas dan memenuhi standar Rahadi dan Kardena, 2010.

6.7 Gambaran Perilaku Mencuci Tangan Pekerja dan Hubungannya dengan

Kontaminasi Bakteri Coliform pada Depot Air Minum Isi Ulang Dalam penelitian ini didapatkan hasil yaitu 8 depot 26,7 yang mencuci tangan sebelum dan sesudah melayani konsumen dan yang tidak mencuci tangan sebanyak 22 depot 73,3. Dengan hasil uji statistik didapatkan nilai p =0,000 p0,05 hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna antara perilaku mencuci tangan dengan kontaminasi bakteri coliform pada air minum isi ulang. Penelitian tersebut sesuai dengan penelitian Cahyaningsing, Kushadiwijaya dan Tholib 2009 yaitu ada hubungan yang signifikan antara mencuci tangan sebelum bekerja dan tidak mencuci tangan dengan sabun setelah dari WC dengan jumlah bakteri dengan nilai p=0,003. Berperilaku higienis dan saniter perlu dilakukan setiap melayani konsumen, antara lain selalu mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir setiap melayani konsumen untuk mencegah pencemaran Permenkes, 2014. Tangan yang tidak bersih dapat menjadi sumber kontaminasi bakteri patogen yang dapat meningkatkan resiko pencemaran. Penggunaan alat pelindung diri seperti sarung tangan dalam bekerja juga diperlukan sebagai salah satu pencegahan terjadinya kontaminasi Cahyaningsing, Kushadiwijaya dan Tholib, 2009. Bagi pekerja depot air minum isi ulang kebersihan tangan sangat penting. Kebiasaan rajin mencuci tangan sangat membantu dalam pencegahan penularan bakteri dari tangan. Pada prinsipnya pencucian tangan dilakukan

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi dan Pemeriksaan Kandungan Nitrat pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kota Padang Tahun 2012

2 95 120

Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Depot Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escherichia Coli Pada Air Minum Isi Ulang Di Kecamatan Tanjungpinang Barat Tahun 2012

9 116 129

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli DALAM AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN SUMBERSARI KABUPATEN JEMBER

10 54 60

Identifikasi escherichia coli pada air minum isi ulang dari depot di Kelurahan Pisangan dan Cirendeu tahun 2015

2 13 69

Analisis Cemaran Bakteri Coliform dan Identifikasi Escherichia coli pada Air Minum Isi Ulang (AMIU) Depot di Kelurahan Pondok Cabe Ilir Kota Tangerang Selatan Tahun 2016

0 14 97

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Hubungan Higiene Sanitasi Dengan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kawasan Universitas Muhammadyah Surakarta.

0 5 16

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Hubungan Higiene Sanitasi Dengan Keberadaan Bakteri Escherichia Coli Pada Depot Air Minum Isi Ulang Di Kawasan Universitas Muhammadyah Surakarta.

0 2 12

IDENTIFIKASI BAKTERI Coliform-fecal DALAM AIR MINUM ISI ULANG YANG BERKUALITAS RENDAH IDENTIFIKASI BAKTERI Coliform-fecal DALAM AIR MINUM ISI ULANG YANG BERKUALITAS RENDAH DI KOTA SURAKARTA.

0 1 13

Kandungan Bakteriologis, Flourida Pada Air Minum Isi Ulang dan Evaluasi Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum di Wilayah Kecamatan Denpasar Barat Pada Tahun 2016.

3 6 40

ANALISIS KUANTITATIF BAKTERI Coliform PADA DEPOT AIR MINUM ISI ULANG YANG BERADA DI WILAYAH KAYUTANGI KOTA BANJARMASIN

2 4 11