menghasilkan temuan terkait yang menunjukkan semakin menurunnya kualitas audit dikarenakan anggaran waktu yang sangat ketat.
E. Kualitas Audit
Kualitas audit sulit diukur secara obyektif, sehingga para peneliti sebelumnya menggunakan berbagai dimensi kualitas audit. Laila dan Irawati
2002:4 kualitas auditor merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh para auditor dalam proses pengauditan. De Angelo dalam Laila dan Irawati,
2002:4 mendefinisikan kualitas auditor sebagai kemungkinan bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien.
Temuan pelanggaran mengukur kualitas audit berkaitan dengan pengetahuan dan kemampuan auditor, sedangkan pelaporan pelanggaran bergantung pada
dorongan auditor untuk mengungkapkan pelanggaran tersebut. Menurut Djamil 2000:20 kualitas audit adalah probabilitas seorang
auditor atau akuntan pemeriksa menemukan penyelewengan dalam sistem akuntansi suatu unit atau lembaga, kemudian melaporkannya dalam laporan
audit. Menurut Carcello dalam Halim 2004 mengungkapkan faktor
pengalaman, pemahaman industri klien, respon atas kebutuhan klien dan ketaatan pada standar umum audit adalah factor-faktor penentu kualitas audit.
De Angelo dalam Alim dkk 2006 mendefinisikan kualitas audit sebagai probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang
adanya suatu pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa KAP yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang
kecil. Deis dan Giroux dalam Alim dkk 2006 melakukan penelitian tentang
empat hal dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu 1 lama waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan
tenure, semakin lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin rendah, 2 jumlah
klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan berusaha menjaga
reputasinya, 3 kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor
agar tidak mengikuti standar, dan 4 review oleh pihak ketiga, kualitas sudit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya
akan direview oleh pihak ketiga. Probabilitas auditor untuk melaporkan penyelewengan yang terjadi
dalam sistem akuntansi klien tergantung pada independensi auditor. Seorang auditor dituntut untuk dapat menghasilkan kualitas pekerjaan yang tinggi,
karena auditor mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu perusahaan termasuk
masyarakat. Tidak hanya bergantung pada klien saja, auditor merupakan pihak yang mempunyai kualifikasi untuk memeriksa dan menguji apakah laporan
keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Indikator kualitas audit yang dikemukakan oleh Harhinto dan Widhi dalam Elfarini 2007:22-23 yaitu sebagai berikut : amelaporkan semua
kesalahan klien, bpemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien, ckomitmen yang kuat dalam menyelesaikan audit, dberpedoman pada
prinsip auditing dan prinsip akuntansi dalam melakukan pekerjaan lapangan, etidak percaya begitu saja terhadap pernyataan klien, fsikap hati-hati dalam
pengambilan keputusan. Auditor dituntut oleh pihak yang berkepentingan dengan perusahaan
untuk memberikan pendapat tentang kewajaran pelaporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan dan untuk menjalankan kewajibannya
ada 3 komponen yang harus dimiliki oleh auditor yaitu kompetensi keahlian, independensi dan due professional care. Tetapi dalam menjalankan fungsinya,
auditor sering mengalami konflik kepentingan dengan manajemen perusahaan. Manajemen ingin operasi perusahaan atau kinerjanya tampak berhasil, salah
satunya tergambar melalui laba yang lebih tinggi dengan maksud untuk menciptakan penghargaan.
Berbagai penelitian tentang kualitas audit pernah dilakukan, salah satunya oleh Deis dan Giroux dalam Elfarini 2007:21 mereka meneliti faktor
penentu kualitas audit di sektor publik dengan menggunakan sampel KAP yang mengaudit institusi sector publik. Studi ini menganalisis temuan-temuan
Quality Control Review. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lama
hubungan dengan klien audit tenure, jumlah klien, telaah dari rekan auditor peer review, ukuran dan kesehatan keuangan klien serta jam kerja audit
secara signifikan berhubungan dengan kualitas audit. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit adalah pendidikan, struktur audit, kemampuan
pengawasan supervisor, profesionalisme dan beban kerja. Semakin lama audit tenure, kualitas audit akan semakin menurun. Sedangkan kualitas audit
akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah klien, reputasi auditor, kemampuan teknis dan keahlian yang meningkat.
Dalam penelitian yang akan dilakukan kualitas audit seorang auditor diukur dengan apakah auditor independen tersebut bisa menemukan dan
mendeteksi kesalahan, kecurangan, dan salah saji material dalam laporan keuangan. Laporan keuangan yang sudah diaudit tersebut apakah sudah bisa
diterima oleh klien, kreditor, para pemegang saham, masyarakat dan lain sebagainya merupakan indikator kualitas audit seorang auditor independen.
Jika laporan keuangan yang diaudit sudah bisa diterima oleh klien dan para pengguna laporan keuangan maka auditor independen tersebut memiliki
kualitas audit yang baik.
F. Keterkaitan Antara Variabel