Semakin tinggi profesionalisme dan keahlian seorang auditor maka dapat menentukan kualitas audit yang dihasilkan karena auditor dengan
profesionalisme dan keahlian yang tinggi akan mampu meminimalisasi tingkat kesalahan dan dapat menemukan pelanggaran-pelanggaran dalam
laporan keuangan klien. Dalam SPAP dijelaskan tentang standar audit diantaranya adalah:
a Standar Umum: auditor harus memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang memadai, independepensi dalam sikap mental dan kemahiran
profesional dengan cermat dan seksama b Standar pelaksanaan pekerjaan lapangan: perencanaan dan supervisi
audit, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern, dan bukti audit yang cukup dan kompeten.
c Standar pelaporan: pernyataan apakah laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, pernyataan mengenai
ketidakkonsistensian penerapan prinsip akuntansi yang berlaku umum, pengungkapan informatif dalam laporan keuangan, dan pernyataan
pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan.
3. Hasil Uji t Parsial
Pengujian regresi secara parsial uji t berguna untuk menguji pengaruh dari masing-masing variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh dari masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dilihat
dengan membandingkan nilai probabilitas p-value dari masing-masing
variabel dengan tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 0,05. jika p- value lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variabel-variabel
independen secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji regresi secara parsial uji t dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.18 Hasil Uji t untuk Hipótesis
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 19.984
6.791 2.943
.005 SikapSkeptismeAuditor
.408 .150
.321 2.713
.009 ProfesionalismeAuditor
.205 .097
.256 2.116
.039 TekananAnggaranWaktu
.131 .114
.139 1.146
.257 a. Dependent Variable: Kualitas Audit
Sumber: Data yang diolah, 2010 Berdasarkan hasil analisis regresi berganda tersebut diatas, maka
dapat dihasilkan model regresi sebagai berikut: Y
= 19,984 + 0,408X
1
+ 0,205X
2
Persamaan regresinya adalah jika variabel independen seperti sikap skeptisme auditor, profesionalisme auditor dan tekanan anggaran waktu
dianggap konstan maka rata-rata kualitas audit seorang auditor adalah 19,984. Jika seorang auditor memiliki sikap skeptisme dalam proses audit
maka akan meningkatkan kualitas audit seorang auditor tersebut sebesar 0,408. Jika seorang auditor bersikap profesional dalam setiap proses audit
maka akan meningkatkan kualitas audit seorang auditor tersebut sebesar 0,205.
Hasil pengujian hipotesis dengan uji t pada signifikansi a=5 adalah sebagai indikator berikut:
a Variabel sikap skeptisme auditor X
1
memiliki t hitung 2,713 dan signifikansi 0,009 yang lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian,
pengujian menunjukkan variabel sikap skeptisme auditor berpengaruh secara signifikan dengan tingkat
α=5 terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Hasanah 2010
bahwa skeptisme profesional auditor berpengaruh signifikan terhadap mendeteksi kecurangan. Sikap skeptisme auditor atau sikap tidak
mudah percaya juga terdapat dalam atribut kualitas audit yang dikemukakan oleh Behn, et all dalam Widagdo 2002. Menurut
standar etik akuntan publik, menyiratkan auditor perlu bersikap waspada dan skeptis dalam menjalankan tugas audit. Hal ini tidak
terlepas dari pertimbangan risiko yang potensial yang akan dihadapi oleh auditor dan risiko litigasi atau risiko tuntutan atas kegagalan
audit. Dengan demikian, auditor yang memiliki kewaspadaan dan memiliki
sikap skeptis
dalam melakukan
tugasnya dapat
mengungkapkan keadaan perusahaan yang diauditnya secara benar dan adanya sikap tersebut akan memberikan hasil audit yang bermutu.
b Variabel profesionalisme auditor X
2
memiliki t hitung 2,116 dan nilai signifikansi 0,039 lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian, pengujian
menunjukkan bahwa variabel profesionalisme auditor berpengaruh secara signifikan dengan tingkat
α=5 terhadap kualitas audit. Hasil
penelitian ini
mendukung penelitian
yang di
lakukan Ussahawanitchakit 2008 bahwa profesionalisme memiliki dampak
positif yang signifikan terhadap kualitas audit. Penelitian yang dilakukan Hanggara 2010 juga mengidentifikasikan bahwa
profesionalisme berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Seorang auditor yang profesional pasti akan mencurahkan semua
keahlian dan kemahirannya dalam proses audit sehingga hal itu akan dapat menghasilkan audit yang berkualitas.
c Variabel tekanan anggaran waktu X
3
memilki t hitung 1,146 dan signifikansi 0,257 lebih besar dari 0,05. Dengan demikian, pengujian
menunjukkan variabel tekanan anggaran waktu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini
mendukung penelitian yang di lakukan Nor, et all 2010 bahwa tekanan anggaran waktu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kualitas audit karena dalam penelitiannya menggunakan sampel pada auditor non big-four. Jadi ketat atau tidak alokasi waktu yang
ditetapkan tidak mempengaruhi kualitas audit. Sebab auditor dalam melaksanakan tugas audit selalu menggunakan keahlian dan pelatihan
teknis yang memadai. Jadi apapun alokasi waktu yang diterapkan, seorang
auditor dengan
keahlian yang
dimilikinya dapat
menyelesaikan tugas audit dengan sempurna.
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hasil uji regresi ditemukan bahwa variabel sikap skeptisme dan profesionalisme auditor berpengaruh signifikan terhadap variabel kualitas
audit, sedangkan tekanan anggaran waktu tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kualitas audit. Penelitian ini sesuai dengan Widagdo
2002, Ussahawanitchakit 2008, Hanggara 2010 dan Nor, et all 2010.
2. Hasil uji F simultan hipotesis menunjukkan bahwa pengaruh sikap skeptisme auditor, profesionalisme auditor, dan tekanan anggaran waktu
secara bersama-sama simultan mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas audit.
3. Hasil uji regresi juga ditemukan bahwa koefisien determinasi sebesar 0,186. Hal ini menunjukkan kemampuan variabel independen yaitu sikap
skeptisme auditor, profesionalisme auditor, dan tekanan anggaran waktu menjelaskan variabel dependen yaitu kualitas audit sebesar 18,6.
Sedangkan sisanya 81,4 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak disebutkan dalam model regresi. Variabel lainnya seperti kompetensi,
independensi, pengalaman dan lain-lain.