Menjaga perdamaian dan Stabilitas Kawasan Semenanjung Korea dan

69 keluar-masuk Six Party Talks dan melanggar perjanjian-perjanjian yang telah disepakati bersama. Pemberian bantuan bagi Korea Utara yang selama ini dilakukan Six Party Talks ternyata belum menandakan adanya hasil yang nyata dalam membongkar program nuklir Korea Utara. Bantuan tersebut memang telah mendorong Korea Utara untuk menutup fasilitas nuklir dan kegiatan dalam mengembangkan program nuklirnya walaupun hanya memiliki efek jangka pendek. Walaupun begitu, setidaknya Six Party Talks mampu mengurangi produksi bahan bakar nuklir yang dilakukan Korea Utara.

e. Menjaga perdamaian dan Stabilitas Kawasan Semenanjung Korea dan

Asia Timur Korea Utara berlokasi di jantung timur Benua Asia. Terletak di Semenanjung Korea yang memanjang ke Selatan mulai dari bagian Timur Laut benua Asia yang merentang sekitar 1000 kilometer dari Utara ke Selatan. Sejak 1948 semenanjung ini dibagi menjadi dua bagian, Republik Korea di Selatan dan Republik Rakyat Demokratik Korea di Utara Korean Overseas Information Services 1988. Pemisahan dua Korea ini telah menimbulkan berbagai konflik sejak berdirinya kedua negara itu. Berbagai konflik paska Perang Korea telah mewarnai wilayah ini sebelum pendirian Six Party Talks. Bahkan masalah ini meluas hingga wilayah Asia Timur, dimana hubungan Korea Utara dengan Jepang yang kadang terganggu. Oleh karena itu, masalah konflik ini menjadi isu penting selama pembicaraan Six Party 70 Talks berlangsung. Untuk menjaga stabilitas kawasan yang damai, negara anggota Six Party Talks mendorong Korea Utara untuk segera menghentikan perkembangan program nuklirnya. Dalam mewujudkan stabilitas kawasan Semenanjung Korea dan Asia Timur yang damai, Six Party Talks berinsiatif untuk memberikan insentif bagi Korea Utara agar Korea Utara bersedia meninggalkan program nuklirnya. Insentif tersebut berupa pemberian bantuan energi dan ekonomi untuk Korea Utara. Perlahan-lahan Korea Utara mulai bersedia meninggalkan program nuklirnya akibat dari pemberian insentif tersebut sejak Six Party Talks berdiri pada 2003. Upaya ini diyakini mampu mendorong Korea Utara memperkecil konflik yang terjadi di Semenanjung Korea. Pembahasan mengenai pentingnya menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan Semenanjung Korea telah dimasukkan dalam agenda pembicaraan Six Party Talks. Sebagaimana yang tertuang pada salah satu poin dalam Joint Statement bahwa para pihak Six Party Talks yang terkait secara langsung akan menegosiasikan rezim perdamaian permanen di Semenanjung Korea pada sebuah forum terpisah yang sesuai. Keenam pihak juga sepakat untuk mengeksplorasi cara dan sarana untuk meningkatkan kerjasama keamanan di Asia Timur Lihat tabel IV.A.1 Setelah melihat perkembangan Six Party Talks sejak pendiriannya, kawasan Semenanjung Korea terlihat lebih stabil dimana aksi provokasi Korea Utara yang dapat menganggu stabilitas kawasan dapat diminimalisir berkat kehadiran Six Party Talks. Hal ini dikarenakan terdapat penurunan aktivitas nuklir Korea Utara sejak 71 Korea Utara masuk menjadi anggota Six Party Talks tahun 2003 hingga Korea Utara keluar dari forum ini tahun 2009. Untuk itu, Six Party Talks dianggap mampu membawa perubahan dengan menjaga perdamaian dan meredakan ketegangan di Semenanjung Korea dan kawasan Asia Timur. Bantuan energi yang disediakan negara anggota Six Party Talks ternyata mampu memberikan dampak positif bagi kemajuan perdamaian dan stabilitas kawasan Semenanjung Korea selama tahun 2003-2009. Terbukti dengan masuknya Korea Utara ke dalam Six Party Talks, aktivitas Korea Utara mampu dikendalikan dengan menawarkan insentif bagi Korea Utara walaupun cara ini hanya berdamapak sementara. Six Party Talks tidak dapat memberikan sanksi hukum yang tegas, karena ketiadaan aturan yang mengikat. Untuk melihat seberapa jauh pencapaian sebuah institusi, maka dapat dilihat kontribusi yang telah diberikan institusi tersebut dalam mencapai tujuan utamanya. Beberapa kontribusi Six Party Talks yang telah dijabarkan di atas menjadi gambaran seberapa besar peran Six Party Talks dalam menyelesaikan isu dan masalah penting yang dihadapi oleh negara anggotanya. Mempertemukan keenam negara dalam forum Six Party Talks sebenarnya merupakan pencapaian besar sebagai langkah awal sebelum masuk ke dalam pembahasan substantif. Menurut pakar politik internasional, Adriana Elisabeth menganggap bahwa Six Party Talks tidak memiliki efek yang cukup signifikan, karena biasanya sesuatu yang memiliki efek signifikan pasti berlaku long-term. Namun, sebenarnya pencapain 72 terbesar dalam Six Party Talks ini yaitu mampu menghasilkan sebuah kesepakatan yang dinamakan Joint Statement dan Beijing Agreement yang mampu mengehentikan perkembangan program nuklir Korea Utara untuk sementara waktu. Akan tetapi kesepakatan tersebut memiliki efek yang berlaku short-term Lihat Lampiran. Berdasarkan pernyataan diatas, penulis setuju sepenuhnya bahwa peran Six Party Talks tidak memiliki efek secara signifikan dalam mewujudkan denuklirisasi di Korea Utara. Hal ini terbukti dengan pencapaian yang dihasilkan dari Six Party Talks hanya berlaku sementara. Pada awalnya ketika Korea Utara menyetujui Joint Statement dan Beijing Agreement, Korea Utara bersedia membongkar program nuklirnya. Akan tetapi, karena tidak adanya mutual understanding antara Korea Utara dan AS, maka Korea Utara menghidupkan serta melanjutkan kembali pengembangan program nuklirnya yang ditandai dengan peluncuran uji coba nuklir pada 5 April 2009. Walaupun tidak memiliki efek signifikan, Six Party Talks telah berusaha membangun kembali pembicaraan antar pihak yang bertikai dengan semangat kebersamaan. Selain itu, Six Party Talks juga berhasil mempertemukan negara-negara yang berhubungan langsung dalam menyelesaikan isu nuklir Korea Utara selama tahun 2003-2009. Pertemuan antar anggota Six Party Talks diharapkan dapat membangun pemahaman bersama dalam menyelesaikan isu nuklir Korea Utara. Serangkaian pembicaraan dalam Six Party Talks yang berjalan lambat akhirnya menghasilkan Joint Statement 19 September 2005, Bejing Agreement 13 73 Februari 2007, dan Agreement 3 Oktober 2007 yang belum mampu dilaksanakan sepenuhnya. Walaupun pencapaian tersebut belum dapat diimplementasikan sepenuhnya dalam aksi yang nyata, akan tetapi setidaknya Six Party Talks yang telah berjalan selama enam tahun berhasil menghentikan sementara program nuklir Korea Utara dan menciptakan perdamaian untuk meredam aksi agresif Korea Utara dalam mengembangkan nuklirnya tahun 2007.

B. Faktor Penghambat Six Party Talks dalam Mewujudkan Denuklirisasi di