20 dari Kim Sung Il kepada Kim Jong Il 5 Untuk mengurangi ketergantungan pada
Cina dan Rusia. Pendapat Mazaar di atas berbeda dengan pengakuan Korea Utara,
sebagaimana yang disampaikan dalam pidato Kim Jong Un di depan petinggi partai pekerja Korea Utara menjelaskan bahwa motif pengembangan nuklir Korea Utara
dilandasi oleh beberapa poin yaitu: 1 Terinspirasi oleh gagasan Juche dan Songun dimana militer memiliki prioritas khusus. Salah satu prioritas tersebut diantaranya
bahwa senjata merupakan garis hidup negara dan sumber kemenangan revolusi. 2 Adanya ancaman serangan militer dan bom atom dari negara lain. 3
Memepertahankan warisan penting para leluhur berupa partai dan rakyat yang tidak terkalahkan serta terciptanya tentara revolusioner yang kuat Foreign Languange
Publishing House 2012. Dalam menjelaskan secara rinci perkembangan program nuklir Korea Utara
dari masa ke masa, maka penjelasan akan dibagi ke dalam beberapa fase, yaitu:
1. Asal Mula Pembangunan Program Nuklir Korea Utara Tahun 1959- 1970
Sebelum mengembangkan program nuklirnya lebih jauh, Korea Utara pada awalnya membiayai tambang uranium yang diperkirakan memanfaatkan empat juta
ton bijih uranium berkualitas tinggi. Bijih uranium tersebut diperkirakan dapat diekstrak lebih banyak dari jumlah yang dihasilkan. Atas melimpahnya potensi
21 sumber daya alam yang dimiliki dan kebutuhan energi Korea Utara, maka mendorong
Korea Utara untuk mencoba mengembangkan program nuklir Pinkston 2008, h.15. Program nuklir Korea Utara dibangun atas bantuan Uni Soviet. Kedua negara
menandatangani sebuah perjanjian kerjasama nuklir pada 1959. Lebih dari 30 tahun selanjutnya, Moskow membantu Pyongyang dengan memberikan pelatihan dan
pemanfaatan energi dalam mengembangkan dasar teknologi nuklirnya. Bantuan yang diberikan Uni Soviet tersebut merupakan bentuk pemberian bantuan selama
berlangsungnya Perang Dingin. Dalam perjanjian tersebut, memungkinkan dilakukan berbagai pertukaran proyek, teknis dan ilmiah. Termasuk pembangunan Pusat
Penelitian Nuklir Yongbyon, pelatihan teknisi Korea Utara, dan peninjauan teknis untuk penggunaan nuklir Mazaar 1995, h.21.
Pelatihan teknisi Korea Utara oleh Soviet dilaporkan telah dimulai beberapa tahun sebelum 1959. Bantuan Soviet tersebut tidak secara spesifik berniat membantu
perkembangan program senjata nuklir, akan tetapi memperbolehkan Pyongyang memiliki teknologi dasar yang dibutuhkan untuk memproduksi dan pemisahan
plutonium. Untuk itu, pada tahap awal pembangunan program nuklir Korea Utara, Soviet fokus pada pada pelatihan dan penilitian sampai pada tahap transfer teknologi
Albright dan Kevin 2000. Sebuah reaktor riset Soviet IRT-2M dipasang di pusat penelitian Yongbyon
pada 1965. Reaktor IRT-2M tersebut didesain untuk menjadi acuan dasar penelitian nuklir Korea Utara yang menghasilkan sejumlah kecil isotop dari hasil radiasi dalam
22 IRT-2M. Reaktor IRT-2M memiliki kekuatan 2 Mega Watt MW. Namun dalam
perkembangannya, kekuatan IRT-2M ini ternyata mampu dikembangkan menjadi 4MW hingga 8MW. Selama tahun 1965-1970, sepuluh persen pengayaan bahan
bakar untuk kebutuhan energi di Korea Utara dihasilkan dari reaktor IRT-2M Kristensen 2006.
Para ahli nuklir Soviet terlibat langsung dalam membantu pembangunan sebuah fasilitas situs nuklir bawah tanah untuk menyimpan pembuangan radio aktif
dari hasil isotop. Walaupun reaktor IRT-2M dan laboratorium radiokimia ditujukan untuk penelitian nuklir dasar dan produksi isotop, bahan-bahan serta peralatannya
juga disediakan untuk Korea Utara sebagai sarana untuk melakukan percobaan dengan membuat dan mengekstrak sejumlah kecil plutonium. Kristensen 2006.
Dibawah kerangka perjanjian Uni Soviet-Korea Utara tahun 1959, Soviet telah melatih lebih dari 300 insinyur dan fisikawan Korea Utara di lembaga Soviet.
Termasuk Institut Bersama Penelitian Nuklir di Dubna dan Sekolah Tinggi Teknik Bauman. Sementara itu, berdasarkan survey geologi yang dilakukan Uni Soviet,
bahwa Korea Utara memiliki banyak simpanan bijih uranium dan grafit yang kemudian dikembangkan Pyongyang untuk membentuk blok bangunan program
pembuatan plutonium Park dan Kim 2012 h.132.
2. Perkembangan Program Nuklir Korea Utara Tahun 1970-1994