Six Party Talks sebagai Sarana Diplomasi dan Negosiasi

59 berlangsungnya penyelenggaraan Six Party Talks, forum multilateral ini telah memberikan kontribusi bagi perkembangan isu nuklir Korea Utara, yaitu:

a. Six Party Talks sebagai Sarana Diplomasi dan Negosiasi

Kebijakan luar negeri mempengaruhi kegiatan diplomasi bagi negara-negara yang melakukannya. Maka diplomasi yang dilakukan negara-negara harus selalu sejalan dengan kebijakan luar negeri untuk mencapai kepentingan nasional sebuah negara. Menurut Bandoro 1991, h.47 ada dua elemen dasar yang menyebabkan negara-negara melakukan diplomasi yakni adanya kepentingan bersama common interest dan adanya isu yang dipersengketakan issues of conflict. Barston dalam bukunya Modern Diplomacy 1997, h.1, mendefinisikan diplomasi sebagai sebuah pengaturan hubungan antar negara atau hubungan antar negara dengan aktor-aktor hubungan internasional lainnya. Negara, dalam hal ini direpresentasikan oleh Presiden atau melalui perwakilan resmi dan aktor-aktor hubungan internasional lain berusaha untuk menyampaikan, mengkomunikasikan, serta mengamankan kepentingan nasionalnya, yang dilakukan melalui surat menyurat, pembicaraan tidak resmi, saling menyampaikan perspektif, lobbying, melakukan kunjungan kenegaraan, serta aktivitas diplomasi lainnya yang terkait. Six Party Talks menjadi salah satu forum diplomasi multilateral karena melibatkan banyak negara di dalamnya. Keterlibatan AS, Cina, Jepang, Rusia, Korea Selatan, dan Korea Utara dalam Six Party Talks didasarkan pada keterkaitan negara- negara tersebut dalam isu yang dipersengketakan. Dalam hal ini, yaitu mengenai isu 60 denuklirisasi di Korea Utara. Disamping itu, isu tersebut juga dapat mempengaruhi keamanan kawasan negara-negara tersebut. Dengan demikian, diplomasi multilateral berhasil menjadi cara yang paling bermanfaat untuk meningkatkan negosiasi antara banyak pihak, selain tentunya sebagai pendorong diplomasi bilateral. Salah satu kontribusi nyata Six Party Talks yaitu Six Party Talks mampu mengumpulkan pihak-pihak terkait secara langsung untuk merundingkan rezim perdamaian permanen di Semenanjung Korea dalam forum yang sesuai. Hal ini sebagaimana yang disampaikan Menteri luar negeri Cina pada 19 September 2005 mengenai efektifitas diplomasi multilateral seperti Six Party Talks. Menurutnya, Keenam negara sepakat untuk mengeksplorasi cara dan sarana untuk membahas denuklirisasi di Korea Utara Zhongying, 2009. Meskipun pada akhirnya sifat kelembagaan non-formal pada Six Party Talks menjadi penghambat atas keberlangsungan forum multilateral ini, Six Party Talks dijalankan sebagai sebuah forum untuk mengatasi isu keamanan bersama dalam menyikapi isu nuklir Korea Utara. Dengan demikian, forum multilateral seperti ini mampu mendorong kerjasama antar aktor yang terlibat, khususnya di kawasan Asia Timur dengan cara mengedepankan upaya dan solusi diplomatik serta menghindari solusi peperangan sebagaimana yang seringkali terjadi.

b. Pembongkaran Program Nuklir Korea Utara