Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio PER, Return On Equity OEe Dan Net Profit Margin NPM Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Saham dapat didefenisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham
berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan
ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut Darmadji dan Fakhruddin, 2006:6.
Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.l548KMK.0131990, saham adalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu
perseroan terbatas. Dengan demikian, seorang pemegang saham merupakan pemilik suatu perusahaan dimana dapat disimpulkan bahwa pemegang saham
turut menikmati hasil keuntungan yang diperoleh perusahaan, serta ikut menanggung kerugian yang diderita oleh perusahaan tersebut. Adapun hak-hak
pemilik saham antara lain adalah: A.
Mendapat deviden, yaitu bagian keuntungan usaha dari perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham
B. Mempunyai hak suara dalam rapat umum pemegang saham
RUPS, C.
Peningkatan nilai modal terjadi apabila saham tersebut dijual oleh pemiliknya
2. Jenis-Jenis Saham
Saham merupakan salah satu efek yang menjadi obyek investasi Saham adalah tanda penyertaan atau tanda kepemilikan seseorang atau badan usaha pada
sebuah perusahaan. Menurut Anoraga dan Pakarti 2006:54 dari berbagai jenis
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio PER, Return On Equity OEe Dan Net Profit Margin NPM Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
saham di bursa efek Indonesia dikenal dua jenis saham yaitu saham biasa Common Stock dan saham preferen Preferen Stock.
a. Saham Biasa Menurut Anoraga dan Pakarti 2006:54 saham biasa adalah saham yang
tidak mendapat hak istimewa. Hak dari pemegang saham biasa adalah mendapat deviden hanya jika perusahaan tersebut mengeluarkan pengumuman tentang
pembagian deviden. Jika tidak ada pengumuman, maka pemilik saham biasa tidak memiliki klaim atas perusahaan meskipun perusahaan pada periode tersebut
mendapat keuntungan. Selanjutnya, pemilik saham biasa memiliki hak suara pada rapat umum pemegang saham. Apabila terjadi likuidasi atas perusahaan,
pemegang saham biasa memiliki hak atas pembagian kekayaan setelah kewajiban terhadap kreditor dan pemegang saham preferen dipenuhi.
b. Saham Preferen Saham preferen adalah saham yang didalamnya disertai dengan hak-hak
istimewa. Hak tersebut adalah hak untuk mendapat deviden atau pembagian kekayaan pada saat perusahaan dilikuidasi lebih dahulu daripada pemegang saham
biasa. Disamping itu, pemegang saham preferen memiliki preferensi untuk mengajukan usul pencalonan direksi atau komisaris perusahaan.
Menurut Fakhruddin dan Hadianto 2001:9 saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa.
Saham preferen serupa dengan saham biasa karena mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis diatas lembaran saham
tersebut serta mendapatkan deviden. Sedangkan persamaan saham preferen dengan obligasi terletak pada adanya klaim atas laba dan aktiva perusahaan,
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio PER, Return On Equity OEe Dan Net Profit Margin NPM Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
devidennya tetap selama masa berlaku saham tersebut, dan dapat dipertukarkan dengan saham biasa.
Saham biasa merupakan efek yang paling popular di pasar modal. Menurut Darmadji dan Fakhruddin 2006:8-9 ditinjau dari kinerja perdagangan, maka
saham dapat dikategorikan atas: 1. Saham unggulan blue-chip stock, yaitu saham biasa dari suatu
perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam
membayar deviden. 2. Saham pendapatan income stock, yaitu saham dari suatu emiten yang
memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini
biasanya mampu menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur membagikan deviden tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba
dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan harga saham PE ratio 3. Saham pertumbuhan growth stock-well known, yaitu saham-saham dari
emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi.
4. Saham spekulatif speculative stock, yaitu saham suatu pemsahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun,
akan tetapi memiliki kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.
5. Saham siklikal cyclical stock, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio PER, Return On Equity OEe Dan Net Profit Margin NPM Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
resesi ekonomi, harga saham ini tetap tinggi, di mana emiten mampu mernberikan deviden yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten
dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada saat resesi. Emiten seperti ini biasannya bergerak dalam produk yang sangat dan selalu
dibutuhkan oleh masyarakat. seperti rokok dan barang-barang kebutuhan sehari-hari consumer goods.
3. Risiko Investasi Saham