Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio PER, Return On Equity OEe Dan Net Profit Margin NPM Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
B. Latar Belakang Masalah
Pasar modal merupakan salah satu alternatif yang digunakan oleh perusahaan untuk memperoleh dana. Kehadiran pasar modal memperbanyak
pilihan sumber dana bagi investor serta menambah pilihan investasi, yang juga dapat diartikan kesempatan untuk memperoleh imbal hasil. Investasi merupakan
komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang
Tandelilin, 2001:1 Dua unsur yang melekat pada setiap modal atau dana yang diinvestasikan
adalah hasil return dan resiko risk. Kedua unsur ini memiliki korelasi yang positif, umumnya semakin besar hasil yang diperoleh maka semakin besar resiko
yang dimiliknya, sebaliknya semakin kecil hasil yang diperoleh maka semakin kecil pula resiko yang dihadapi. Seorang investor membeli sejumlah saham
dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham atau pembayaran sejumlah deviden oleh perusahaan sebagai imbalan atas waktu dan
resiko didalam investasi tersebut. Investasi yang aman memerlukan analisis yang cermat, teliti dan didukung
dengan data yang akurat dan terpercaya, sehingga dapat mengurangi resiko bagi
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio PER, Return On Equity OEe Dan Net Profit Margin NPM Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
investor yang berinvestasi. Secara umum ada banyak teknik analisis dalam melakukan penilaian investasi, tetapi yang sering digunakan adalah analisis yang
bersifat fundamental, analisis teknikal, analisis ekonomi dan analisis rasio keuangan
Anoraga dan Pakarti, 2006:108. Bahkan ada juga masyarakat yang hanya melihat trend yang secara sepintas dalam melakukan investasi.
Industri rokok merupakan industri yang memiliki peranan penting dalam kegiatan perekonomian negara indonesia. Dalam majalah tempo yang terbit tahun
2008, Rokok merupakan barang konsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia, dengan sekitar 177 juta orang dari 270 juta jumlah penduduk indonesia adalah
penghisap rokok dimana jumlah batang rokok yang terjual di tahun 2008 mencapai sekitar 199 miliar batang. Sehingga industri rokok memiliki potensi
yang sangat besar untuk berkembang. Negara indonesia yang sebagian besar pendapatan dalam negerinya berasal dari sektor dan industri rokok, dimana
industri rokok merupakan salah satu penyumbang dalam pendapatan pajak negara tersebut. Tahun 2007 penerimaaan cukai yang berasal dari industri rokok tercatat
sebanyak Rp.52 triliun. Tenaga kerja yang terserap oleh industri rokok yang berjumlah sekitar 3000 perusahaan yang tersebar di Indonesia mencapai
sedikitnya 6 juta pekerja.
Penjualan yang cenderung meningkat dari tahun 2001 sampai 2008 di beberapa perusahaan memberikan gambaran bahwa industri rokok di Indonesia
berkembang dengan baik. Peningkatan yang baik ini merupakan gambaran bahwa industri rokok memiliki prospek sebagai tempat bagi para investor untuk
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio PER, Return On Equity OEe Dan Net Profit Margin NPM Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
menanamkan modalnya Hal ini yang dilihat oleh investor yang ingin menginvestaikan modal yang dimilikinya, industri rokok yang terus berkembang.
Gerakan kampanye anti rokok yang sering dilakukan oleh pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM karena rokok diyakini memiliki pengaruh
buruk terhadap kesehatan manusia memiliki pengaruh yang negatif terhadap perkembangan industri rokok. Gerakan kampanye Tersebut membatasi dan
menghambat gerakan industri rokok untuk berkembang. Hal ini ditambah lagi dengan munculnya kesadaran tentang bahaya merokok di dalam masyarakat.
Hal lainnya yang bisa menjadi penghambat bagi perkembangan industri rokok adalah besarnya cukai rokok yang diberikan oleh pemerintah. Tarif cukai
yang ditetapkan pemerintah yang terus mengalami peningkatan akan berpotensi menekan laba bersih dari perusahaan. Peraturan baru yang dikeluarkan oleh
pemerintah tahun 2007 menetapkan tarif cukai untuk harga jual eceran sebesar 7 persen ditambah tarif cukai per batang yang berkisar antar Rp.3,- sampai Rp.7,-
per batang. Pengaruh eksternal yang juga berkembang yang dapat mempengaruhi industri rokok diantaranya kebijakan tentang pelarangan merokok di tempat
umum yang dilakukan oleh kota tertentu. Laba bersih industri rokok tahun 2007 menunjukkan arah yang positif
dimana semua perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia mengalami peningkatan laba dari tahun 2006. Pada tahun-tahun sebelumnya laba
bersih yang dicapai oleh perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia juga cenderung mengalami peningkatan walaupun ada yang mengalami
penurunan seperti yang terlihan pada tabel 1.2 pada tahun 2006 PT BAT Indonesia, Tbk mengalami penurunan laba dari tahun 2005 yang membukukan
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio PER, Return On Equity OEe Dan Net Profit Margin NPM Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
laba Rp.19,082 miliar menjadi rugi sebesar Rp.62,123 miliar pada tahun 2006. Penurunan juga terjadi pada PT. Gudang Garam, Tbk pada tahun 2006 diamana
laba bersih yang diperoleh sebesar Rp.1,007 miliar menurun sekitar 46,5 dari
Rp.1,889 miliar. Petumbuhan laba yang cenderung positif seperti yang terlihat
dalam Tabel 1.1 memiliki pengaruh yang beragam terhadap harga saham. Seperti pada PT BAT Indonesia,Tbk pada tahun 2006 ketika terjadi penurunan laba hal
ini mempengaruhi terhadap harga saham. Dimana harga saham terus menurun hingga pada saat penutupan di akhir tahun rata-rata harga saham PT BAT
Indonesia,Tbk Rp.5795 per lembar saham. Tetapi kenaikan laba pada perusahaan PT Gudang Garam,Tbk pada tahun 2007 sekitar 43,2 tidak mempengaruhi
terhadap harga saham hingga penutupan tahun 2007, dimana rata-rata harga sahamnya turun menjadi Rp.9279 dari tahun 2006 dengan rata-rata harga sebesar
Rp.10137 per lembar. Penurunan harga saham juga terjadi pada perusahaan HMSP pada tahun 2006 dari rata-rata harga saham senilai Rp.9103 pada tahun
2005 menjadi senilai RP.8254 pada tahun 2006, padahal laba perusahaannya sedang meningkat. Penurunan harga saham juga terjadi pada tahun 2008 pada
perusahaan GGRM dan HMSP dimana pada tahun 2008 kedua perusahaan tersebut berhasil membukukan penjualan dan laba yang meningkat tetapi tidak
diikuti oleh harga saham yang meningkat.
Investasi yang aman memerlukan analisis yang cermat, teliti dan didukung oleh data yang akurat sehingga dapat mengurangi resiko bagi investor balam
berinvestasi. Analisis fundamental sebagai salah satu teknik analisis yang digunakan oleh investor dalam mencari informasi dari laporan keuangan
perusahaan. beberapa komponen yang penting dalam melakukan analisis terhadap
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio PER, Return On Equity OEe Dan Net Profit Margin NPM Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
fundamental perusahaan diantaranya adalah Price Earning Ratio PER dan Return on Equity ROE Tandelilin,2001:241 serta rasio profitabilitas yang
penting lainnya adalah Net Profit Margin NPM Brigham dan Houston,2001:84. PER yaitu rasio yang mengindikasikan besarnya rupiah yang
harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupia earning perusahaan Tandelilin,2001:243. Artinya PER menunjukan besarnya harga tiap satu rupiah
earning perusahaan. Rasio lainnya ROE dimana ROE digunakan untuk mengukur kemampuan modal dalam menghasilkan pendapatan. Artinya semakin besar ROE
semakin baik manajemen perusahaan karena dari modal yang dikelola dihasilkan pendapatan yang optiomal. Indikator lainnya yaitu Net Profit Margin NPM yang
merupakan margin laba atas penjualan profit margin on sales dimana semakin tinggi NPM maka semakin baik pula operasi perusahaan Darsono dan Ashari,
2005:56. Penelitian yang dilakukan oleh Susilawati 2005 menunjukan ketiga teknik
analisis tersebut memiliki pengaruh yang signifikan secara serempak terhadap harga saham namun secara parsial variabel ROE tidak berpengaruh. Penelitian ini
juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan Subiyantoro dan Andraeni 2007 yang menunjukan adanya pengaruh PER terhadap harga saham. Sedangakan
secara parsial ROE juga tidak berpengaruh. Penelitian yang dilakukan oleh Hijriah 2008 memiliki hasil yang bereda dimana secara parsial variabel ROE
dan PER yang memiliki pengaruh terhadap Harga Saham. Penelitian yang dilakukan Puspitasari 2007 juga memiliki hasil yang bereda dimana secara
parsial semua variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap Harga Saham.
Leonardo Guntur H. Silitonga : Analisis Pengaruh Price Earning Ratio PER, Return On Equity OEe Dan Net Profit Margin NPM Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok Di Bursa Efek Indonesia, 2009.
USU Repository © 2009
Berdasarkan uraian serta permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
”Analisis Pengaruh Price Earning Ratio PER dan Return On Equity ROE dan Net Profit Margin NPM Terhadap Harga Saham Pada Industri Rokok
di Bursa Efek Indonesia”.
B. Perumusan Masalah