Freedom Technique. Dimana selain penyakit psikologis yang di derita klien, klien juga harus yakin dengan adanya keyakinan agama masing-
masing, dengan rasa khusyu, pasrah, ikhlas agar dapat mencintai Tuhannya.
Beliau mendapatkan 2 penghargaan Museum Rekor Indonesia MURI atas terapi inovatifnya dalam mengatasi kecanduan rokok untuk
1400 pelajar dan kecanduan Narkoba untuk 500 Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Cipinang. Tahun 2008 mendapatkan penghargaan sebagai
alumni berprestasi dari Universitas Airlangga. Mengikuti berbagai short course dalam bidan
g “HR Emprowment Innovation di Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand, Australia,
China, India, USA Silicon Valley, Stanfor University, University Of California Berkley, University Of Washington, UCLA dan Kanada di
University Of Britsih Columbia.
17
17
Ahmad FaizZainuddin, SEFT for healing, success, happiness, and greatnes, Jakarta: Afzan Publishing h. 229.
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Berdasarkan hasil temuan data diperoleh suatu informasi tentang tahapan terapi SEFT yang dilakukan oleh seorang terapis terhadap
pecandu rokok sebagai upaya peningkatan penyembuhan dari setiap klien. Dalam bab ini penulis akan menganalisis tahapan dan evaluasi hasil yang
dilakukan terapis pada setiap klien pecandu rokok.
A. Tahapan Terapi SEFT bagi Pecandu Rokok
Dalam bagian ini penulis ingin menjelaskan mengenai tahapan terapi SEFT bagi pecandu rokok beserta gambaran kasus merokok,
menurut hasil temuan yang penulis temui berdasarkan hasil wawancara
dan pengamatan dengan klien;
a. Klien SA
Nama : Santi Widiastuti
Umur : 20 tahun
Alamat : Bojong Rawa Lumbu, bekasi timur.
Pekerjaan : Part time Pizza Hut delivery
Pendidikan : SMA Al-Muhajirin Bekasi.
Ayah : alm Bambang
Ibu : Badriah M
Anak ke : 1 dari 1 bersaudara
Status : belum menikah
Klien SA perempuan umur 20 tahun, anak ke 1 dari 1 bersaudara pasangan alm bapak Bambang dan Ibu Badriah. Klien SA tinggal di
daerah Bekasi dan bekerja parttime di salah satu restaurant di Bekasi. Klien SA merokok sejak kelas 5 SD. Klien SA merokok karena kesepian
dan kurang perhatian dari orang tuanya. Orang tua klien juga sering bertengkar sehingga membuat klien sering menangis dan frustasi. Klien
SA melampiaskan dengan merokok. Hal ini diperoleh dari pengakuan klien dengan penulis berdasarkan hasil wawancara:
“Saya coba ngerokok itu waktu kelas 5 SD sama sepupu saya, jadi saya ini punya kakak tapinya kakak tiri, ibu saya dulunya punya anak 2,
bapak saya juga punya anak dari isterinya yang dulu ada 3, nah saya ini hasil pernikahan ibu dan bapak saya. Kakak tiri saya semuanya udah pada
nikah dan gak tinggal disini, Ibu sama bapak saya dagang dan pulangnya seminggu sekali. Ibu sama bapak juga sering berantem, bikin pusing,
ngerokok aja tapi sekarang bapak udah meninggal, agak sedih tambah sepi
”.
1
Selama merokok klien SA sering sesak ketika bangun tidur, namun klien belum pernah mengecek mengenai riwayat kesehatannya. Hal ini
diperoleh dari pengakuan klien; “Belom pernah ngecek sih kesehataannya, cuma kalo bangun tidur
aja suka sesek nafasnya”.
2
Klien SA memutuskan untuk mengikuti Terapi SEFT yang diadakan di daerah Bekasi. Tahapan terapi SEFT pada klien SA dimulai
dari tahapan Set up. Pada tahapan ini klien SA diminta untuk menceritakan permasalahan yang dialaminya dan memasrahkan apa yang sedang klien
SA derita. Hal ini diperoleh dari wawancara terapis:
1
Wawancara Pribadi dengan Santi, Bekasi, 23 Juni 2014
“Saya suruh mengikuti perkataan saya “Ya Allah walaupun saat ini saya ingin sekali merokok tapi saya ingin berhenti demi kesehatan saya,
keluarga saya. Saya ikhlas menerima rasa ini, ridho ini, dan saya pasrahkan kesembuhan saya kepadaMu” kata-kata itu diulang hingga 3
kali”
3
Setelah tahapan Set up dilanjutkan ke tahapan Tune in. Dalam tahapan ini klien diberi sebuah sugesti bagaimana nikmat sebuah rokok.
Hal ini diperoleh dari hasil wawancara penulis dengan terapis. “Lalu yang kedua Tune In, saya suruh Santi membayangkan pada
saat merokok apa dia enak dan menikmati rokoknya, dibayangkan semakin rasanya tuh merokok, lalu dicoba disuruh menghisap rokoknya dan saya
tanyakan masih enak atau udah berubah”.
Kemudian dilanjutkan tahapan akhir yaitu Tapping. Pada saat bersamaan dengan tune in, klien SA dilakukakn tapping, yaitu proses
mengetuk bagian bagian tubuh tertentu klien oleh terapis. Dari hasil proses putaran pertama tahapan terapi SEFT, klien langsung merasakan
perubahan dari efek terapi, yaitu rokok menjadi pahit. Hal ini diperoleh dari wawancara penulis dengan terapis.
“Lalu saya lanjutkan kembali yang ketiga, di tapping sambil menghisap rokoknya, memakai 9 titik juga dari atas bagian kepalanya,
alisnya bagian kanan, disamping matanya bagian kanan, dibawah kelopak mata bagian kanan, Tepat dibawah hidung, dibawah bagian bibir dan dagu,
dagian tulang dada bagian kanan, kemudian di bawah ketiak bagian kanan, dan dibawah dada bagian kanan. Setelah itu saya tanyakan ada perubahan
atau tidak, ternyata pahit dan mual” Setelah proses terapi klien SA putaran pertama selasai, dilanjutkan
proses putaran kedua untuk memaksimalkan terapi, agar klien benar-benar tidak ingin merokok.
3
Wawancara pribadi dengan Terapis Hilda, Bekasi, 23 Juni 2014.