Gambaran Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

karena ibu yang tidak bekerja mempunyai banyak waktu untuk berinteraksi dengan anak. Pengasuhan dilakukan sendiri oleh ibu kepada anaknya tanpa menggunakan bantuan jasa orang lain maupun baby sitter sehingga perkembangan bahasa anak dapat berjalan dengan optimal. Diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Murray Yingling 2000 yang mengindikasikan bahwa terdapat hubungan antara kasih sayang dan stimulasi di rumah dengan peningkatan kompetensi bahasa. Hampir sebagian besar alasan anak yang diasuh di PSAA Balita Tunas Bangsa Cipayung adalah karena orang tua tidak sanggup membiayai kehidupan anaknya. PSAA Balita Tunas Bangsa Cipayung adalah salah satu panti asuhan milik Dinsos DKI Jakarta dengan pembiayaan menggunakan dana APBD. PSAA Balita Tunas Bangsa Cipayung memberikan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk menunjang stimulasi perkembangan anak, termasuk perkembangan bahasa. Soetjiningsih 2008 menyatakan bahwa anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibanding dengan anak yang kurang mendapat stimulasi. Walau responden di RW 17 Kelurahan Pisangan berasal dari keluarga dengan pendapatan perbulan masih dibawah UMR, tapi sebagian besar para ibu dapat menyediakan fasilitas perkembangan bagi anak seperti mainan, buku bergambar dan buku cerita. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Gunawan 2010 menggambarkan bahwa status ekonomi keluarga kurang tidak ada hubungannya dengan gangguan perkembangan bahasa anak. Sedangkan menurut Judarwanto 2010, status sosial ekonomi berperan penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam hal ini status sosial ekonomi keluarga yang rendah dapat menyebabkan kurang dapat memenuhi kebutuhan anak baik dalam hal nutrisi maupun alat stimulasi perkembangan anak, sehingga kemampuan anak dalam perkembangan bahasa menjadi kurang optimal. Masing-masing ruang kamar di PSAA Balita Tunas dilengkapi dengan mainan-mainan anak. Anak-anak bermain ketika waktu istirahat dibawah pengawasan pengasuh. Dengan bermain mereka bisa saling berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Selain itu dengan bermain anak bisa merespon pembicaraan temannya sehingga dapat menambah kosakata Santrock, 2007. Bermain bagi anak merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak akan berkomunikasi, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungannya, melakukan apa yang dapat dilakukan, mengenal waktu, jarak serta suara Wong, 2009. Penempatan anak secara berkelompok dalam satu kamar di PSAA Balita Tunas Bangsa Cipayung mungkin terlihat lebih efektif untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak dibanding dengan anak yang diasuh di rumah. Di rumah, anak-anak toddler ketika bermain mayoritas anak bermain dengan kakak atau saudaranya yang lebih tua. Penelitian National Institute of Child Health and Human Development NICHD menemukan bahwa anak berumur 6 bulan ke atas yang memiliki pengalaman di pusat perawatan anak lebih lama, menunjukkan suatu perkembangan bahasa yang lebih baik daripada anak yang hanya diasuh