Walaupun demikian, tidak semua keluarga mempunyai kekuatan untuk membantu anak tumbuh dan berkembang dengan baik. Beberapa keluarga
mengalami masalah sosial sehingga dapat menghambat tumbuh kembang anak. Pelayanan kesejahteraan sosial berbasis institusipanti asuhan adalah
alternatif terakhir jika pengasuhan berbasis keluarga benar-benar tidak dapat dilakukan Keputusan Menteri Sosial RI No. 15 AHUK 2010.
Melihat hal ini, salah satu panti asuhan yang ada di Indonesia yaitu Panti Sosial Asuhan Anak PSAA Balita Tunas Bangsa selaku Panti Sosial
dibawah naungan Dinas Sosial, memberikan program penampungan perawatan untuk menyelamatkan anak dari ketelantaran agar dapat tumbuh
kembang secara wajar Profil PSAA Balita Tunas Bangsa. Penelitian Kementerian Sosial Kemensos pada tahun 2006-2007
dengan dukungan dari United Nations Emergency Children’s Fund UNICEF
dilakukan di 36 panti asuhan di enam propinsi yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Jawa Tengah, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Nusa Tenggara
Barat dan Maluku. Penelitian ini bertujuan untuk menyediakan gambaran yang komprehensif tentang kualitas pengasuhan di PSAA di Indonesia. Salah
satu dari temuan inti dari penelitian tersebut adalah PSAA lebih berfungsi sebagai lembaga yang menyediakan akses pendidikan kepada anak daripada
sebagai lembaga alternatif pengasuhan anak Depsos, 2011. Perawat memiliki beberapa peran, salah satunya adalah sebagai
counsellor. Seorang perawat sebagai counsellor dapat memberikan bimbingankonseling kepada klien Doheny, 1982 dalam Kusnanto, 2004.
Pemberian konseling ini dapat diberikan kepada para orang tua ataupun pengasuh di panti asuhan selaku lingkungan pertama yang memberikan
pengaruh terhadap perkembangan anak, khususnya perkembangan bahasa. Berdasarkan dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “Perbedaan Perkembangan Bahasa Pada Anak Usia Toddler Di RW
17 Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Timur Dengan Anak Usia Toddler Di PSAA Balita Tunas Bangsa Cipayung
”.
B. Rumusan Masalah
Gangguan bicara dan bahasa adalah salah satu penyebab gangguan perkembangan yang paling sering ditemukan pada anak toddler. Hampir
sebanyak 20 dari anak berumur dua tahun mempunyai gangguan keterlambatan bicara. Perkembangan bahasa anak sangat dipengaruhi oleh
lingkungan terutama domain vertikal yaitu keluarga. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan di PSAA Balita Tunas Bangsa menggunakan lembar DDST
pada 17 balita, 15 balita 88,23 diantaranya mengalami keterlambatan perkembangan bahasa. Disamping itu, hasil studi pendahuluan untuk anak
toddler di wilayah RW 13 Kelurahan Pisangan didapatkan dari 18 balita, 17 94,4 diantaranya dengan perkembangan bahasa yang normal. Oleh karena
itu, peneliti ingin meneliti terkait perbedaan perkembangan bahasa pada anak usia toddler di RW 17 Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Timur dan di
PSAA Balita Tunas Bangsa Cipayung.
C. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat diambil beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana gambaran karakteristik anak usia toddler di RW 17 Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Timur ?
2. Bagaimana gambaran karakteristik anak usia toddler yang diasuh di PSAA Balita Tunas Bangsa Cipayung?
3. Apakah terdapat perbedaan perkembangan bahasa antara anak usia toddler di RW 17 Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Timur dan di PSAA
Balita Tunas Bangsa Cipayung? 4. Bagaimana perbedaan perkembangan bahasa pada setiap rentang usia
antara anak usia toddler di RW 17 Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Timur dan di PSAA Balita Tunas Bangsa Cipayung?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Diketahuinya perbedaan perkembangan bahasa pada anak usia toddler di
RW 17 Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Timur dan di PSAA Balita Tunas Bangsa Cipayung.
2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya gambaran karakteristik anak usia toddler di RW 17
Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Timur .
b. Diketahuinya gambaran karakteristik anak usia toddler yang diasuh di PSAA Balita Tunas Bangsa Cipayung.
c. Diketahuinya perbedaan perkembangan bahasa pada setiap rentang usia antara anak usia toddler di RW 17 Kelurahan Pisangan
Kecamatan Ciputat Timur dan di PSAA Balita Tunas Bangsa Cipayung.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Orang Tua Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada orang tua
mengenai perkembangan bahasa pada anak usia toddler dan diharapkan orang tua mampu melakukaan stimulasi perkembangan, khususnya
perkembangan bahasa. 2. Bagi panti asuhan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi pihak panti asuhan untuk melakukan pembinaan guna meningkatkan pengetahuan
pengasuh dalam memberikan stimulasi perkembangan, khususnya perkembangan bahasa pada anak usia toddler.
3. Bagi Institusi Keperawatan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam bidang
keperawatan anak yang berguna untuk pengembangan pemberian edukasi kepada masyarakat tentang perkembangan bahasa anak usia toddler
kepada orang tua dan masyarakat pada umumnya.
4. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan
peneliti tentang perkembangan bahasa pada anak usia toddler, khususnya perbedaan antara yang diasuh oleh keluarga inti dan di panti asuhan,
sehingga dapat mengembangkan penelitian yang lebih luas di masa yang akan datang.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian lembar
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan KPSP aspek bicara bahasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan perkembangan bahasa
pada anak usia toddler. Populasi penelitian ini adalah anak usia toddler 1-3 tahun yang tinggal di RW 17 Kelurahan Pisangan Kecamatan Ciputat Timur
dan yang tinggal di PSAA Balita Tunas Bangsa Cipayung. Waktu penelitian berkisar Mei hingga Juni 2014.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perkembangan
1. Definisi Perkembangan
Perkembangan adalah suatu proses untuk menghasilkan peningkatan kemampuan untuk berfungsi pada tingkat tertentu.
Perkembangan berhubungan proses yang terjadi secara stimultan dengan pertumbuhan yang menghasilkan kualitas individu untuk berfungsi. Jadi,
jika tubuh anak semakin besar dan tinggi, kepribadiannya secara stimultan juga semakin matang Marlow, 1988 dalam Supartini, 2009.
Perkembangan terjadi pada individu secara alami, karena di dalam dirinya telah terdapat komponen-komponen psikologis yang menunjang
perkembangannya. Komponen psikologis dalam perkembangan individu di
antaranya, psiko-kognitif,
psiko-motorik dan
psiko-afektif. Perkembangan merupakan suatu proses yang panjang, dan membutuhkan
dorongan atau stimulus untuk berlangsungnya suatu kehidupan. Baraja, 2008.
Menurut Wong 2009, perkembangan adalah suatu proses yang terjadi secara stimultan dengan pertumbuhan yang dihasilkan melalui
proses pematangan dan proses belajar dari lingkungannya. Perkembangan anak adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks