tanggal 12 Rabiul awal, peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW. pada tanggal 27 Rajab, dan hari-hari besar Islam lainya.
82
Peringatan hari-hari besar Islam Nasional harus dijadikan momentum untuk mempererat ukhuwah Islamiyah yaitu, dengan melalui kegiatan yang
positif dan bermanfaat. Peringatan hari besar Islam dilaksankan di tempat beliau, yaitu di Larangan Petukangan, Jakarta selatan, Cilandak yayasan
Alutfiah. Kegiatan itu tidak tertutup bagi warga sekitar untuk ikut serta atau meramaikan peringatan hari-hari besar tersebut.
b. Pengajian Mingguan Ibu-Ibu
Pengajian ibu-ibu yang dilaksanakan setiap hari Sabtu pagi mulai jam 10.00-12.00 siang oleh beliau, bertempat dikediaman sendiri, di Komplek
Larangan Indah, Jalan Mawar Raya Blok 031A Ciledug. Pengajian tersebut lebih diprioritaskan hanya untuk para ibu-ibu yang sengaja diadakan pada
waktu pagi hari sampai siang hari, karena pada umumnya ibu-ibu adalah bekerja dikantor merupakan hari libur yaitu di hari sabtu dan minggu, oleh
karena itu mereka yang tidak sempat untuk mengaji setiap harinya tetapi mereka menyempatkan waktunya pada saat hari sabtu dan minggu merupakan
hari libur. tetapi Selain ibu-ibu pegawai ada juga ibu-ibu wiraswasta yang menyempatkan waktunya untuk ikut mengaji, karena hari-hari libur seperti
hari sabtu inilah harus mengisi kekosongan dengan ikut mengaji. Dalam materi yang diberikan beliau dalam pengajiannya yaitu masalah
fiqih, yang berhubungan dengan masalah sehari-hari, tentang masalah
82
Hasil wawancara dengan manager Hj Lutfiah Sungkar Shelly, 17 Mei 2008, tempat komplek Larangan Indah jalan Mawar Raya , blok tiga 1 A Ciledug
keluarga, tentang masalah shadakoh, berbuat baik pada orang, larangan bergunjing, dan resikonya perbuatan di dunia balasan di akhirat nanti
Rujukan dalam dakwah yang beliau pakai adalah Al-Quran dan hadits, pedoman beliau. sebagai rujukannya. Pada saat pengajian berlangsung ada sesi
tanya jawab bagi para mad’unya, dan beliau menjawab pertanyaan itu sesuai yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadist. Tujuannya agar mad’u
mengerti dan tidak merasa bosan untuk terus mengaji. Setiap mad’u yang mau mengaji wajib membawa Al-Qur’an beserta terjemahnya, bertujuan agar
mad`u lebih mudah untuk memahami dakwah yang dibawakan oleh beliau. Penulis sendiri seringkali mengikuti pengajian beliau.
Saya tidak mau menyampaikan dakwah saya berdasarkan ta’liq atau yang berdasarkan katanya dan tidak adanya bukti yang konkrit, tapi kalau
ada rujukannya, orang tidak akan berani mengelak, yang bicara Al-Qur’an bukan saya berkata semata, karena harus ingat hidup itu tidak hanya disini.
tapi akhirat selamanya.
83
Banyaknya ibu-ibu yang mengikuti pengajian beliau dalam setiap bulannya mengalami perubahan yang signifikan, sampai sekarang jamaah
pengajian beliau diikiti kurang lebih 50 orang jamaah, bahkan sampai sekarang jamaahnya terus bertambah. Mungkin belum ada pengajian sebelum-
sebelumnya pengajian yang beliau adakan di rumahnya, yaitu setelah selesainya pengajian, beliau menjamu mad’unya dengan hidangan makan
siang, yang menunya setiap pertemuan berbeda-beda. Jadi setelah pengajian selesai para ibu-ibunya di suruh untuk makan terlebih dahulu, sebelum pulang.
83
Hasil wawancara setelah mengaji di tempat kediaman beliau, Larangan- Ciledug, Sabtu 28 April 2008
2. Pengajian Khusus a. Pengajian Melalui Media Cetak Dan Elektronik