Menjadi preseden positif bagi negara lain, khususnya di Asia Tenggara.
204
Jalan Panjang menuju Ratifikasi ICC di Indonesia
1. Complementarity : Seperti yang telah dijelaskan dalam Bab II, bahwa berdasarkan Pasal 1 dan Pasal
17 Statuta Roma, Negara pihak mengakui bahwa negara, bukan MPI, memiliki tanggungjawab utama
dalam mengadili para pelaku kejahatan genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan
perang. Tidak hanya Negara yang memiliki kewajiban untuk mengadili pelaku kejahatan
internasional, namun MPI juga dapat mengadilinya hanya apabila Negara tersebut tidak mampu dan
tidak mau melaksanakan kewajibannya. Jika MPI menjadi pelengkap efektif suatu Negara dalam
sistem pengadilan internasional, maka Negara tersebut harus melaksanakan tanggungjawabnya.
Negara harus membuat dan menegakkan hukum nasionalnya yang mengatur bahwa kejahatan
terhadap hukum internasional adalah berarti kejahatan terhadap hukum nasionalnya. Negara
yang gagal melaksanakan kewajibannya tersebut akan beresiko untuk dianggap sebagai Negara
yang tidak mau dan tidak mampu untuk mengadili kejahatan yang merupakan yurisdiksi MPI.
Membuat peraturan implementasi yang efektif akan menunjukan bahwa Negara peduli terhadap
kewajiuban
utamanya berdasarkan
hukum internasional untuk menjamin ditegakkannya
hukum bagi kejahatan tersebut dan akan mengadilinya melalui pengadilan nasionalnya.
2. Kerjasama yang penuh fully cooperation: Ketika MPI telah menetapkan bahwa MPI memiliki
kewajiban untuk melaksanakan yurisdiksinya berdasarkan prinsip komplementer, Negara pihak
setuju untuk berkerjasama penuh dengan MPI dalam hal penyelidikkan dan penuntutan terhadap
205
Lampiran
kejahatan yang menjadi yurisdiksi MPI. Kewajiban ini berarti bahwa Negara harus memberikan
perlakuan khusus dan kekebalan tertentu kepada aparat penegak hukum dan personil MPI
70
. Tanpa perlakuan khusus dan kekebalan seperti ini, akan
sangat sulit, bahkan tidak mungkin, bagi MPI untuk berfungsi efektif
71
. MPI memiliki perjanjian terpisah yang mengatur mengenai perlakuan khusus dan
kekebalan bagi staf MPI Agreement on Privilege and Immunities of the MPI
72
dan Pasal 48 Statuta Roma menjelaskan keharusan Negara pihak untuk
meratifikasi dan mengimplementasikan perjanjian ini. Beberapa aturan yang penting dalam perjanjian
ini diantaranya adalah Penuntut Umum dan Pembela MPI dapat melaksanakan penyelidikan
yang efektif dalam yurisdiksinya, dan pengadilan nasional
serta aparat
penegak hukumnya
harus bekerjasama penuh dalam memberikan dokumen, penempatan serta perampasan aset-
aset dari tersangka, melaksanakan pencarian dan perampasan barang bukti, melindungi saksi serta
menahan dan menyerahkan tersangka kepada MPI. Negara juga harus bekerjasama dengan MPI dalam
menegakkan hukuman dengan membuat fasilitas penahanan bagi pelaku yang telah dihukum.
Untuk lebih mengefektifkan kerjasama dengan MPI, Negara harus memberikan pendidikan dan
70 Coalition for the International Criminal Court, Question and Answer : The
Privileges and Immunities Agreement of the ICC, Last updated 13 February 2003, diambil dari www.iccnow.org.
71 ibid.
72 Agreement on Privilege and Immunities of the ICC dirancang oleh Komisi
Persiapan ICC dan diadopsi oleh Assembly of State Parties ASP tanggal 9 September 2002. Perjanjian ini akan berlaku setelah diratikasi oleh 10 negara.
Hingga saat ini ada 31 negara yang sudah meratiikasinya.