Rough-Cut Capacity Planning RCCP

Setiap produk tidak terkecuali bahan kebutuhan pokok selalu mengalami fluktuasi permintaan. Permintaan pasar terhadap produk yang berfluktuasi akan menimbulkan fluktuasi dalam kebutuhan sumber daya produksi seperti bahan baku, kapasitas produksi dan tenaga operator. Fluktuasi kebutuhan terhadap sumber daya produksi ini akan menimbulkan kesulitan tersendiri karena faktor supply yaitu kapasitas produksi dan jumlah tenaga operator pada umumnya relatif konstan sehingga ada peluang terjadinya ketidaksesuaian antara jumlah sumber daya yang dibutuhkan dan jumlah sumber daya yang tersedia. Ada dua faktor penting yang perlu diperhatikan dalam menjabarkan rencana agregat ke dalam jadwal induk produksi. Pertama ialah kondisi flukuasi permintaan masing-masing kelompok produk dari rentang musim ke musim. Yang dimaksud dengan rentang musim adalah rentang periode terjadinya perubahan permintaan secara sognifikan. Misalnya, besarnya permintaan terhadap produk tertentu relative rendah selama bulan Januari, Februari dan Maret, tetapi pada bulan April, Mei dan Juni meningkat tajam yaitu meningkat hampir 50 di atas permintaan rata-rata pada tiga bulan sebelumnya. Dengan mengidentifikasi persentase perubahan perkiraan permintaan pasar pada setiap musim maka rencana produksi agregat tahun pertama dapat diuraikan ke dalam rencana produksi agregat bulanan.

3.5. Rough-Cut Capacity Planning RCCP

21 21 Ibid. hal 137-141. Universitas Sumatera Utara Rough-Cut Capacity Planning menghitung kebutuhan kapasitas secara kasar dan membandingkannya dengan kapasitas yang tersedia. Perhitungan secara kasar yang dimaksud terlihat dalam dua hal yang menjadi karakteristik RCCP yaitu : Pertama, kebutuhan kapasitas masih didasarkan kepada kelompok produk, bukan produk per produk dan kedua, tidak memperhitungkan jumlah persediaan yang telah ada. berikut ini dijelaskan secara sistematis cara perhitungan kebutuhan kapasitas yang dimaksud. Misalkan data empiris yang dikumpulkan dalam 3 tahn terakhir diketahui bahwa besarnya kapasitas rata-rata setiap work centre WC yang digunakan untuk menghasilkan produk A, B, C masing-masing sebanyak 100 unit adalah sebagai berikut. Tabel 3.1. Data Empiris Waktu Setup dan Waktu Operasi pada Pembuatan Produk-Produk A, B, C per 100 Unit dalam Kelompok Produk I jam No WC Nama WC Produk A Produk B Produk C Waktu Setup Waktu Operasi Waktu Setup Waktu Operasi Waktu Setup Waktu Operasi 101 Turret Lathe 0,6 16,0 0,6 20,0 0,6 22,0 102 Vertical Lathe 0,7 30,0 0,7 14,0 0,6 24,0 201 Mills 0,5 20,0 0,8 0,5 1,5 16,0 202 Bridgeports 1,0 30,0 1,0 20,0 1,0 35,0 203 Numerical Control 1,8 23,8 1,5 25,0 1,8 25,0 601 Welding 0,6 19,6 0,6 15,6 0,6 24,0 701 Subassembly 1,5 73,5 1,2 40,8 1,4 45,0 Dari data empiris tersebut juga diketahui bahwa komposisi produk A,B, dan C dalam kelompok produk I adalah 40, 25, dan 35. Tabel 3.2. Profil Beban Produk Grup I pada Masing-masing Work Centre per 100 Unit Universitas Sumatera Utara No WC Nama WC Kelompok Produk I Waktu Setup Waktu Operasi 101 Turret Lathe 0,6 19,10 102 Vertical Lathe 0,7 23,90 201 Mills 0,5 18,23 202 Bridgeports 1,0 29,25 203 Numerical Control 1,8 24,52 601 Welding 0,6 20,14 701 Subassembly 1,5 55,35 Tabel di atas menunjukkan bahwa setiap 100 unit kelompok produk I membutuhkan kapasitas stasiun kerja WC 101 sebesar 19,10 jam dan WC 102 sebesar 23,90 jam dan seterusnya. Perlu diketahui waktu setup tidak bergantung dengan jumlah item yang dikerjakan tetapi pada kegiatan setup yang perlu dilakukan sesuai dengan sifat operasi dari produk bersangkutan. Diketahui rencana produksi agregat untuk bulan Januari adalah 208 unit kelompok produk I. Berdasarkan rencana agregat tersebut, besarnya kebutuhan kapasitas stasiun kerja WC 101 atau mesin Turret Lathe dalam bulan Januari dihitung sebagai berikut : {0,5+20819,10}100 = 39,733 jam. Bila waktu kerja per minggu adalah 40 jam dan bila jumlah mesin ada 1 unit maka kapasitas WC 101 yang tersedia dalam bulan Januari adalah 440 jam = 160 jam. Estimasi kebutuhan kapasitas ini menunjukkan bahwa jumlah kebutuhan masih lebih rendah dari jumlah kapasitas yang tersedia. Apabila pada salah satu atau beberapa WC dalam bulan tertentu ditemui keadaan bahwa kapasitas yang dibutuhkan lebih besar dari kapasitas yang tersedia maka beberapa alternatif perlu dianalisa sebagai berikut : a. Alternatif I Universitas Sumatera Utara Rencana produksi agregat pada bulan tersebut dikoreksi yaitu diturunkan sampai kepada jumlah yang realistik ditinjau dari ketersediaan kapasitas. Resiko terhadap alternatif ini perlu dikritisi karena mengoreksi jumlah produk yang dihasilkan akan menurunkan pangsa pasar. b. Alternatif II Melakukan penyesuaian re-adjusment jumlah unit produk grup tertentu antar time bucket misalnya sebagian dipindahkan ke periode lebih awal atau ke periode di belakangnya. c. Alternatif III Melakukan penambahan kapasitas stasiun kerja dimana defisit kapasitas terjadi misalnya melalui penambahan jumlah mesin terkait dan lain-lain. Ada beberapa alternatif lain yang dapat dilakukan apabila kapasitas yang tersedia tidak dapat memenuhi yang dibutuhkan, yaitu : 1. Memproduksi produk pada periode yang lebih awal ataupun memproduksi pada periode yang akan datang. 2. Menambah jam kerja tanpa mengubah jumlah tenaga kerja. 3. Menambah jumlah tenaga kerja . 4. Subkontrakkan kerja pada perusahaan lain. 5. Mengkoreksi jumlah permintaan sampai jumlah yang dapat dipenuhi oleh kapasitas yang tersedia. Keputusan yang diambil haruslah berdasarkan hasil analisis trade-off mendalam dari ketiga alternatif tersebut dengan mempertimbangkan faktor Universitas Sumatera Utara finansial, faktor teknis, dan faktor sosial yang terkait dengan kepentingan para karyawan, pemilik modal, dan kepentingan pelanggan.

3.6. Depresiasi, Nilai Akhir, dan Umur Ekonomis