Penelitian ini dilakukan dengan beberapa langkah. Pertama sekali dilakukan studi literatur untuk suatu daerah yang rawan gempa bumi dan tsunami. Data terjadinya
gempa bumi diambil dari beberapa sumber data. Data tersebut merupakan data yang membangkitkan gelombang tsunami. Data gempa tersebut diolah dan
diperoleh hasil yaitu waktu tiba gelombang tsunami ke suatu titik tertentu di laut atau di pantai yang dapat menggambarkan daerah terimbas tsunami.
3.4.1. Studi Literatur
Studi literatur ini mempelajari dan mengkaji literatur yang berhubungan dengan keadaan geologis suatu daerah. Berdasarkan informasi yang didapat dari United
States Geological Survey USGS sebagai lembaga survei geologi milik Amerika Serikat dan NOAA National Oceanic and Atmospheric Administration sebagai
lembaga pusat penelitian Tsunami dan pemodelan tsunami, pantai Barat Sumatera merupakan wilayah indonesia yang memiliki sejarah gempa bumi yang
membangkitkan gelombang tsunami. Salah satu pulau di pantai Barat Sumatera adalah pulau Nias. Dalam penelitian ini, data gempa yang diolah berasal dari
pulau Nias.
Tabel 3.1. Daftar kejadian tsunami di pantai barat Sumatera
Waktu Sumber
Lat Lon
Ms I
Hmax korban
17970210 S of Nias
0.0 99.0
8.0 3.0
5.0 300
18331124 SW Sumatra
-3.3 102.2
8.2 2.5
18430105 Nias I.
1.7 98.0
7.5 3.0
8.0 18610216
S of Nias -1.0
97.8 8.5
3.0 5.0
3000 18811231
Andaman Is. 12.0
92.4 7.9
1.0 5.0
18830827 Krakatau
-6.1 105.4
- 4.0
36.0 36417
18961010 SW Sumatra
-3.5 102.5
6.8 1.0
04011907 NW Sumatra
2.0 94.5
7.6 2.0
28121935 S of Nias
-0.2 98.2
8.1 1.0
26061941 Andaman Is.
12.5 92.3
8.1 2.0
5000 26122004
NW Sumatra 3.3
95.8 9.3
4.0 34.6
297728 28032005
NW Sumatra 2.1
97.0 8.7
24102010 NW Sumatra
-3.61 99.93
7.2 7
Sumber : Diolah dari WinITDB
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.1. Peta sumber historis tsunami di pantai barat Sumatera sumber : TSUNAMI LABORATORY, NOAA
Dari sumber historis di atas dapat kita ketahui bahwa pantai barat sumatera memiliki catatan sejarah yang pernah dilanda gempa bumi yang membangkitkan
tsunami. Gempa yang membangkitkan tsunami terjadi di sepanjang zona subduksi, dimana tempat pertemuan lempeng Indo-Australia dengan lempeng
Eurasia pulau Sumatera . Lempeng Indo-Australia bergerak menabrak lempeng Eurasia dengan kecepatan 70 mmtahun, dan bergerak ke bawah lempeng Eurasia.
Pertemuan kedua lempeng ini merupakan zona subduksi, dimana zona subduksi merupakan sumber gempa tektonik yang berpotensi membangkitkan gelombang
tsunami. Dapat kita percayai dari tabel historis, bahwa dalam kurun waktu yang lama, dari tahun 1979 sampai 2005 sudah banyak terjadi gempa yang
membangkitkan tsunami yang juga menelan korban yang sangat banyak.
Dari sumber historis tersebut, kemungkinan besar akan terjadi lagi gempa yang membangkitkan tsunami, yang letaknya di pantai barat Sumatera itu juga. Dalam
jarak 3 bulan saja sudah terjadi 2 kali gempa besar, gempa Simeuleu 26 Desember
Universitas Sumatera Utara
2004 dan gempa Nias 28 Maret 2005 yang berjarak 200 km saja. Tentu kita perlu lebih mengantisipasi kejadian jika terjadi lagi gempa di kemudian hari.
3.4.2 Pengambilan data gempa