2.17.3. Persamaan Perambatan Gelombang Tsunami
Gelombang tsunami juga disebut sebagai gelombang gravity dikarenakan komponen vertikal dari gelombang ini sangat kecil dibandingkan dengan
pengaruh gaya gravitasi. Dalam koordinat kartesian penjalaran gelombang dalam arah x dapat ditulis h = a coskx-
ωt dimana a adalah amplitude, k adalah bilangan gelombang, dan ω frekuensi anguler, sehingga kecepatan fase gelombang dapat
dituliskan;
� =
� �
= �
� �
���ℎ ���
1 2
= �
�� 2
�
���ℎ
2 ��
�
�
1 2
2.17 Dan untuk kecepatan horizontal dan vertikal adalah berturut-turut sebagai berikut:
� = ��
���ℎ ��+� ���ℎ ��
��� �� − ��
2.18
� = ��
���ℎ ��+� ���ℎ ��
��� �� − ��
2.19
2.18. INSTRUMENTASI DALAM SISTEM PERINGATAN DINI
TSUNAMI
Gambar 2.18. Instrumentasi dalam proyek GITEWS
Universitas Sumatera Utara
Di dalam hal persiapan menghadapi terjadinya bencana, maka suatu peralatan yang canggih sangat diperlukan. Pada gambar 2.18 ditunjukkan peralatan
instrumentasi yang diperlukan untuk merekan semua gejala alam yang terjadi. Sistem di atas akan berlandaskan pada sebuah platform sensor yang terbuka
seperti : 1.
Gempa Bumi – terdeteksi dengan adanya gelombang Seismik 2.
Muka Laut – Tide Gauge, Buoys 3.
Dasar Laut – Sensor-Sensor Tekanan 4.
Pergeseran Tanah – Pemonitoran Stasiun-Stasiun GPS Pada gambar 2.18 di atas menunjukkan peralatan instrumentasi yang di pasang
terintegrasi untuk membentuk suatu sistem yang dapat mengumpulkan data peristiwa yang diakibatkan oleh aktivitas lempeng tektonik. Sensor tekanan
pressure sensor diletakkan di dasar laut untuk dapat mendeteksi adanya tekanan akibat tumbukan lempeng. Di atas permukaan laut terdapat alat yang namanya
GPS Buoys, yang berfungsi untuk mengukur perubahan permukaan laut di tengah lautan. Di daerah Pantai terpasang tide gauge untuk mengukur level ketinggian air
laut di pantai. Jika gelombang tsunami sampai ke pantai dimana terdapat tide gauge, maka alat ini akan mencatat perubahan level air laut. Seismometer
berfungsi untuk menangkap sinyal seismik yang terbentuk akibat terjadinya getaran akibat tumbukan lempeng. Data yang direkam oleh peralatan ini akan
dikirim melalui komunikasi satelit. Data tersebut dikirim ke pusat pengamatan tsunami dan akan diolah untuk memberikan keputusan apakah gempa berpotensi
tsunami
Perhitungan dilakukan berdasarkan jutaan skenario pemodelan yang sudah dibuat terlebih dahulu. Kemudian, BMKG dapat mengeluarkan “INFO PERINGATAN
TSUNAMI”. Data gempa ini juga akan diintegrasikan dengan data dari peralatan sistem peringatan dini lainnya GPS, Buoy, Ocean Bottom Unit, Tide Gauge
untuk memberikan konfirmasi, apakah gelombang tsunami benar-benar sudah terbentuk.
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang