dimana lempeng samudra Hindia bergerak ke arah dan menunjam ke bawah lempeng benua Sumatra. Bagian lempeng yang menunjam di bawah
Kep.Mentawai dan Nias umumnya melekat kuat pada tubuh batuan di atasnya, sehingga pergerakan ini memampatkan tubuh batuan Gambar.2.4. Akumulasi
tekanan ini akan meningkat dari waktu kewaktu sampai pada suatusaat melampaui daya rekat dua lempeng tersebut. Maka ibarat sebuah per pegas raksasayang sudah
ditekan maksimal dan kemudian dilepaskan, Pulau Nias akan terpental ke atas dan ke arah luar secara tiba-tiba menimbulkan guncangan bumi yang sangat keras,
yaitu gempabumi yang terjadi pada zona subduksi.
Lempeng samudra ini menabrak Sumatra agak miring, sehingga menyebabkan ada tekanan yang mendorong daerah Sumatra ke arah utara.
Dorongan ke utara ini tidak bisa diserap oleh zona subduksi dan Pulau Nias dan Kep.Mentawai, tapi harus ditanggung oleh sebuah jalur patahan besar di
sepanjang Peg. Bukit Barisan Sumatra yang disebut Patahan besar Sumatra. Sama halnya dengan zona subduksi, Patahan Sumatra menahan tekanan lempeng
dari hari ke hari sampai melampaui kekuatan batuan yang merekatkan bumi di barat dan timur jalur patahan ini.
Pada saat itulah terjadi gempa besar dimana akumulasi tekanan akan dilepaskan tiba-tiba menyebabkan bumi di bagian barat bergerak tiba-tiba ke arah
utara dan yang di bagian timur bergerak ke arah selatan. Begitulah tentang kenapa di Sumatra banyak gempa terjadi tidak hanya di bawah lautan tapi juga di
sepanjang Bukit Barisan.
2.4. LEMPENG TEKTONIK
Teori tektonika adalah teori dalam bidang geologi yang dikembangkan
untuk memberi penjelasan terhadap adanya bukti-bukti pergerakan skala besar yang dilakukan oleh litosfer bumi. Teori ini telah mencakup dan juga
menggantikan Teori Pergeseran Benua yang lebih dahulu dikemukakan pada paruh pertama abad ke-20 dan konsep seafloor spreading yang dikembangkan
Universitas Sumatera Utara
pada tahun 1960-an. Teori ini dikemukakan oleh Alfred Wegener pada tahun 1912.
Bagian terluar dari interior bumi terbentuk dari dua lapisan. Di bagian atas terdapat litosfer yang terdiri atas kerak dan bagian teratas mantel bumi yang kaku
dan padat. Di bawah lapisan litosfer terdapat astenosfer yang berbentuk padat tetapi bisa mengalir seperti cairan dengan sangat lambat dan dalam skala waktu
geologis yang sangat lama karena viskositas dan kekuatan geser yang rendah. Lebih dalam lagi, bagian mantel di bawah astenosfer sifatnya menjadi lebih kaku
lagi. Penyebabnya bukanlah suhu yang lebih dingin, melainkan tekanan yang tinggi.
Lapisan litosfer dibagi menjadi lempeng-lempeng tektonik. Di bumi, terdapat tujuh lempeng utama dan banyak lempeng-lempeng yang lebih kecil.
Lempeng-lempeng litosfer ini menumpang di atas astenosfer. Mereka bergerak relatif satu dengan yang lainnya di batas-batas lempeng, baik divergen menjauh,
konvergen bertumbukan, ataupun transform menyamping. Gempa bumi, aktivitas vulkanik, pembentukan gunung, dan pembentukan palung samudera
semuanya umumnya terjadi di daerah sepanjang batas lempeng. Pergerakan lateral lempeng lazimnya berkecepatan 50-100 mmtahun. Lempeng tektonik bisa
merupakan kerak benua atau samudera, tetapi biasanya satu lempeng terdiri atas keduanya. Misalnya, Lempeng Afrika mencakup benua itu sendiri dan sebagian
dasar Samudera Atlantik dan Hindia. Lempeng – lempeng tersebut aktif bergerak satu sama lain, sehingga menimbulkan variasi bentuk permukaan bumi ini.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.5. Peta Lempeng Tektonik Bumi Sumber: USGS Tabel 2.1. Tabel Nama Lempeng yang Membentuk Litosfer.
No. Nama Lempeng
Keterangan
1 Lempeng Antartik
Lempeng Besar 2
Lempeng Pasifik Lempeng Besar
3 Lempeng lndo-Australia
Lempeng Besar 4
Lempeng Eurasia Lempeng Besar
5 Lempeng Afrika
Lempeng Besar 6
Lempeng Amerika Selatan Lempeng Besar
7 Lempeng Amerika Utara
Lempeng Besar 8
Lempeng Filipina Lempeng Kecil
9 Lempeng India
Lempeng Kecil 10
Lempeng Narca Lempeng Kecil
11 Lempeng Cocos
Lempeng Kecil 12
Lempeng Arab Lempeng Kecil
Sumber : USGS
2.5. RING OF FIRE