Variasi Titik Pusat Episenter Gempa Variasi Panjang Dan Lebar Patahan Sesar

4.4.3 Variasi Titik Pusat Episenter Gempa

Penelitian ini dilakukan dengan prediksi bahwa beberapa titik di Pulau Nias mengalami seismik gap dimana belum terjadi pelepasan getaran seismik di daerah tersebut. Dengan asumsi seperti itu, maka diprediksi kemungkinan besar akan terjadi pelepasan energi akibat terjadinya tumbukan lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Asia Di bawah Pulau Nias. Kondisi tersebut dapat kita lihat pada gambar 4.20 di bawah ini: Gambar 4.20. Peta Seismisitas Pulau Nias Peta seismisitas daerah Pulau Nias di atas menunjukkan bahwa beberapa titik daerah sekitar perairan Pulau Nias sebagai titik pusat terjadinya gempa. Dan ada beberapa titik kosong yang belum pernah terjadi gempa atau mengalami seismik gap tidak terjadi aktivitas seismik. Dari informasi tentang kondisi seismisitas Pulau Nias dan sekitarnya itu, maka dibuat suatu prediksi kemungkinan suatu saat akan terjadi pelepasan energi di daerah seismik gap tersebut. Kemudian dibuat beberapa model tsunami dengan pusat gempa di tunjukkan pada gambar 4.21 di bawah ini. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.21. Posisi Sumber Gempa Titik Putih Lingkaran putih pada gambar 4.21 di atas menunjukkan titik pusat gempa yang diprediksi kemungkinan akan terjadi lagi di waktu yang akan datang. Setelah hasil didapat dan dilakukan analisis maka diperoleh waktu tempuh tsunami dari titik pusat pembangkit tsunami sampai ke daerah pantai. Semakin dekat titik pusat gempa berpotensi tsunami ke suatu daerah maka akan semakin cepat gelombang tsunami menerjang daerah tersebut.

4.4.4 Variasi Panjang Dan Lebar Patahan Sesar

Dilakukan penelitian dengan menggunakan variasi panjang patahan dan dianalisa pengaruhnya terhadap waktu tempuh tsunami ke daerah pantai. Data yang digunakan adalah data dari USGS dan dimodifikasi panjang patahan yang terjadi. Untuk lokasi pengamatan dipilih daerah Barus untuk melihat waktu tempuh tsunami ke daerah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.12. Variasi panjang patahan terhadap waktu tempuh gelombang tsunami ke daerah pantai daerah Barus No P Lat Long Depth Strike Dip Rake L km W km Dis 1 P1 0.5 98 10 329° 7° 109° 50 25 3 2 P2 0.5 98 10 329° 7° 109° 75 25 3 3 P3 0.5 98 10 329° 7° 109° 100 25 3 4 P4 0.5 98 10 329° 7° 109° 125 25 3 5 P5 0.5 98 10 329° 7° 109° 150 25 3 6 P6 0.5 98 10 329° 7° 109° 175 25 3 7 P7 0.5 98 10 329° 7° 109° 200 25 3 Hasil dari variasi panjang patahan ini didapat seperti pada tabel di bawah ini: Tabel 4.13. hasil waktu tempuh variasi panjang patahan No patahan Panjang patahan km Waktu tempuh tsunami jam:menit:sekon 1 50 1:01:48 2 75 1:11:21 3 100 1:11:21 4 125 0:59:33 5 150 0:19:49 6 175 0:21:04 7 200 0:36:10 Dari tabel hasil di atas menunjukkan adanya perbedaan waktu tiba tsunami ke daerah terimbas tsunami. Perbedaan panjang patahan memberikan waktu yang bervariasi. Dengan panjang patahan yang berbeda , tentu morfologi dasar laut dan kedalaman dasar laut tentu akan berbeda. Seperti dibahas pada bab 3 di atas, bahwa waktu tempuh tsunami dipengaruhi oleh kedalaman laut, semakin dalam laut maka kecepatan semakin besar dan jika semakin dangkal maka kecepatan tsunami akan mengalami penurunan. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.22. Grafik Hubungan Panjang Patahan Dengan Waktu Tiba Tsunami Ke Daerah Barus Dari gambar 4.22 di atas menunjukkan adanya perubahan waktu tiba tsunami ke daerah barus, dimana semakin panjang patahan maka waktu tiba tsunami semakin cepat. Panjang patahan yang terbentuk mempengaruhi waktu tiba gelombang tsunami ke titik terimbas. y = -0,000x + 0,062 0:00:00 0:14:24 0:28:48 0:43:12 0:57:36 1:12:00 1:26:24 50 100 150 200 250 w a k tu t e m p u h t su n a m i j a m :m e n it :s e k o n panjang Patahan km Waktu tempuh tsunami jam:menit:sekon Linear Waktu tempuh tsunami jam:menit:sekon Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan