5.8. Status Gizi Anak Autisme berdasarkan IMTU
Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa status gizi IMTU pada anak
autisme sebagian besar 87,5 berada dalam kategori normal, hal tersebut
menyatakan bahwa tubuh anak autisme cukup proporsional antara berat badan dan tinggi badannya.
Jika ditelaah dari hasil jawaban ibu dapat dilihat bahwa pemberian makan secara umum sudah cukup baik, seperti tindakan ibu dalam frekuensi pemberian
makan yaitu “5 kali sehari termasuk snack” yaitu sebanyak 96,9. Hal ini menunjukkan bahwa tindakan ibu dalam frekuensi pemberian makan sudah benar.
Artinya semakin tinggi fekuensi makan seseorang maka peluang terpenuhinya kecukupan gizi semakin besar sehingga anak tidak mengalami masalah kekurangan
gizi yang berdampak pada pertumbuhan fisiknya Siregar J, 2010. Hasil penelitian juga menunujukkan bahwa sebagian besar ibu 65,6 selalu
memberikan sayur pada anak autisme setiap kali makan. Menurut Herminingsih sayur merupakan sumber serat yang dapat memberikan rasa kenyang lebih lama, dengan
mengonsumsi serat maka berat badan dapat terkontrol dengan baik. Meskipun ibu tidak memperhatikan pola makandiet khusus pada anak
autisme, namun hal ini tidak berdampak pada ukuran fisik tubuhnya, terbukti bahwa hasil pengukuran antropometri secara umum anak autisme berada dalam kategori
normal.
5.9. Status Gizi TBU Anak Autisme Berdasarkan Tindakan Ibu dalam
Pemberian Makan pada Anak Autisme
Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa secara umum tindakan ibu berada dalam kategori cukup yaitu sebanyak 14 orang. Dimana dari 14 ibu yang memiliki
tindakan cukup terdapat 71,4 anak autisme yang status gizi TBU berada dalam karegori normal dan terdapat masing-masing 14,3 yang status gizi TBU berada
dalam kategori pendek dan sangat pendek. Hal ini menunjukkan bahwa dengan tindakan ibu yang berada dalam kategori cukup tidak membuat status gizi TBU anak
autisme terganggu, meskipun masih terdapat masing-masing 2 orang yang status gizi TBU berada dalam kategori pendek dan sangat pendek.
Tindakan ibu yang tidak memberikan dietpola khusus pada anak autisme memang tidak berdampak pada status gizi TBU, namun anak autisme akan
mengalami kemajuan yang lambat dalam kesembuhannya. Menurut Budhiman, dkk dalam Ratnadewi 2008 untuk menanggulangi autisme maka yang harus dibenahi
adalah metabolisme tubuh penyandang autisme tersebut. Yaitu dengan mengatur pola makannya dan suplementasi bila diperlukan. Jika tidak maka dirasa percuma untuk
melakukan terapi perilaku, terapi berbicara ataupun terapi lainnya, sementara metabolisme dalam tubuh anak autisme masih bermasalah.
5.10. Status Gizi IMTU Anak Autisme Berdasarkan Tindakan Ibu dalam