Jenis Penelitian Definisi Operasional Instrumen Penelitian Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN

6.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional untuk melihat perilaku ibu tentang pemberian makan dan status gizi anak autisme di sekolah dan tempat terapi autisme di Kota Binjai tahun 2011.

6.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

6.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di tiga tempat yaitu di SDLB Negeri Binjai, SLB Negeri Binjai dan Yayasan Fadira, pemilihan ketiga lokasi tersebut atas pertimbangan bahwa ketiga tempat diatas masih berada berada dalam satu kota, yaitu Kota Binjai sehingga memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data dan melakukan penelitian karena anak autisme berada dan berkumpul ditempat tersebut selama jam sekolah ataupun selama jam terapi yang temani oleh ibunya, dan berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan mewawancarai para ibu didapatkan informasi bahwa tenaga terapis baik disekolah maupun di tempat terapi autisme tidak pernah memberikan informasi kepada para ibu bahwa anak autisme mempunyai diet khusus untuk membantu penyembuhannya oleh karena itu dari 9 ibu yang diwawancarai satupun dari mereka tidak tahu bahwasannya anak autisme mempunyai diet pola makan khusus.

6.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sd Mei tahun 2011.

6.3. Populasi dan Sampel

6.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak autisme yang bersekolah dan mengikuti terapi di Kota Binjai usia 5 sd 15 tahun berjumlah 32 orang.

6.3.2. Sampel

Sampel pada penelitian ini diambil dengan metode total sampling yaitu seluruh anak autisme yang bersekolah dan mengikuti terapi autisme di Kota Binjai, yaitu 10 orang di SDLB Negeri Binjai, 10 orang di SLB Negeri Binjai dan 12 orang di Yayasan Fadira. Maka sampel yang didapat dari ketiga tempat tersebut adalah 32 orang anak autisme mulai dari usia 5 sd 15 tahun yang bersekolah dan mendapatkan terapi autisme di Kota Binjai. Responden yang akan dimintai keterangan tentang pemberian makan pada anak autisme adalah ibu dari anak autisme yang bersekolah dan mendapatkan terapi autisme di ketiga tempat tersebut yang berjumlah 32 orang.

6.4. Definisi Operasional

1. Pengetahuan ibu adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tentang pemberian makanan pada anak autisme. 2. Sikap ibu adalah respon atau tanggapan ibu tentang pemberian makan pada anak autisme. 3. Tindakan ibu adalah aktifitas yang dilakukan ibu sehubungan dengan pemberian makan pada anak autisme. 4. Status gizi adalah keadaan kesehatan fisik anak autisme yang ditentukan dengan menggunakan antropometri TBU dan IMTU, dengan perhitungan nilai Z-skor berdasarkan baku standar WHO 2007.

6.5. Jenis dan Metode Pengumpulan Data

6.5.1. Jenis Data

1. Data primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti, yang meliputi identitas responden, identitas anak autisme dan perilaku responden yang meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan tentang pemberian makan pada anak autisme, serta status gizi pada anak autisme. 2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari SDLB Negeri Binjai, SLB Negeri Binjai dan Yayasan Fadira yang terdiri dari jumlah anak autisme dan data-data pendukung lainnya.

6.5.2. Metode Pengumpulan Data

1. Data primer dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner kepada masing-masing responden dalam waktu yang berbeda. Wawancara direncanakan untuk dilakukan disekolah atau ditempat terapi autisme, namun jika responden tidak bisa melakukan wawancara disekolah maupun ditempat terapi maka peneliti akan melaksanakan wawancara dirumah responden dengan membuat janji terlebih dahulu kepada responden. Untuk data status gizi anak autisme diperoleh dengan melakukan pengukuran secara antropometri yaitu pengukuran terhadap berat badan dan tinggi badan anak autisme, pengukuran berat badan dilakukan dengan menggunakan timbangan badan dan pengukuran tinggi badan dilakukan dengan menggunakan mikrotoise. Pengukuran status gizi dilakukan didalam kelas dengan bantuan guru ataupun terapis untuk mengontrol pelaksanaan dilapangan. 2. Data sekunder dari SDLB dan SLB Negeri Binjai diperoleh dari bagian tata usaha sedangkan data sekunder dari Yayasan Fadira diperoleh dari staf yayasan.

6.6. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah - Kuesioner - Timbangan badan - Microtoise

6.7. Aspek Pengukuran

6.7.1. Pengetahuan

Pada komponen pengetahuan terdapat 20 pertanyaan dengan tipe pilihan jawaban skala likert yaitu benar, hampir benar dan salah. Diberi skor 2 untuk jawaban yang benar, skor 1 untuk jawaban yang hampir benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah. Total skor pengetahuan tertinggi adalah 40 dan terendah adalah 0. Berdasarkan kriteria diatas maka dapat dikategorikan tingkat pengetahuan responden dengan kriteria sebagai berikut Arikunto, 2002 : a. Baik bila nilai responden 75 dari total nilai seluruh pertanyaan tentang pengetahuan, dengan nilai 30. b. Cukup bila nilai responden 40-75 dari total nilai seluruh pertanyaan tentang pengetahuan, dengan nilai 16-30. c. Kurang, bila nilai responden 40 dari total nilai seluruh pertanyaan tentang pengetahuan, dengan nilai 16. Dalam pertanyaan pengetahuan terdapat 11 pertanyaan 55 tentang pemberian makan secara khusus yang sesuai diet anak autisme dan terdapat 9 pertanyaan 45 untuk pemberian makan secara umum pada anak.

6.7.2. Sikap

Komponen sikap menggunakan skala Gutment yakni dengan 2 dua alternatif jawaban yaitu setuju dan tidak setuju. Sikap terdiri dari 18 pernyataan yang memuat 10 pernyataan postitif nomor 2, 3, 5, 7, 9, 10, 12, 14, 15, 17 dan 8 pernyataan negatif nomor 1, 4, 6, 8, 11, 13, 16, 18. Jawaban terhadap pernyataan positif diberi skor 1 untuk jawaban setuju dan 0 untuk jawaban tidak setuju. Sebaliknya untuk tipe pernyataan negatif diberi skor 1 untuk jawaban tidak setuju dan skor 0 untuk jawaban setuju. Total skor tertinggi adalah 18 dan skor terendah adalah 0. Berdasarkan kriteria diatas dapat dikategorikan tingkat sikap responden dengan kriteria sebagai berikut Arikunto, 2002: a. Baik bila nilai responden 75 dari total nilai seluruh pertanyaan tentang sikap, dengan nilai 14. b. Cukup bila nilai responden 40-75 dari total nilai seluruh pertanyaan tentang sikap, dengan nilai 7-14. c. Kurang, bila nilai responden 40 dari total nilai seluruh pertanyaan tentang sikap, dengan nilai 7. Dalam pernyataan sikap terdapat 8 pernyataan 44,4 tentang pemberian makan secara khusus yang sesuai diet pada anak autisme dan terdapat 10 pertanyaan 55,6 untuk pemberian makan secara umum pada anak.

6.7.3. Tindakan

Pada komponen tindakan terdapat 20 pertanyaan dengan tipe pilihan jawaban skala likert yaitu benar, hampir benar dan salah. Diberi skor 2 untuk jawaban yang benar, skor 1 untuk jawaban yang hampir benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah. Total skor tindakan tertinggi adalah 40 dan terendah adalah 0. Berdasarkan kriteria diatas maka dapat dikategorikan tindakan responden dengan kriteria sebagai berikut Arikunto, 2002 : a. Baik bila nilai responden 75 dari total nilai seluruh pertanyaan tentang tindakan, dengan nilai 30 b. Cukup bila nilai responden 40-75 dari total nilai seluruh pertanyaan tentang tindakan, dengan nilai 16-30 c. Kurang, bila nilai responden 40 dari total nilai seluruh pertanyaan tentang tindakan, dengan nilai 16. Dalam pertanyaan tindakan terdapat 11 pertanyaan 55 tentang pemberian makan secara khusus yang sesuai diet pada anak autisme dan terdapat 9 pertanyaan 45 untuk pemberian makan secara umum pada anak.

6.7.4. Status Gizi

Status gizi anak autisme diukur dengan menggunakan metode antropometri yaitu meliputi pengkuran tinggi badan menurut umur TBU dan Index Masa Tubuh menurut umur IMTU berdasarkan nilai Z-skor yang di dapat dengan menggunakan softwear WHO Antroplus, setelah nilai Z-skor didapat maka bandingkan dengan klasifikasi status gizi menurut WHO 2007. Kategori status gizi tinggi badan menurut umur TBU berdasarkan klasifikasi status gizi anak dan remaja usia 5-19 tahun menurut WHO 2007 adalah sebagai berikut. Tabel 3.1. Klasifikasi status gizi TBU berdasarkan WHO 2007 No. Kategori Z-Score SD 1. Sangat tinggi 3 SD 2. Tinggi 2 SD sd ≤ 3 SD 3. Normal ≥ -2 SD sd ≤ 2 SD

4. Pendek

≥ -3 SD sd -2 SD 5. Sangat pendek -3 SD Kategori status gizi berdasarkan indeks masa tubuh menurut umur IMTU berdasarkan klasifikasi status gizi anak dan remaja usia 5-19 tahun menurut WHO 2007 adalah sebagai berikut. Tabel 3.2. Klasifikasi status gizi IMTU berdasarkan WHO 2007 No. Kategori Z-Score SD 1. Sangat gemuk 2 SD 2. Gemuk 1 SD sd ≤ 2 SD 3. Normal ≥ -2 SD sd ≤ 1 SD

4. Kurus

≥ -3 SD sd -2 SD 5. Sangat kurus -3 SD

6.8. Analisis Data

Data-data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan SPSS 12,0. Selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi, kemudian dianalisis secara deskriptif untuk melihat bagaimana pengetahuan, sikap dan tindakan ibu tentang pemberian makan dan status gizi anak autisme di sekolah dan tempat terapi autisme di Kota Binjai tahun 2011.

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum SDLB Negeri 027701 Binjai

Sekolah Dasar Luar Biasa SDLB Negeri 027701 Binjai adalah sekolah yang didirikan oleh pemerintah pada tahun 1967. Sekolah ini beralamat di Jalan Dewi Sartika No.167 Komplek Handayani Binjai. Sekolah yang telah berdiri sejak 44 tahun silam ini di bangun untuk anak-anak yang berkebutuhan khusus, seperti tuna netra buta, tuna rungu tuli, tuna wicara bisu, tuna daksa cacat tubuh, tuna grahita keterbelakangan mental dan autisme. Saat ini jumlah siswanya telah mencapai 91 orang. Adapun cara belajar yang diterapkan disekolah adalah sama seperti sekolah SD pada umumnya, dimana anak-anak diajarkan untuk membaca, berhitung dan menulis. Ruangan kelas terdiri dari kelas 1 sampai dengan kelas 6, di SDLB ini siswa dimasukkan ke dalam satu kelas berdasarkan umur siswa tersebut.

4.1.2. Gambaran Umum SLB Negeri Binjai

Sekolah Luar Biasa SLB Negeri Binjai yang beralamat di Jalan Dewi Sartika No.167 Komplek Handayani Binjai adalah sekolah yang didirikan oleh pemerintah pada tahun 2005. Sekolah ini di bangun untuk anak-anak yang memiliki kebutuhan khusus seperti tuna netra buta, tuna rungu tuli, tuna grahita keterbelakangan mental, tuna daksa cacat tubuh dan autisme.