Analisis Pengukuran Human Capital Aspek Moneter

Tingkat pengembalian tahun 2009 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, hal ini disebabkan karena laba yang didapat menurun dikarenakan harga jual CPO mengalami penurunan yang cukup jauh. Tingkat perputaran karyawan tahun 2010 mengalami peningkatan sebesar 2,91 dari tahun 2009. Walaupun tingkat perputaran karyawan meningkat, penurunan jumlah karyawan ini disebabkan oleh proses alamiah yaitu karena menjalani masa pensiun, meninggal dunia, mengundurkan diri karena masalah pribadi, mutasi dan melarikan diri. Dalam mempertahankan karyawannya, PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan telah berhasil. Perusahaan berusaha menciptakan motivasi dan pemberdayaan karyawan melalui komunikasi yang baik antara pimpinan dengan karyawan, pembagian tugas sesuai dengan posisi dan jabatan, serta pemberian gaji, tunjangan dan beberapa fasilitas lainnya.

6.2. Analisis Pengukuran Human Capital Aspek Moneter

6.2.1. Analisis Return on Investment

Pada saat ini PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan belum menganggap biaya-biaya yang berhubungan dengan sumber daya manusia sebagai suatu investasi melainkan sebagai beban perusahaan. Dimana biaya-biaya tersebut termasuk di pos biaya beban administrasi pada laporan labarugi sehingga akan mempengaruhi laba perusahaan. Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa human capital memberikan dampak terhadap kondisi keuangan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari tingkat profitabilitas sebelum adanya kapitalisasi menghasilkan tingkat Universitas Sumatera Utara profitabilitas yang lebih kecil dibandingkan dengan tingkat profitabilitas setelah adanya nilai human capital. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6.1. Tabel 6.1. Tingkat Profitabilitas Perusahaan Sebelum dan Sesudah Kapitalisasi Tahun ROI ROI Setelah kapitalisasi Selisih 2007 19,33 19,84 0,51 2008 23,68 24,07 0,39 2009 10,27 10,70 0,43 2010 16,30 16,83 0,53 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa adanya peningkatan ROI setelah kapitalisasi biaya sumber daya manusia. Peningkatan ini terjadi karena biaya- biaya sumber daya manusia dianggap sebagai suatu investasi karena biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk sumber daya manusia seperti, pelatihan dan perekrutan diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan dimasa yang akan datang 1 Sehingga, laba dan aset perusahaan akan meningkat sebesar jumlah biaya bersih sumber daya manusia untuk masing-masing tahun yang bersangkutan. . Biaya sumber daya manusia yang oleh perusahaan dicatat dalam pos biaya administrasi. Disini biaya-biaya tersebut dipisahkan dari pos biaya administrasi dan dikapitalisasi menjadi aktiva sumber daya manusia, serta diadakan pembebanan berkala terhadap aktiva sumber daya manusia ini melalui amortisasi. 1 Sabar Sutia, Investasi Human Capital Jakarta : Pelangi Nusantara, 2009, h.6. Universitas Sumatera Utara Hasil simulasi ini, menunjukkan Menunjukkan adanya future economic benefit yang diperoleh perusahaan atas investasi sumber daya manusianya. Dari pengukuran ini dapat memperlakukan sumber daya manusia sebagai human capital dan diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih akurat kepada stakeholder-stakeholder dan dapat mempermudah pengambilan keputusan yang berhubungan dengan sumber daya manusia 2 .

6.2.2. Analisis Economic Value Added EVA

Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa human capital memberikan dampak terhadap kondisi keuangan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari Economic Value Added sebelum adanya kapitalisasi menghasilkan nilai tambah yang lebih kecil dibandingkan dengan Economic Value Adedd setelah kapitalisasi. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 6.2. Tabel 6.2. Economic Value Added Sebelum dan Sesudah Kapitalisasi Tahun EVA EVA setelah Kapitalisasi Selisih 2007 Rp. 786.135.382 Rp.19.039.382.356 Rp. 18.253.246.974 2008 Rp. 51.374.520 Rp.17.568.017.429 Rp. 17.619.391.949 2009 Rp.23.619.964.691 Rp.3.925.528.616 Rp. 19.694.436.075 2010 Rp. 24.077.948.445 Rp.55.543.503.120 Rp. 31.465.554.675 Peningkatan nilai EVA setelah kapitalisasi ini disebabkan karena adanya penambahan nilai investasi sumber daya manusia. Dimana nilai investasi sumber 2 R.Gunawan, Dampak Pengakuan Biaya Sumber Daya Manusia Terhadap Laba Lampung :JMK Vol..3, 2005. Universitas Sumatera Utara daya manusia ini ditambahkan pada EBIT. Sebelumnya perusahaan meletakkan biaya investasi sumber daya manusia ini pada pos administrasi, sehingga akan berpengaruh terhadap laba perusahaan. Jadi, biaya-biaya tesebut dikeluarkan dan dimasukkan bagian aktiva. Sehingga secara otomatis laba perusahaan akan meningkat sebesar biaya investasi tersebut. Hal ini dilakukan karena biaya sumber daya manusia yang telah dikeluarkan oleh perusahaan diharapkan akan membawa keuntungan bagi perusahaan dalam jangka waktu yang panjang bukan sebagai beban bagi perusahaan. Dari hasil perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2009, nilai EVA sebelum kapitalisasi biaya sumber daya manusia maupun setelah kapitalisasi masih bernilai negatif. Hal ini disebabkan karena laba usaha yang didapat perusahaan belum mampu menutupi biaya modal yang dikeluarkan untuk memperoleh tambahan modalnya. Jadi, semakin menurunnya biaya modal perusahaan akan menyebabkan EVA perusahaan meningkat pula. Untuk mengatasi hal tersebut, PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Medan sebaiknya melakukan antara lain meningkatkan nilai NOPAT dengan cara menigkatkan penjualan dan mencari investor yang dapat menambah modal bagi perusahaan. Untuk menciptakan value, perusahaan dapat melakukan beberapa pendekatan yaitu: 1. Dari segi operasional, perusahaan harus mampu meningkatkan return asset yang dimiliki dengan melakukan efisiensi dalam utilisasi aset. 2. Dari segi pendanaan, perusahaan haru menekan biaya modal seoptimal mungkin, antara lain dengan merestrukturisasi hutang atau mengubah struktur Universitas Sumatera Utara modal dengan menambah hutang bank yang biaya modalnya relatif lebih murah 3. Dari segi investasi, hendaknya kebijakan yang diambil oleh perusahaan benar- benar mempertimbangkan keunggulan kompetitif yang dimilik perusahaan.

6.3. Analisis Pengukuran Aspek Efektivitas