BAB III TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Latar Belakang Konsep
Human Capital
Konsep human capital muncul, karena adanya pergeseran peranan sumber daya manusia. Human capital muncul dari pemikiran bahwa manusia merupakan
intangible asset yang memiliki banyak kelebihan Susanti, Human Capital di Perguruan Tinggi, 2010, yaitu:
1. Kemampuan manusia apabila digunakan dan disebarkan tidak akan berkurang melainkan bertambah baik bagi individu yang bersangkutan maupun bagi
organisasi. 2. Manusia mampu mengubah data menjadi informasi yang bermakna.
3. Manusia mampu berbagi intelegensia dengan pihak lain. Menurut Becker Dalam Investasi Human Capital, 2009, hal-hal yang
mendasari lahirnya konsep human capital adalah: 1. Manusia berinvestasi yang hasilnya dapat memberikan keuntungan dalam
jangka waktu yang panjang. 2. Pekerja memiliki satu set keahlian yang dapat diberikan kepada majikan.
3. Menawarkan adanya akuisisi Mulai melibatkan perekrutan, seleksi dan penerimaan orang untuk memenuhi
kebutuhan tenaga manusia organisasi saat ini dan ekspektasi di masa depan. Dari latar belakang memperlihatkan bahwa pembangunan sektor
pendidikan dengan manusia sebagai fokus intinya telah memberikan kontribusi
Universitas Sumatera Utara
terhadap pertumbuhan ekonomi, melalui peningkatan keterampilan dan kemampuan produksi dari tenaga kerja. Proses memperoleh pengetahuan dan
keterampilan melalui pendidikan bukan merupakan suatu bentuk konsumsi semata, akan tetapi merpakan suatu investasi.
3.2. Definisi
Human Capital
Hatch 1999 mendefinisikan human capital sebagai segala sesuatu mengenai manusia tenaga kerja, intelektual, pengetahuan, dan pengalaman
mereka. Tenaga kerja adalah usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk mengolah produk dan menyediakan jasa.
Human capital didefinisikan sebagai seluruh usaha yang dibawa tenaga kerja untuk diinvestasikan dalam pekerjaan mereka. Termasuk juga didalamnya
kemampuan, tingkah laku, semangat dan waktu Davenport, 2003 Dalam bisnis, Fint-Enz ROI of Human Capital, 1999 mendeskripsikan
human capital sebagai kombinasi dari faktor-faktor berikut: 1. Karakteristik seseorang dalam melaksanakan pekerjaannya: kepandaian,
energy, tingkah laku positif, reability dan komitmen. 2. Kemampuan seseorang untuk belajar: bakat, imajinasi, kreativitas, dan
bagaimana menyelesaikan sesuatu. 3. Memotivasi seseorang untuk berbagai informasi dan pengetahuan, semangat
kelompok dan orientasi pada tujuan. Berdasarkan dari faktor-faktor tersebut dapat disimpulkan bahwa semua
yang melekat pada manusia baik itu karakteristik, kreativitas, maupun
Universitas Sumatera Utara
pengetahuannya merupakan sumber daya yang sangat berguna bagi suatu perusahaan. Selain menghasilkan produk akhir berupa jasa, modal manusia
human capital merupakan faktor penunjang tujuan perusahaan. Ada 2 hal yang menjadi kunci prinsip pemusatan perhatian terhadap ide
human capital GAO, dalam Purba, 2008: 1. SDM adalah aset yang nilainya dapat ditingkatkan melalui investasi. Investasi
itu nilai dari perusahaan dapat dimaksimalkan. Dengan peningkatan nilai SDM dapat meningkatkan performa dari organisasi dan menjadi nilai bagi
pelanggan dan stakeholdernya. 2. Kebijakan dalam organisasi harus disejajarkan dalam mendukung
visi bersama seperti misi, visi untuk masa depan, core values, tujuan dan sasaran serta strategi dimana organisasi telah menetapkan arah, harapan
Jadi, human capital merupakan konsep yang menjelaskan bahwa manusia dalam organisasi dan bisnis merupakan aset yang penting, yang memiliki
sumbangan terhadap pengembangan dan pertumbuhan, sama seperti halnya aset- aset fisik seperti mesin dan modal kerja. Skill dan kemampuan manusia memiliki
kontribusi terhadap kinerja dan produktivitas organisasi. Pengeluaran untuk pelatihan, pengembangan merupakan investasi dan bukan hanya biaya tapi
merupakan investasi. bagi
organisasi dan orang-orangnya
Universitas Sumatera Utara
3.3. Pengelolaan Modal Manusia