6. Etiket, yaitu kertas yang ditempelkan pada botol kemasan untuk produk dan , yang berisikan komposisi bahan, indikasi, nama produk, expired date dan batch
number. 7. Dus, berfungsi sebagai media kemasan untuk produk .
8. Kotak, berfungsi sebagai media kemasan setelah dus untuk produk . 9. Kotak Induk, berfungsi sebagai media kemasan akhir untuk produk , dan .
2.7.2.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan-bahan yang digunakan dalam suatu proses produksi yang dikenakan langsung atau tidak langsung terhadap bahan baku
dalam suatu proses produksi untuk mendapatkan produk yang diinginkan tetapi bahan ini tidak ikut pada bahan jadi. Pada proses produksi , , dan ini, tidak
terdapat bahan penolong, karena semua bahan yang digunakan dalam proses akan terdapat pada produk jadi.
2.7.3. Uraian Proses
Setelah adanya perintah produksi dari PPiC, bagian produksi meminta bahan baku ke bagian gudang dengan surat perintah pengeluaran bahan baku dan
bahan pengemas, petugas gudang melakukan penimbangan atau penyerahan bahan sesuai dengan yang ditulis pada SPPBBSPPBK tersebut. Selama produksi
berlangsung, dibuat laporan proses produksi mulai dari penimbangan bahan baku sampai pengemasan yang bertujuan untuk dokumentasi.
Bila terjadi kekeliruan ataupun kesalahan pada proses produksi, dapat segera diketahui pada proses mana kesalahan tersebut terjadi dan diambil tindakan
untuk mengatasi permasalahan tersebut. Laporan proses produksi membuat nama sediaan, no. batch, besar batch,
tahapan proses, operator, tanggal, jam, hasil, pengawasan yang berguna untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu batch
sediaan. Laporan proses produksi ini diisi oleh petugas yang melakukan suatu tahapan proses produksi dan diketahui oleh supervisor produksi. Selama proses
produksi berlangsung dilakukan pengawasan dalam proses In Process ControlIPC. IPC yang dilakukan ada 2 macam, yaitu :
1. Dilakukan oleh pihak produksi, yaitu setiap 15 menit sekali dilakukan pemeriksaan keseragaman bobot.
2. Dilaksanakan oleh pihak pengawasan mutu, antara lain : uji kekerasan, waktu hancur, disolusi, friabilitas, keseragaman bobot dan kadar zat berkhasiat.
Obat yang telah selesai diproduksi akan dilakukan pengemasan primer di bagian produksi yang selanjutnya diserahkan ke bagian pengemasan melalui pass
box untuk dilakukan pengemasan sekunder sampai dihasilkan obat jadi. Obat jadi yang telah selesai dikemas, ditimbang bobotnya dan dicatat, selanjutnya dibuat
permohonan pemeriksaan ke bagian pengawasan mutu untuk dilakukan finished pack analysis. Obat jadi yang lulus pemeriksaan selanjutnya diserahkan ke gudang
penyimpanan obat jadi. Bagian produksi pada PT. Kimia Farma Persero Tbk. Plant Medan terdiri
dari :