kebidanan termasuk pelayanan ASI eksklusif. Rentang umur 41 – 54 termasuk masa dewasa madya, tetapi kinerjanya dalam pencapaian ASI eksklusif juga kurang baik.
Semakin tua umur bidan desa seharusnya semakin meningkat cakupan ASI eksklusifnya tetapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Hal ini disebabkan karena
bidan desa tidak mempunyai motivasi yang kuat dalam meningkatkan cakupan ASI eksklusif. Sebagian besar beralasan karena pengetahuan ibu masih kurang, ibu sibuk
bekerja, ibu terlalu capek, ASI kurang, anak menangis terus karena lapar dan juga faktor kebiasaan masyarakat yang memberikan makanan tambahan dan air tajin
secara dini.
5.2.2. Pengaruh Masa kerja terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian ASI Eksklusif
Hasil analisis multivariat setelah dilakukan uji statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa masa kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja bidan
desa dalam pencapaian ASI eksklusif. Hal ini berbeda dengan penelitian Zulfansyah 2008, menunjukkan bahwa
bidan desa yang bekerja 10 tahun mempunyai kinerja yang baik, sebaliknya bidan desa yang bekerja
≤ 10 tahun mempunyai kinerja yang kurang baik pula. Hal ini berarti bahwa semakin lama bidan bekerja maka kinerja bidan desa akan semakin
baik pula. Menurut Depkes RI 1996, lama bekerja seorang bidan desa dapat
diidentikkan dengan banyaknya pengalaman yang sudah dimilikinya. Dengan
Universitas Sumatera Utara
semakin banyaknya pengalaman yang diperoleh maka pengetahuan bidan akan semakin bertambah pula dan bidan akan semakin mahir dan terampil dalam
menyelesaikan pekerjaannya. Semakin lama masa kerja bidan desa seharusnya semakin meningkat cakupan
ASI eksklusifnya tetapi pada kenyataannya tidak seperti itu. Hal ini disebabkan bidan desa melakukan penyuluhan tentang ASI eksklusif hanya kepada ibu yang datang ke
tempat prakteknya, walaupun bidan desa sudah lama bekerja dan mengenal masyarakat desanya tetapi tidak melakukan sosialisasi kepada masyarakat misalnya
keluarga, kader, tokoh masyarakat, lintas sektoral dan lainnya.
5.2.3. Pengaruh Tempat Tinggal terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian ASI Eksklusif
Hasil analisis multivariat setelah dilakukan uji statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa tempat tinggal tidak berpengaruh terhadap kinerja bidan
desa dalam pencapaian ASI eksklusif. Hal ini berbeda dengan penelitian Winarni 2007, yang melakukan penelitian
pada bidan desa di Kabupaten Aceh Utara yang mendapati bahwa kinerja bidan desa termasuk dalam pencapaian ASI Eksklusif kurang baik disebabkan 62,4 tidak
tinggal pada tempat yang telah ditentukan polindes. Sesuai dengan namanya bidan desa, maka bidan desa diwajibkan tinggal di
desa masing-masing serta bertugas melayani masyarakat di wilayah kerjanya.
Universitas Sumatera Utara
Bidan desa yang bertempat tinggal di desa seharusnya lebih dapat meningkatkan cakupan ASI eksklusif bila dibandingkan yang tidak tinggal di desa.
Pada kenyataannya tidak seperti itu, hal ini disebabkan bidan desa yang bertempat tinggal di desa lebih banyak menitikberatkan pada persalinan saja sedangkan
pelayanan ASI eksklusif tidak dilaksanakan dengan baik.
5.2.4. Pengaruh Pengetahuan terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian ASI Eksklusif