BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian ASI Eksklusif
Berdasarkan hasil penelitian terungkap bahwa sebagian besar kinerja bidan desa dalam pencapaian ASI eksklusif bidan desa dalam kategori kurang baik 56,2,
dan selebihnya dengan kategori baik 43,8, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar bidan desa tidak mampu meningkatkan cakupan ASI eksklusif sehingga dapat
dikatakan kinerja bidan desa dalam pencapaian ASI eksklusif kurang baik. Hal ini sesuai dengan penelitian Imsarudin 2002, yang melakukan penelitian
faktor – faktor yang berhubungan dengan kinerja bidan desa termasuk pelayanan dan pemeliharaan ASI di wilayah VI Kabupaten Deli Serdang mendapati hasil bahwa
kinerja bidan desa kriteria baik 33,6, cukup 53,6 dan kurang 12,8. Bidan harus melakukan penyuluhan dan memberikan nasehat dan asuhan
tentang ASI eksklusif yang dibutuhkan kepada wanita selama masa hamil, persalinan dan pasca persalinan. Berdasarkan pengamatan peneliti di desa, sebagian besar tidak
menginformasikannya kepada ibu hanya melakukan pelayanan Ante Natal Care ANC, bidan biasanya langsung melakukan pemeriksaan fisik misalnya melakukan
pengukuran tensi, menimbang berat badan, melakukan palpasi, serta memberikan obat yang berkaitan dengan perkembangan kehamilan dan keluhan yang dihadapi
misalnya pusing, lemah, rasa ingin muntah dan pegal. Setelah melakukan
Universitas Sumatera Utara
pemeriksaan kehamilan bidan desa selalu memberikan penyuluhan namun yang berkaitan tentang manfaat ASI eksklusif tidak pernah disampaikan secara lengkap.
Hal ini sesuai dengan Penelitian Yati Sunarto dkk 1991 tentang peningkatan cakupan ibu menyusui eksklusif di kabupaten Purworejo. Hasil penelitian ini
menemukan bahwa penolong persalinan yaitu bidan desa tidak memberi informasi secara lengkap mengenai manfaat menyusui dan penatalaksanaan ASI dan makanan
lain pada bayi, walaupun proporsi yang melahirkan pada penolong persalinan cukup tinggi, tetapi hanya 45,5 persen saja dari mereka yang pernah mendapatkan nasehat
tentang manfaat ASI eskklusif, bahkan untuk perawatan payudara ibu, proporsi yang mendapat nasehat hanyalah 17,5 .
Penelitian diatas juga didukung oleh penelitian Sumami 2008, tentang Analisis Deskriptif Pelayanan Bidan Dalam Pemberian ASI eksklusif di Wilayah
Puskesmas Juwana Kabupaten Pati yang menunjukkan bahwa pelayanan bidan dalam pemberian ASI eksklusif belum dapat dilaksanakan secara baik, karena belum sesuai
dengan standar pelayanan pemberian ASI eksklusif. Hal tersebut ditunjukkan dengan sebagian besar bidan tidak menginformasikan manfaat ASI eksklusif dan tidak
melakukan inisiasi menyusu dini. Upaya yang perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja bidan desa
dalam pencapaian ASI eksklusif adalah perlu adanya pelatihan terhadap bidan mengenai petunjuk peningkatan kinerja bidan desa dalam pencapaian ASI eksklusif
karena tidak semua bidan pernah mengikuti pelatihan, pelatihan tentang konseling menyusui, adanya standar operasional pemberian ASI eksklusif, adanya peraturan
Universitas Sumatera Utara
daerah yang jelas mengatur tentang ASI eksklusif, peningkatan pengetahuan dan ketrampilan bidan terutama yang berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif.
5.2 Pengaruh Karakteristik terhadap Kinerja Bidan Desa dalam Pencapaian