Profil Informan Keluarga Asalnya 1. M. Sihombing

45 berbeda suku dan agama dari mereka sebelum berpindah agama menjadi agama Kristen Protestan.

4.2.1.6. S. br Simanjuntak

Ibu S. br Simanjuntak adalah seorang wanita yang berusia 34 tahun, beliau memiliki 4 orang anak, ibu ini berbeda agama dari keluarga asalnya disaat beliau baru menikah dengan seorang pria yang berbeda keyakinan dengannya. Ibu rumah tangga ini menikah pada tahun 1993. Pada saat pertama sekali ibu ini berbeda agama dengan keluarga asalnya, tekanan dan pengucilan tidak terjadi tetapi yang ada adalah dukungan dan rasa kekeluargaan yang ia terima, bahkan ibu rumah tangga ini menjadi menantu kesayangan dikeluarga besar si suami. 4.2.2. Profil Informan Keluarga Asalnya 4.2.2.1. M. Sihombing Bapak M. Sihombing adalah seorang pria yang berusia 52 tahun, yang memiliki 5 orang anak, bapak yang bekerja sebagai pegawai swasta ini adalah saudara kandung dari bapak B. Sihombing. Tanggapan dari bapak M. Sihombing tentang perihal berpindahnya agama saudaranya menjadi penganut agama Islam adalah awalnya menolak atau tidak terima serta menimbulkan pertentangan kecil, tetapi setelah lambat laun beliau menghargai dan mau menerima keputusan yang diambil saudaranya dan hubungan kekeluargaan pun menjadi membaik, meskipun demikian antara keluarga beliau dan keluarga besan tidak terjalinnya suatu komunikasi yang harmonis seperti ketika saudaranya bapak M. Sihombing yaitu bapak B. Sihombing menikah dengan Universitas Sumatera Utara 46 pasangannya, mereka tidak diundang oleh keluarga besannya, dengan kata lain tidak menggunakan sistem perkawinan adat Batak dari keluarga asalnya.

4.2.2.2. R. br Pasaribu

Wanita yang berusia 42 tahun ini adalah seorang ibu rumah tangga dan mempunyai 6 orang anak. Beliau sangat menentang keras dengan keputusan saudaranya F. br Pasaribu yaitu berpindah agama menjadi agama Islam karena menurut beliau berpindah agama sama saja dengan menduakan Tuhan, hal itu diakuinya karena ia adalah seorang pengurus Gereja. Beliau rela menjauhinya dan sama sekali tidak peduli dengan keadaannya, bahkan pada saat acara besar keluarga, ibu F. br Pasaribu tidak diundang. Dengan kata lain lebih mementingkan keegoisan diri sendiri, buktinya masih terjadi sampai saat ini.

4.2.2.3. Norma

Ibu yang berusia 53 tahun ini memiliki 5 orang, ibu yang kehidupan sehari- harinya bekerja sebagai seorang ibu rumah tangga yang mengurus kehidupan keluarganya. Wanita separuh baya ini merasa kecewa dan tidak suka terhadap saudaranya yaitu ibu R. br Tambunan. Hal itu ia ungkapkan karena saudaranya itu telah menikah dengan seorang duda beranak 4 ditambah lagi suaminya beragama Kristen Protestan. Beliau dan juga keluarga besarnya sengaja tidak berkomunikasi dan menjauhkan diri dari saudaranya yaitu ibu R. br Tambunan, agar ia sadar dan mau kembali ke agama asalnya. Tetapi dengan bertambahnya tahun ibu tersebut semakin kuat dengan agama yang baru di yakininya. Hal itu membuat ibu Norma beserta keluarga besarnya pasrah dan menerima Universitas Sumatera Utara 47 saudaranya menjadi bagian dari keluarga Tambunan, meskipun demikian mereka belum bisa menerima suami saudaranya itu dan keluarga besannya menjadi keluarganya.

4.2.2.4. H. Pasaribu

Bapak H. Pasaribu adalah seorang pria berusia 40 tahun, yang memiliki 3 orang anak. Pria yang biasa di sapa bapak Pasaribu ini bekerja sebagai pegawai swasta untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Dulunya memang bapak Pasaribu tidak setuju dan menentang keras jika saudaranya yaitu D. br Pasaribu menikah dengan seorang yang berbeda agama dari mereka yaitu agama Kristen Protestan. Dikarenakan akan membuat perbedaan dalam acara-acara di keluarga besar seperti hari raya Idul Fitri, yang dulunya merayakan bersama serta saling berbagi THR tunjangan hari raya. Namun hal itu tidak membuat beliau memusuhinya hanya saja komunikasi yang kurang lancar buktinya setelah kelahiran anak kedua saudaranya itu, bapak Pasaribu beserta keluarga besarnya mau memaafkan bahkan mereka sering mengunjungi kediaman saudaranya itu.

4.2.2.5. Susiyanthi

Wanita yang berumur 24 tahun ini bekerja sebagai guru SD. Ia yang biasa disapa susi memiliki saudara bernama ibu Erlinda. Susi berpendapat jika seseorang berpindah agama tidak berdosa karena sama-sama menyembah Tuhan. Dalam hal ini ia juga mengemukakan bahwa hak seseorang untuk berpindah agama, jika agama yang baru di anutnya membuat ia merasa lebih dekat dengan Tuhan bertobat. Beliau mengatakan hal demikian kerana sesuai dengan kehidupan keluarganya, yang telah melakukan Universitas Sumatera Utara 48 perpindahan agama dan menjadi penganut agama Kristen Protestan. Dan sekarang saudaranya telah menjadi pembawa injil di Gerejanya.

4.2.2.6. Mitra

Ibu Mitra adalah seseorang wanita berusia 26 tahun yang memiliki 1 orang anak. Beliau merupakan keluarga dari ibu S. br Simanjuntak. Dalam hal ini, ibu tersebut tidak banyak komentar tentang masalah perpindahan agama seperti halnya yang dilakukan oleh saudaranya yaitu yang dulunya penganut agama Islam kemudian menjadi penganut agama Kristen Protestan. Bagi beliau hal itu wajar karena dalam adat istiadat batak si istri wajib mengikut suaminya. Jadi apa yang dilakukan oleh saudaranya dengan berpindah agama menjadi agama Kristen mengikut agama suaminya adalah tidak masalah artinya keluarga ibu Mitra mendukung sepenuhnya jika agama yang di anut saudaranya itu bisa membuatnya menjadi orang yang lebih taat kepada Tuhan-Nya. 4.2.3. Profil Informan Dilingkungan Sekitar 4.2.3.1. R. Sihombing