Perspektif Teori Struktural Fungsional

17 disharmonisasi keluarga karena jika didalam keluarga antara orang tua dan anak bermasalah maka seluruh interaksi didalam keluarga akan berpengaruh sehingga kebahagiaan didalam keluarga akan mengalami hambatan. Dalam keluarga yang efektif, kepentingan utama terletak pada kesatuan. Apabila terdapat kesatuan maka keluarga tersebut akan terorganisasi. Tetapi apabila tidak adanya kesatuan maka keluarga telah mengalami disorganisasi. Runtuhnya kesatuan dapat disebabkan perselisihan dalam keluarga, yang membuat hubungan sulit untuk serasi harmonis walaupun hubungan yang formal dari keluarga mungkin tidak pernah terjadi Khairuddin,1997:111.

2.2. Perspektif Teori Struktural Fungsional

Perspektif teori strukturakl fungsional dipandang sebagai perspektif teori yang sangat dominan dalam perkembangan sosiologi dewasa ini. Seringkali, perspektif ini disamakan dalam teori sistem, teori ekuilibrium. Konsep yang penting dalam perspketif ini adalah struktur dan fungsi, yang menunjuk pada dua atau lebih bagian atau komponen yang berbeda dan terpisah tetapi berhubungan satu sama lain. Merton mendefinisikan fungsi sebagai konsekuensi-konsekuensi yang didasari dan yang menciptakan adaptasi atau penyesuian, karena selalu ada konsekuensi positif. Ketika struktur dan fungsi dapat memberikan kontribusi pada terpeliharanya sistem sosial tetapi dapat mengandung konsekuensi negatif seperti contoh yaitu pada struktur masyarakat patriarki memberikan kontribusi positif bagi kaum laki-laki untuk memegang wewenang dalam keputusan kemasyarakatan, tetapi hal ini mengandung konsekuensi Universitas Sumatera Utara 18 negatif bagi kaum perempuan karena aspirasi mereka dalam keputusan terbatas http:id.wikipedia.orgwikiTeori_struktural_fungsional. Struktur sosial terdiri dari berbagai komponen dari masyarakat, seperti kelompok- kelompok, keluarga-keluarga, masyarakat setempatlokal dan sebagainya. Kunci untuk memahami konsep struktur adalah konsep status posisi yang ditentukan secara sosial, yang diperoleh baik karena kelahiran ascribed status maupun karena usaha achieved status seseorang dalam masyarakat. Jaringan dari status sosial dalam masyarakat merupakan sistem sosial, misalnya jaringan status ayah-ibu-anak menghasilkan keluarga sebagai sistem sosial, jaringan pelajar-guru-kepala sekolah-pegawai tata usaha menghasilkan sekolah sebagai sistem sosial, dan sebagainya. Setiap status memiliki aspek dinamis yang disebut dengan peran role tertentu, misalnya seorang yang berstatus ayah memiliki peran yang berbeda dengan seseorang yang berstatus anak. Setiap sistem sosial pada dasarnya memiliki dua fungsi utama, yaitu : 1 apa yang dapat dilakukan oleh sistem itu dan 2 konsekuensi-konsekuensi yang berkaitan dengan apa yang dapat dilakukan oleh sistem itu fungsi lanjutan. Menurut pandangan Robert Merton salah satu tokoh perspektif ini, suatu sistem sosial dapat memiliki dua fungsi yaitu fungsi manifes, yaitu fungsi yang diharapkan dan diakui, serta fungsi laten, yaitu fungsi yang tidak diharapkan dan tidak diakui. Dalam pandangan Robert Merton, tidak semua hal dalam sistem selalu fungsional, artinya tidak semua hal selalu memelihara kelangsungan sistem. Beberapa hal telah menyebabkan terjadinya ketidakstabilan dalam sistem, bahkan dapat saja menyebabkan rusaknya sistem. Ini oleh Merton disebut dengan disfungsi. Misalnya tingkat interaksi yang tinggi dan kaku dalam keluarga dapat menghasilkan disfungsi, antara lain dalam bentuk Universitas Sumatera Utara 19 kekerasan dan perlakuan kasar atau penyiksaan pada anak dan juga keluarga yang berbeda agama di dalam keluarga intinya. Para penganut perspektif struktural fungsional ini berusaha untuk mengetahui bagian-bagian atau komponen-komponen dari suatu sistem dan berusaha memahami bagaimana bagian-bagian ini saling berhubungan satu sama lain suatu susunan dari bagian-bagian tersebut dengan melihat fungsi manifes maupun fungsi latennya. Kemudian mereka melakukan analisis mengenai manakah yang memberi sumbangan bagi terciptanya kelestarian sistem dan manakah yang justru menyebabkan kerusakan pada sistem. Dalam hal ini dapat saja suatu komponen menjadi fungsional dalam suatu sistem, tetapi menjadi tidak fungsional bagi sistem yang lain. Misalnya ketaatan pada suatu agama merupakan sesuatu yang fungsional dalam pembinaan umat beragama, tetapi tidak fungsional bagi pengembangan persatuan berbagai etnik yang beragam agamanya. Analisis Robert Merton tentang hubungan antara kebudayaan, struktur, dan anomi. Budaya didefinisikan sebagai rangkaian nilai normatif teratur yang mengendalikan perilaku yang sama untuk seluruh anggota masyarakat. Stuktur sosial didefinisikan sebagai serangkaian hubungan sosial teratur dan mempengaruhi anggota masyarakat atau kelompok tertentu dengan cara lain. Anomi terjadi jika ketika terdapat disfungsi ketat antara norma-norma dan tujuan budaya cultural yang terstruktur secara sosial dengan anggota kelompok untuk bertindak menurut norma dan tujuan tersebut. Posisi mereka dalam struktur sosial, beberapa orang tidak mampu bertindak menurut norma-norma normatif. Kebudayaan menghendaki adanya beberapa jenis perilaku yang dicegah oleh struktur sosial. Merton menghubungkan anomi dengan penyimpangan dan dengan demikian disfungsi antara kebudayan dengan struktur akan Universitas Sumatera Utara 20 melahirkan konsekuensi disfungsional yakni penyimpangan dalam masyarakat. Anomi Merton memang sikap kritis tentang stratifikasi sosial, hal ini mengindikasikan bahwa Teori Structural Fungsionalisme ini harus lebih kritis dengan stratifikasi sosialnya. Struktur yang selalu berstratifikasi dan masing-masing memiliki fungsi yang selama ini diyakini para fungsionalis, dapat mengindikasikan disfungsi dan anomi. Jika ada keteraturan maka harus siap dengan ketidakteraturan, dalam struktur yang teratur, kedinamisan terus berjalan tidak pada status didalamnya tapi kaitan dalam peran. Anomi atau disfungsi cenderung dipahami ketika peran dalam struktur berdasarkan status tidak dijalankan akibat berbagai faktor. Apapun alasannya anomi dalam struktur apalagi yang kaku akan cenderung lebih besar. Pengaruh lembaga atau struktur terhadap perilaku seseorang adalah merupakan tema yang merasuk kedalam karya Merton, lalu tema ini selalu diilustrasikan oleh Merton yaitu the Self Fullfilling Prophecy serta dalam buku Sosial structure And Anomie. Disini Merton berusaha menunjukkan bagaimana struktur sosial memberikan tekanan yang jelas pada orang-orang tertentu yang ada dalam masyarakat sehingga mereka lebih, menunjukkan kelakuan non konformis ketimbang konformis. Menurut Merton, anomie tidak akan muncul sejauh masyarakkat menyediakan sarana kelembagaan untuk mencapai tujuan-tujuan kultur tersebut. http:id.wikipedia.orgwikiTeori_struktural_fungsional

2.3. Adaptasi Sosial