24
2.5. Teori pilihan Rasional
Teori pilahan rasional umumnya berada dipinggiran aliran utama sosiologi tahun 1989 dengan tokoh yang cukup berpengaruh adalah Coleman, ia mendirikan jurnal
Rationality and Society yang bertujuan menyebarkan pemikiran yang berasal dari perspektif pilihan rasional. Teori pilihan rasional Coleman menyebutkan ”Paradikma
tindakan rasional” adalah satu-satu yang menghasilkan integrasi berbagai paradikma sosiologi. Coleman dengan yakin menyebutkan bahwa pendekatannya beroprasi dari
dasar metodelogi individualisme dan dengan menggunakan teori pilihan rasional sebagai landasan tingkat mikro untuk menjelaskan fenomena tingkat makro.
Teori pilihan rasional oleh James S, Coleman adalah tindakan perseorangan mengarah kepada sesuatu tujuan dan tujuan itu juga tindakan ditentukan oleh nilai atau
pilihan. Teori pilihan rasional memusatkan perhatian pada aktor dimana aktor dipandang sebagai manusia yang mempunyai tujuan atau mempunyai maksud artinya aktor
mempunyai tujuan dan tindakan tertuju pada upaya untuk mencapai tujuan tersebut, aktor pun dipandang mempunyai pilihan atau nilai serta keperluan. Teori pilihan rasional tidak
menghiraukan apa yang menjadi pilihan atau apa yang menjadi sumber pilihan aktor, yang penting adalah kenyataan bahwa tindakan dilakukan untuk mencapai tujuan yang
sesuai dengan tingkatan pilihan aktor. Teori pilihan rasional Coleman tampak jelas dalam gagasan dasarnya bahwa
tindakan perseorangan mengarah pada suatu tujuan dan tujuan itu ditentukan oleh nilai atau pilihan, tetapi selain Coleman menyatakan bahwa untuk maksud yang sangat teoritis,
ia memerlukan konsep yang lebih tepat mengenai aktor rasional yang berasal dari ilmu
Universitas Sumatera Utara
25 ekonomi dimana memilih tindakan yang dapat memaksimalkan kegunaan atau yang dapat
memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka Ritzer,2004:394. Ada dua unsur utama dalam teori Coleman, yakni aktor dan sumber daya. Sumber
daya adalah sesuatu yang menarik perhatian dan yang dapat dikontrol oleh aktor. Coleman mengakui bahwa dalam kehidupan nyata orang tak selalu berprilaku rasional,
namun ia merasa bahwa hal ini hampir tak berpengaruh terhadap teorinya. Pemusatan perhatian pada tindakan rasional individu dilanjutkannya dengan memusatkan perhatian
pada masalah hubungan mikro-makro atau bagaimana cara gabungan tindakan individu menimbulkan prilaku sistem sosial. Meski seimbang, namun setidaknya ada tiga
kelemahan pendekatan Colemans. Pertama ia memberikan prioritas perhatian yang berlebihan terhadap masalah hubungan mikro dan makro dan dengan demikian
memberikan sedikit perhatian terhadap hubungan lain. Kedua ia mengabaikan masalah hubungan makro-makro. Ketiga hubungan sebab akibatnya hanya menunjuk pada satu
arah, dengan kata lain ia mengabaikan hubungan dealiktika dikalangan dan di antara fenomena mikro dan makro Ritzer,2004:394-395.
Inti dari penjelasan teori pilihan rasional adalah bahwa pilihan, keyakinan, dan tindakan memiliki hubungan satu sama lain. Sebuah tindakan akan dikatakan rasional bila
tindakan tersebut memiliki hubungan dengan pilihan, keyakinan, yaitu dalam artian bahwa tindakan tersebut dapat dibuktikan sebagai tindakan yang paling dapat memuaskan
pilihan sipelaku sesuai dengan keyakinan yang ia miliki dan dibuktikan secara ex ente dan bukan secara ex post karena pengetahuan manusia tidak ada yang
sempurna,sehingga orang rasional tetap bisa melakukan kesalahan secara ex post yaitu ketika dibandingkan dengan hasil nyatanyabiarpun secara ex ente, yaitu sebelum
Universitas Sumatera Utara
26 dampaknya diketahui, keputusannya sudah rasional. Keyakinan akan dikatakan bila
sesuai dengan bukti-bukti yang ada. Untuk membuktikan bahwa sebuah tindakan adalah rasional, kita harus menunjukkan sebuah deret dimana tindakan tersebut dipandang
sebagai terberi given tapi segala sesuatu yang lain harus dibenarkan atau dicarikan alasannya yaitu penjelasan mengapa individu mengambil tindakan tertentu, mengapa
individu memiliki keyakinan tertentu. http:henkysosiologi.blogspot.com200906teori-pilihan-rasional-james-s-
coleman.html. Green dan Shapiro 1994;204 menyatakan teori pilihan rasional akan memeriksa
batas-batas dari apa yang dapat dijelaskan oleh piihan rasional dan melepaskan kecenderungan untuk mengabaikan, menyerapmendeskriditkan penjelasan teori lainnya
http:punggeti-sosial.blogspot.com200801coleman.html.
Universitas Sumatera Utara
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian kualitatif yang bersifat studi kasus. Bogdan dan Taylor mendefenisikan bahwa metode penelitian kualitatif adalah
sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati Moleong, 2005: 4. Penelitian
studi kasus Case Study adalah suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan mendalam. mendetail dan komprehensif secara menyeluruh, latar belakang, status
terakhir, dan interaksi lingkungan yang terjadi pada suatu satuan sosial seperti individu, kelompok, lembaga, atau komunitas Azwar, 2004: 8.
Ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian studi kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit Arikunto, 2002: 120. Cara penelitian ini adalah memusatkan
perhatian pada peristiwa-peristiwa, gejala-gejala, fenomena-fenomena tertentu yang terjadi dalam masyarakat, kelompok-kelompok sosial maupun individu. Pendekatan
terhadap suatu kasus tertentu secara umum tujuannya adalah untuk mempelajari secara intensif, mendalam, mendetail dan komprehensif secara menyeluruh, latar belakang,
status terakhir, dan interaksi lingkungan yang terjadi pada suatu satuan sosial seperti individu, kelompok, lembaga, atau komunitas Azwar, 2004: 8.
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berada di Kelurahan Minas Jaya, Kecamatan Minas, Kabupaten Siak, Riau. Adapun alasan peneliti memilih lokasi penelitian ini adalah
Universitas Sumatera Utara