Profil Informan Keluarga Yang Berbeda Agama dari Keluarga Asalnya 1. B. Sihombing

42 4.2.1. Profil Informan Keluarga Yang Berbeda Agama dari Keluarga Asalnya 4.2.1.1. B. Sihombing Bapak B. Sihombing adalah seorang pria yang berusia 45 tahun, yang memiliki 6 orang anak. Beliau bekerja sebagai anggota Satgas Pancasila. Dahulunya bapak B. Sihombing menganut agama Kristen Protestan bersama dengan istri pertamanya, karena hubungan keduanya sudah tidak akur dan tidak memiliki kecocokan maka bapak B. Sihombing memutuskan untuk bercerai. Pada tahun 1997, B. Sihombing menikah lagi dengan seorang wanita yang menganut agama Islam. Hal tersebut yang membuat beliau berpindah agama menjadi penganut agama Islam, dengan kata lain beliau mengikut agama sang istri. Meskipun bapak B. Sihombing sudah berbeda agama dari keluarga kandungnya, beliau masih mau menjenguk atau berinteraksi kepada keluarganya dan keluarga besarnya, walaupun pada awalnya ia tidak diterima terutama mantan istri pertamanya dan anak-anaknya.

4.2.1.2. F. br Pasaribu

Ibu F. br Pasaribu adalah seorang wanita yang berusia 34 tahun, beliau juga melakukan dua kali pernikahan. Suami ibu F. br Pasaribu yang pertama adalah penganut agama Kristen dan mereka memiliki 4 orang anak, tetapi suatu kecelakaan terjadi pada suaminya dan mengakibatkan kematian pada suaminya. Setelah beberapa tahun kemudian yaitu pada tahun 2006, ibu tersebut menikah untuk yang kedua kalinya dengan seorang pria muslim. Beliau pun memutuskan untuk memeluk agama sang suami menjadi seorang wanita muslimah, dan dari pernikahannya yang kedua, ia memiliki 3 orang anak. Dengan berpindahnya agama ibu F. br Pasaribu menjadi penganut agama Islam, keluarga besar Universitas Sumatera Utara 43 dan anak pertama ibu tersebut mengucilkan bahkan menjauhinya seperti tidak mengundang beliau ke acara besar marga Pasaribu yang berkebetulan ibu F. br Pasaribu adalah bersuku Batak.

4.2.1.3. R. br Tambunan

R. br Tambunan adalah seorang wanita yang berusia 49 tahun. Wanita ini menikah pada tahun 1986 dengan pria duda. Mereka menikah dengan berbeda agama, sang suami penganut agama Kristen Protestan sementara ibu R. br Tambunan memeluk agama Islam. Walaupun keduanya memiliki perbedaan keyakinan, sepasang suami istri tersebut memiliki hubungan yang harmonis. Setelah dua tahun kemudian yaitu pada tahun 1988, ibu R. br Tambunan mau dan ikhlas berpindah agama mengikut agama suaminya yaitu memeluk agama Kristen Protestan, ini mengakibatkan ibu R. br Tambunan mendapat tekanan dan pengucilan dari keluarga kandungnya serta para tetangga tempat tinggal keluarga asalnya dilingkungan sekitar. Meskipun demikian beliau tidak putus asa, ia selalu berdoa. Pada saat suatu musibah datang dengan meninggalnya ayah mertua ibu R. br Tambunan, hampir semua tetangga tempat tinggal suaminya datang untuk melihat dan mendukung ibu tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa adanya mujizat pada dirinya, karena tetangganya sudah mau menerimanya sebagai anggota masyarakat dilingkungan sekitarnya.

4.2.1.4. D. br Pasaribu

D. br Pasaribu adalah seorang wanita yang berusia 29 tahun dan mempunyai 3 orang anak. Seorang ibu rumah tangga ini berpindah agama pada tahun 2003 karena ia Universitas Sumatera Utara 44 melakukan pernikahan dengan seorang pria yang berbeda agama darinya. Dengan kata lain beliau menganut agama Kristen Protestan karena mengikut suami. Pihak dari keluarga ibu D. br Pasaribu ini tidak menerima keputusannya, oleh sebab itu wanita ini mendapat pengucilan dari keluarganya seperti tidak ada lagi komunikasi yang baik diantara mereka tetapi ketika anak kedua dari pasangan ibu D. br Pasaribu ini lahir lambat laun keluarganya bisa menerima beliau menjadi bagian dari keluarga mereka. Ibu D. br Pasaribu juga mendapat keadilan dari lingkungan sekitar. Mereka sangat memahami perpindahan agama yang dilakukan beliau adalah wajar karena pernikahan menurut agama adat Batak, sang istri harus mengikut suami begitu juga sang suami harus bertanggung jawab mengayomi istri menjadi ibu rumah tangga yang baik.

4.2.1.5. Erlinda

Wanita berusia 34 tahun ini memiliki 2 orang anak, yang pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga. Ibu Erlinda awalnya beragama Islam dan tinggal di Padang. Pada tahun 2000, wanita ini menikah dengan seorang pria yang bersuku Batak yang penganut agama Kristen Protestan. Mereka membentuk suatu keluarga baru dengan dua keyakinan yaitu Islam dan Kristen Protestan. Setelah setahun menikah ibu Erlinda berpindah agama menjadi penganut agama Kristen Protestan. Hal itu ia lakukan karena beliau mendapat berkat sebagai pembawa injil dilingkungan sekitarnya. Disini keluarga kandung ibu Erlinda tidak menekan atau mengucilkannya tetapi mereka memberi dukungan kepadanya. Justru yang lebih menekan mereka adalah pihak dari keluarga suami, karena keluarganya tidak menerima ibu Erlinda sebagai menantunya, ini disebabkan beliau Universitas Sumatera Utara 45 berbeda suku dan agama dari mereka sebelum berpindah agama menjadi agama Kristen Protestan.

4.2.1.6. S. br Simanjuntak

Ibu S. br Simanjuntak adalah seorang wanita yang berusia 34 tahun, beliau memiliki 4 orang anak, ibu ini berbeda agama dari keluarga asalnya disaat beliau baru menikah dengan seorang pria yang berbeda keyakinan dengannya. Ibu rumah tangga ini menikah pada tahun 1993. Pada saat pertama sekali ibu ini berbeda agama dengan keluarga asalnya, tekanan dan pengucilan tidak terjadi tetapi yang ada adalah dukungan dan rasa kekeluargaan yang ia terima, bahkan ibu rumah tangga ini menjadi menantu kesayangan dikeluarga besar si suami. 4.2.2. Profil Informan Keluarga Asalnya 4.2.2.1. M. Sihombing