Gambar 5. Kerangka Pemikiran Penelitian
3.2. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber-sumber asli. Sumber asli disini
diartikan sebagai sumber pertama dari mana data tersebut diperoleh meliputi wawancara langsung dengan auditor mengenai kompetensi, keahlian teknik
kerja, kinerja dan masalah-masalah yang sering terjadi pada saat proses audit
Peningkatan Kinerja Berbasis Kompetensi Auditor di BPK
Hubungan Kompetensi dengan Kinerja
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Visi, Misi dan Tujuan
Kinerja: 1.
Pemeriksaan 2.
Pengembangan Profesi
3. Penunjang
Kompetensi Perilaku: 2.
Intelektual Individu 3.
Efektifitas Individu 4.
Pengelolaan Tugas 5.
Bekerja dengan Orang Lain 6.
Bekerja Melalui Orang Lain Kompetensi Teknis:
1. Pengelolaan dan Tanggung
Jawab Keuangan Negara 2.
Entitas Pemeriksaan 3.
Teknik Pemeriksa 4.
Komunikasi dalam Pemeriksaan
Sumber Daya Manusia Berkualitas
Rekomendasi
dan kuisioner penilaian keahlian kerja berisi daftar pertanyaan kepada pihak- pihak terkait yang berkaitan dengan kompetensi.
Data Sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang
dikumpulkan oleh pihak lain dengan berbagai cara atau metode baik secara komersial maupun non komersial. Peneliti menggunakan data statistik hasil
riset dari data dan informasi internal BPK.
3.3. Pengambilan Sampel dan Analisis Data
Ukuran minimum sampel yang diambil sebagai responden untuk kuesioner, ditentukan berdasarkan pendapat Slovin yang dikutip oleh Umar
2004 didapat menggunakan rumus:
n = ukuran sampel N = ukuran populasi
E = persen kelonggaran katidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir
Setiap jawaban yang didapat dari para responden selanjutnya akan dihitung dan ditentukan skornya dengan Skala Likert pada 5 lima tingkat.
Kelima penilaian tersebut masing-masing diberikan skor, penjelasan dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.
Tabel 5. Skala Pengukuran Likert untuk Kompetensi
Skor Keterangan Interpretasi
Pelaksanaan
1 Sangat Tidak Setuju
Sangat Tidak Baik 2
Tidak Setuju Tidak Baik
3 Cukup Setuju
Cukup Baik 4 Setuju
Baik 5
Sangat Setuju Sangat Baik
Tabel 6 . Skala Pengukuran Likert untuk Kinerja
Skor Keterangan Interpretasi
Pelaksanaan
1 Tidak Pernah
Sangat Tidak Baik 2 Pernah
Tidak Baik
3 Kadang Cukup
Baik 4 Sering
Baik 5 Selalu
Sangat Baik
Setelah jumlah sampel ditentukan, selanjutnya pengambilan sampel akan dilakukan secara non-probabilitas. Menggunakan cara ini, semua elemen
populasi belum tentu memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel karena misalnya ada bagian tertentu secara sengaja tidak
dimasukkan dalam pemilihan untuk mewakili populasi. Cara pengambilan sampel yang digunakan dengan cara ini adalah
Convinience Sampling Umar, 2005. Convinience Sampling adalah teknik
penentuan sampel yang dilakukan karena peneliti memiliki kebebasan untuk memilih auditor yang mereka temui.
3.3.1 Uji Validitas
Uji Validitas dilakukan agar kuisioner mampu memperoleh informasi yang relevan dengan cukup tinggi kesahihannya. Uji
tersebut berfungsi untuk menunjukkan sampai dimana ketepatan dan kecermatan alat ukur melakukan fungsi pengukurannya.dimana
ketepatan dan kecermatan alat ukur melakukan fungsi pengukurannya.
Kuesioner yang telah diisi oleh responden selanjutnya harus melalui uji validitas untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam
suatu daftar konstruk pertanyaan atau pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar pertanyaan tersebut berupa
pernyataan yang pada umumnya mendukung suatu kelompok dalam variabel tertentu.
Nilai validitas terhadap suatu butir pertanyaan atau pernyataan dapat diketahui dengan melihat dari output SPSS Statistic Program
adn Solution Services yang terdapat dalam tabel dengan judul Item- Total Statistics.
Masing-masing butir pertanyaan atau pernyataan dapat dinilai kevalidannya dengan melihat nilai yang dihasilkan
dalam kolom Corrected Item-Total Correlation. Pertanyaan atau pernyataan yang dikatakan valid adalah butir pertanyaan atau
pernyataan yang memiliki nilai r-hitung yang terdapat pada kolom Corrected Item-Total Correlation
r-tabel.
Langkah-langkah untuk mengukur validitas kuesioner adalah sebagai berikut Umar, 2003:
1. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan
diukur 2.
Melakukan uji coba pengukur tersebut kepada sejumlah responden.
3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban
4. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing
pertanyaanpernyataan dengan skor total. Nilai korelasi dapat diketahui dengan menggunakan korelasi product moment. Rumus
dari korelasi product moment yang digunakan yaitu:
R = Angka korelasi X
i
= Skor masing – masing pernyataan ke-i Y = Skor total
n = Jumlah responden Kesahihan uji validitas apabila nilai r hitung r tabel yaitu
lebih besar dari 0,361. Pengujian ini dapat dilakukan melalui Software Microsoft Excell.
3.3.2 Hasil Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas keandalan merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan
dengan konstruk-konstruk pertanyaan atau pernyataan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk
kuisioner. Menurut Nasution 2003, reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukuran dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Keterandalan ditentukan dengan menggunakan rumus alpha cronchbach dengan instrumen yang skornya merupakan
rentangan beberapa nilai, seperti 0 – 10 atau 0 – 1000 atau bentuk skala 1-3, 1-5, dan seterusnya yaitu:
r
11
= Reliabilitas instrumen k = Banyak butir pernyataan
σ
t
² = Varian total ∑σ
b
² = Jumlah varian pernyataan Rumus varian dapat diperoleh dari rumus :
n = Jumlah responden X
i
= Nilai skor yang dipilih total nilai dari nomor – nomor butir pernyataan.
Reliabilitas dapat dikatakan baik apabila memiliki nilai Cronbach Alpha
lebih dari 0,6, jika alat ukur atau kuesioner terbukti lebih dari 0,6 maka kuesioner dapat diandalkan sebagai alat ukur penelitian.
Menurut George 2003 nilai alpha yang dihasilkan dari pengujian reliabilitas suatu instrumen penelitian dapat dibagi berdasarkan
beberapa klasifikasi Tabel 4. Tabel 7. Hasil Uji Klasifikasi nilai alpha
Klasifikaasi Nilai Alpha
Kesimpulan
α 0,9 Sempurna excellent
α 0,8 Baik good
α 0,7 Dapat diterima acceptable
α 0,6 Diragukan questionable
α 0,5 Lemah poor
α 0,5 Tidak dapat diterima
unacceptable Sumber: George 2003
3.3.3 Analisis PersepsiSkor Modus
Skor Rataan digunakan untuk mengelompokkan jawaban responden terhadap masing-masing kriteria pada skala likert skala 1
sd 5. Kemudian jumlah responden dikelompokkan didalam setiap kriteria lalu dikalikan dengan bobotnya, dan hasil perkalian di dalam
setiap kriteria dijumlahkan kemudian dibagi dengan jumlah
respondennya, sehingga diperoleh suatu nilai skor rataan yang berada pada skala 1 sd 5 Umar, 2003. Cara menghitung Skor Rataan
adalah sebagai berikut:
Keterangan: x = Skor rataan terbobot
ƒ
i
= Frekuensi pada kategori ke – i w
i
= Bobot untuk kategori ke – i 1, 2,3,4, dan 5 Hasil dari nilai skor rataan kemudian ditentukan rentang skala 1 sd
5, yaitu sebagai berikut:
Keterangan: m = Jumlah alternatif jawaban tiap item
0,8 = Nilai maksimum dalam rentang Skala Likert yang digunakan Dimana : 1 x
1,8 = Sangat Tidak baik STS 1,8 x
2,6 = Tidak baik TS 2,6 x
3,4 = Cukup baik CS 3,4 x
4,2 = Baik S 4,2 x
5 = Sangat baik SS
3.3.4 Asosiasi Chi-Square
Uji Chi-Square merupakan salah satu uji statistik non parametrik. Uji Chi-Square digunakan untuk menguji apakah ada
hubungan antara beberapa variabel. Dalam penelitian ini, dilakukan Uji Chi-Square untuk mengetahui apakah ada hubungan antara
kompetensi dan kinerja karyawan dengan karakteristik karyawan seperti lama bekerja, tingkat pendidikan, dan lama bekerja. Prosedur
Uji Chi-Square adalah sebagai berikut:
1. Rumuskan Hipotesa:
H = kedua variabel saling bebas
H
1
= kedua variabel saling berhubungan 2.
Tentukan kategori yang akan diuji 3.
Tentukan level signifikansi Tingkat signifikan yang digunakan adalah 0,05 0,5 karena
angka ini dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara dua variabel dan merupakan tingkat signifikansi yang sudah
sering digunakan dalam penelitian ilmu sosial. 4.
Buat tabel kontingensi dari alternatif atau kategori populasi. 5.
Hitung harga Chi-Square dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: = Chi-Square
= frekuensi hasil observasi = frekuensi yang diharapkan
6. Tentukan daerah-daerah penolakan hipotesis dengan mencari
harga Chi-Square pada tabel distribusi Chi-Square, pada level signifikansi yang telah ditentukan dengan degree of freedom.
df = r-1 k-1, yaitu: tabel, df = r-1 k-1.
7. Terima H
jika: tabel, df = r-1 k-1
Tolak H
0,
tolak H
1
jika: tabel, df = r-1 k-1
8. Rumusan kesimpulan.
3.3.5 Korelasi Rank Spearman
Analisis korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan suatu variable dengan variable lain Umar,
2003. Berikut langkah proses penggunaan korelasi Rank Spearman menurut:
1. Menentukan hipotesis
H : tidak ada hubungan antar kedua komponen
H
1
: ada hubungan yang berarti antara kedua komponen Dimana : H
= Hipotesis observasi H
1
= Hipotesis alternatif
T
tabel
α = 0,05 Menguji hubungan hipotesis nol H
menggunakan kriteria: Tolak H
: Jika nilai peluang tingkat signifikansi Tolak H
1
: Jika nilai peluang tingkat signifikansi 2.
Lakukan statistik hitung Rumus yang dipakai adalah sebagai berikut:
Keterangan: r
s
= koefisien korelasi Rank Spearman n = Jumlah pasangan pengamatan antara satu peubah
terhadap peubah lainya d
i 2
= selisih antara Rank bagi X dan Y Besarnya nilai terletak antara -1 r
s
1 , yang artinya : r
s
= 1, hubungan X dan Y sempurna positif, mendekati 1 : hubungan sangat kaut dan positif
r
s
= -1, hubungan X dan Y sempurna negatif r
s
= 0, hubungan X dan Y sangat lemah dan tidak ada hubungan
3. Lakukan statistik tabel
Tentukan statistik hitung dengan menggunakan tabel Rank Spearman
, kemudian bandingkan antara nilai r
hitung
dengan r
tabel
4. Simpulkan
Jika nilai
hitung
nilai
tabel
, maka tolak H dan simpulkan bahwa
ada hubungan yang berarti dari dua variabel tersebut di atas. Nilai Rank Spearman akan berada pada selang -1
hingga +1. Tanda positif dan negatif menunjukkan arah pengaruh. Skala hubungan kedua peubah berdasarkan pada
batasan champion dapat dijelaskan sebagai berikut: 0,00 – 0,20 : berarti korelasi memiliki keeratan sangat lemah
antara peubah X dengan peubah Y
0,21 – 0,40 : berarti korelasi memiliki keeratan lemah antara peubah X dengan peubah Y
0,41 – 0,70 : berarti korelasi memiliki keeratan kuat antara peubah X dengan peubah Y
0,71 – 0,90 : berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat antara peubah X dengan peubah Y
0,91 – 0,99 : berarti korelasi memiliki keeratan sangat kuat sekali antara peubah X dengan peubah Y
1 : korelasi sempurna
42
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN