dengan auditor terampil pemula tidak ada. Data yang telah didapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar auditor BPK memiliki jenjang
jabatan sebagai auditor ahli pratama.
Tabel 12. Karakteristik Responden Berdasarkan Keluarga Jabatan Pemeriksa
Keluarga Jabatan Pemeriksa Jumlah orang
Pemeriksa Fungsional
Anggota Tim Yunior 76
84,4 Anggota Tim Senior
14 15,6
Ketua Tim Yunior Ketua Tim Senior
Pengendali Teknis Pengendali Mutu
Pemeriksa Struktural
Kepala Seksi Kepala Sub Auditorat
Kepala Auditorat
Total 90 100
Berdasarkan Tabel 12, didapat bahwa responden yang berada di keluarga jabatan pemeriksa fungsional sebagai anggotan tim yunior
sebanyak 76 orang atau sebesar 84,4 persen, anggota tim senior sebanyak 14 orang atau 15,6 persen, ketua tim yunior, ketua tim senior, pengendali teknis
dan pengendali mutu tidak ada. Keluarga jabatan pemeriksa struktural sebagai kepala seksi, kepala sub auditorat dan kepala auditorat tidak ada.
Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar auditor BPK berada pada keluarga pemeriksa fungsional sebagai anggota tim yunior.
4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
4.3.1 Hasil Uji Validitas
Pada awal penelitian, kuesioner disebarkan kepada 30 orang untuk dilakukan uji validitas terhadap butir pertanyaan atau
pernyataan kepada auditor Badan Pemeriksa Keuangan. Jumlah keseluruhan dari pernyataan yang diajukan pada kuesioner yaitu
berjumlah 50 butir pernyatan pada variabel kompetensi yang dibagi dalam kompetensi perilaku sebanyak 30 butir pertanyaan dan
kompetensi teknis sebanyak 20 butir pertanyaan. Selanjutnya, variabel kinerja memiliki 25 pernyataan Lampiran 3.
Setelah dilakukan uji validitas menggunakan SPSS 16.0, hasil yang diperoleh dapat dinyatakan sebagian besar dari pernyataan
valid, namun terdapat beberapa pernyataan yang tidak valid, yaitu
pada variabel kompetensi bagian kompetensi perilaku pada poin nomer 7 dalam efektifitas individu dan pada variabel kinerja bagian
pemeriksaan poin 7 dan pemeriksaan profesi poin 9. Nilai validitas yang dihasilkan dapat dilihat pada Lampiran 1. Pernyataan yang
tidak valid perlu dilakukan perubahan pada kata-kata dalam pertanyaan atau pernyataan tersebut, agar dapat dimengerti oleh
responden, karena biasanya ketidak validan terhadap butir pertanyaan atau pernyataan tersebut dikarenakan pertanyaan yang
bias sehingga tidak dapat dimengerti oleh responden.
4.3.2 Hasil Uji Reliabilitas
Hasil perhitungan dapat dilihat dari nilai Cronbach’s Alpha dengan hasil 0,966, maka dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang
disebarkan menunjukan sudah realibel. Maka nilai perhitungan tersebut telah dalam keadaan yang sempurna excellent, sehingga
dapat diandalkan sebagai alat ukur dalam penelitian dan hasil dari uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 2.
4.4. Hasil Uji Analisis dan Skor Rataan
Badan Pemeriksa Keuangan perlu menempatkan pegawai dalam jabatan auditor dengan sumber daya yang cakap, terampil dan memenuhi
persyaratan untuk melakukan fungsi audit, karena pada dasarnya, fungsi auditor dengan fungsi bagian kerja lainnya di BPK, memiliki persyaratan
dan standar kompetensi yang berbeda sesuai bidang tugasnya masing- masing. Bagian auditor memang memiliki standar kompetensi khusus yang
harus dimiliki, karena mereka harus melakukan kegiatan investigasi, penelusuran serta pelaporan keuangan, kinerja dan lainnya terhadap suatu
entitas tertentu. Oleh karena itu, untuk melakukan fungsi audit, auditor perlu memiliki standar kompetensi yang sesuai seperti kompetensi perilaku dan
teknis dalam melakukan pemeriksaan. Kompetensi khusus yang harus dimiliki auditor dalam melakukan
pekerjaannya bertujuan untuk menghasilkan kinerja yang maksimal, karena dengan hasil kinerja yang maksimal dapat memenuhi visi, misi dan tujuan
yang ditetapkan oleh BPK dengan tujuan akhir untuk menuju Indonesia yang lebih baik dalam hal keuangan.
4.4.1 Persepsi Terhadap Kompetensi 1.
Kompetensi Perilaku
Kompetensi Perilaku yang merupakan seperangkat pola perilaku yang diperlukan oleh auditor pegawai BPK untuk
dipraktekkan pada suatu posisi tertentu. Kompetensi ini diperlukan dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya
secara profesional, efektif, dan efisien. Hasil perhitungan persepsi auditor terhadap variabel kompetensi perilaku beserta
indikator-indikatornya pada Badan Pemeriksa Keuangan, dapat dilihat pada Tabel 13 sampai Tabel 17 dan perhitungannya dapat
dilihat pada Lampiran 5. Berdasarkan Tabel 13, dapat disimpulkan bahwa auditor
BPK telah memiliki intelektual individu yang baik. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil nilai skor rataan yang didapatkan
berdasarkan pernyataan yang ada yaitu sebesar 3,92. Dengan demikian, tugas audit dapat diselesaikan dengan baik, karena
auditor memiliki intelektual individu yang mendukung dalam melakukan pekerjaannya.
Tabel 13. Persepsi atau Skor Rataan Terhadap Intelektual Individu
No. Pernyataan Jawaban
Rataan Keterangan
SS S CS TS
STS 1.
Mengetahui hal-hal yang terkait dengan permasalahan yang
dihadapi dalam audit. 22 58 10
- - 4,13 Baik
2. Menguraikan masalah yang
dihadapi, sehingga dapat mengidentifikasikan akar
permasalahan atau implikasi yang dapat ditimbulkan.
15 62
13 - - 4,02 Baik
3. Memahami situasi atau masalah
dimulai dari mengidentifikasi pola atau hubungan dan
permasalahan utama yang mendasar.
16 52
20 2
- 3,91 Baik
4.
Saya mampu berpikir dengan cara yang baru.
15 54
14 7 - 3,85 Baik
5. Saya mampu bertindak dengan
cara yang baru. 6
56 23
5 - 3,70 Baik
Total Rataan 3,92
Baik
Unsur-unsur Intelektual individu tersebut menjelaskan waktu dan usaha maksimal yang digunakan auditor dalam
mencari informasi lebih terkini guna mendukung suatu pekerjaan audit saat ini maupun di masa mendatang, auditor dapat
menguraikan dengan baik mengenai suatu masalah danatau melihat akar penyebab dari suatu masalah, auditor dapat melihat
pola dalam suatu kondisi yang selanjutnya menggabungkan beberapa bagian menjadi satu-kesatuan, auditor memiliki visi
BPK jangka pendek maupun jangka panjang dan auditor mampu memperkenalkan atau menemukan cara baru dalam melakukan
sesuatu thinking out-of-the box.
Tabel 14. Persepsi Terhadap Efektivitas Individu
No. Pernyataan Jawaban
Responden Rataan
Keterangan SS S
CS TS STS
1. Bekerja dengan
lebih baik atau melebihi
standar kinerja 17 57 13 3
- 3,98 Baik
2. Mampu menyikapi
perubahan secara positif 21 58 9 2 - 4,09
Baik 3.
Membantu orang lain agar mampu beradaptasi
dengan perubahan. 12 54 22 2 - 3,84
Baik 4.
Bertindak sesuai dengan nilai-nilai dan etika kerja
yang berlaku. 25 58 6 1 - 4,19
Baik 5.
Saya mampu bersikap netral atau tidak berpihak
dalam menyelesaikan sebuah masalah.
25 56 8 1 - 4,17 Baik
6. Menghindari benturan
kepentingan. 12 49 21 8 - 3,72
Baik 7. Mengambil
tindakan atas
masalah yang terjadi secara proaktif tanpa
menunggu instruksi. 16 54
15 4 1 3,89 Baik
8. Memahami pihak
internal organisasi dengan melihat
keselarasan dan keterpaduan dari proses
kerja yang terjadi. 24 51 12 3 -
4,07 Baik
9. Memahami pihak
eksternal organisasi dengan melihat
keselarasan dan keterpaduan dari proses
kerja yang terjadi 15 53 14 8 -
3,88 Baik
Total Rataan 3,98
Baik
Pada Tabel 14 menjelaskan bahwa auditor BPK telah efektif dalam melakukan tugasnya seperti yang dilihat dari hasil
total rataan efektivitas individunya sebesar 3,98 yang dapat dikatakan dalam kondisi yang baik. Efektivitas yang dimiliki
oleh auditor BPK dapat digunakan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah
ditetapkan oleh BPK. Unsur-unsur yang terdapat dalam efektivitas individu
tersebut menjelaskan auditor telah mencapai atau bahkan melebihi sasaran yang ditetapkan termasuk melakukan
perhitungan resiko yang perlu diambil dalam mencapaian tersebut, auditor mampu menyesuaikan diri dengan baik terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi di dalam BPK dan bisa menjadi fasilitator bagi perubahan di dalam BPK, auditor telah
memiliki ketegasan dengan tetap memegang prinsip transparansi dalam bertindak dan bekerja sesuai dengan nilai-nilai yang
berlaku, auditor telah bertindak secara objektif dan tidak berpihak sesuai dengan keyakinan dan nilai-nilai, auditor telah
berfikir dan bertindak untuk mengidentifikasi kesempatan dan mengantisipasi masalah dan auditor mampu memahami dan
mempelajari kondisi organisasi secara internal maupun eksternal dengan baik dan menunjukkan komitmen untuk mendukung
pencapaian tujuan BPK. Hasil yang menjelaskan mengenai kondisi pengelolaan
tugas oleh auditor BPK dapat dilihat dari Tabel 15. Pengelolaan tugas audit telah dilakukan dengan baik oleh auditor BPK. Hal
tersebut dapat dilihat dari nilai total rataan yang dihasilkan yaitu sebesar 3,73. Dengan pengelolaan tugas yang baik, maka
kegiatan pemeriksaan akan berjalan dengan baik dan lancar serta akan menghasilkan laporan pemeriksaan yang baik dan benar
sesuai dengan tujuan dilaksanakannya pemeriksaan tersebut.
Tabel 15. Persepsi Terhadap Pengelolaan Tugas
No. Pernyataan
Jawaban Responden Rataan Keterangan
SS S CS TS
STS 1.
Menyusun rencana kerja jangka pendek dengan
target yang spesifik, realistis, dan terukur,
yang diselaraskan dengan visimisi BPK.
10 61 13 6 - 3,83 Baik
2. Menyusun rencana kerja
jangka panjang dengan target yang spesifik,
realistis, dan terukur, yang diselaraskan dengan
visimisi BPK. 13 45 23 9 - 3,70
Baik
3. Melaksanakan pekerjaan
secara teratur dengan cara mengawasi
pekerjaan. 12 52 23 3 - 3,81
Baik
4.
Meninjau ulang pekerjaan atau informasi.
15 51 20 3 1 3,84 Baik
5. Membuat suatu sistem
pemeriksaan sendiri. 7 47 19
16 1 3,48 Baik
Total Rataan 3,73
Baik
Unsur-unsur dalam pengelolaan tugas tersebut menjelaskan rencana kerja telah dibuat dengan baik, tingginya tingkat
pelibatan orang lain dalam melaksanakan rencana pekerjaannya dan lingkup kerja yang dimonitor dengan baik oleh auditor dan
tingkat kepeduliannya yang tinggi terhadap akurasi hasil pekerjaannya.
Berdasarkan Tabel 16 dapat dikemukakan bahwa auditor BPK sudah mampu bekerja dengan orang lain secara baik, karena
pada dasarnya dalam melakukan pemeriksaan harus melakukannya secara tim atau bekerja sama dengan orang lain.
Kerjasama yang baik dengan orang lain akan membuat pekerjaan menjadi lebih ringan karena dapat berbagi tugas dan dapat lebih
teliti karena mereka bisa mendiskusikan satu sama lain. Dengan kemampuan bekerjasama tersebut, pekerjaan akan dapat
diselesaikan dengan lebih mudah dan dengan waktu yang singkat.
Tabel 16. Persepsi Terhadap Bekerja dengan Orang Lain
No. Pernyataan
Jawaban Responden Rataan
Keterangan SS S
CS TS
STS 1.
Mengetahui dan memahami pikiran orang
lain yang tidak terucapkan secara
langsung. 6
31 30
18 5 3,17 Cukup
Baik
2.
Mengetahui dan memahami pikiran orang
lain yang tidak terucapkan secara
langsung. 9
24 28
20 9 3,04
Cukup Baik
3.
Mengetahui dan memahami masalah
orang lain yang tidak terucap secara langsung.
9 35 14
19 7 3,02
Cukup Baik
4.
Berupaya untuk membina, menjaga, dan
mendayagunakan hubungan atau jaringan
kontak yang luas. 17
59 14
- - 4,03 Baik
5. Bekerjasama dalam
timkelompok kerjaunit lain di BPK.
16 54
19 1 - 3,94
Baik
6.
Membantu atau melayani orang lain.
8 65
16 1 - 3,84
Baik
Total Rataan 3,51
Baik
Bekerja dengan orang lain tersebut, memiliki unsur-unsur yang menjelaskan auditor menyadari dengan baik apa yang
dirasakan dan dipikirkan oleh orang lain, auditor mampu memperluas network dengan baik, menjaga hubungan baik serta
mendayagunakan jaringanhubungan yang luas untuk mencapai suatu tujuan saat ini maupun dimasa mendatang, auditor dapat
bekerjasama dengan baik serta saling mendukung dalam meningkatkan kinerja tim atau kelompoknya dan auditor
memahami dan mengambil tindakan dalam memenuhi keinginan pelanggan.
Pada Tabel 17 dapat dijelaskan bahwa auditor BPK mampu bekerja melalui orang lain dengan hasil yang dapat dilihat yaitu
sebesar 3,84. Bekerja melalui orang lain sangat diperlukan dalam melakukan tugas pemeriksaan karena dengan hal tersebut,
seseorang yang kurang mengerti dalam melakukan tugas akan dibantu dengan orang lainnya yang lebih paham sehingga tugas
dapat terselesaikan dengan baik. Dengan adanya seseorang yang
lebih mengerti dalam melakukan tugas pemeriksaan, dia dapat membantu orang lain.
Tabel 17. Persepsi Terhadap Bekerja Melalui Orang Lain
No. Pernyataan
Jawaban Responden Rataan Keterangan
SS S CS TS
STS 1.
Bertindak untuk mempengaruhi atau
membuat orang lain percaya.
19 53 11 7 - 3,93 Baik
2.
Bertindak sebagai pemimpin kelompok.
6 42 28 14 - 3,91 Baik
3.
Berperan sebagai pemimpin kelompok.
8 46 24 12 - 3,56 Baik
4. Mendorong proses
belajar orang lain, sehingga memenuhi
persyaratan keahlian. 12 55 17 6 - 3,81
Baik
5.
Mengembangkan kapabilitas orang lain,
sehingga memenuhi persyaratan keahlian.
7 56 23 4 - 3,99 Baik
Total Rataan 3,84
Baik
Bekerja melalui orang lain tersebut, memiliki unsur-unsur yang mampu menjelaskan mengenai auditor sudah menggunakan
keahliannya dengan baik dalam mempengaruhi opinipendapat orang lain, auditor mampu membawa kelompoknya bekerja
dengan efektif dan harmonis serta auditor membantu orang lain dengan baik dalam mengembangkan diri dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
2. Kompetensi Teknis
Kompetensi teknis yang merupakan pengetahuan serta keterampilan pemeriksaan yang harus dimiliki oleh auditor BPK
dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi pemeriksaan secara profesional, efektif dan efisien. Dengan kompetensi teknis ini
pula, kegiatan-kegiatan yang terkait dengan pemeriksaan menjadi lebih terintegrasi.
Auditor BPK diharapkan lebih perduli terhadap tuntutan kompetensi yang harus dimiliki dan dipenuhi dalam rangka
pelaksanaan tugas pemeriksaan agar tercapainya Rencana Strategis BPK 2011-2015. Hasil persepsi kompetensi teknis
beserta indikator-indikatornya pada Badan Pemeriksa Keuangan, dapat dilihat pada Tabel 18 sampai Tabel 21.
Kompetensi dalam pengelolaan dan tanggungjawab keuangan Negara merupakan kompetensi yang dibutuhkan
auditor dalam melakukan pemeriksaan atas mekanisme kegiatan pengelolaan keuangan Negara serta aspek hukum yang
meliputinya. Hal tersebut karena, kompetensi ini meliputi pengetahuan dan keterampilan yang digunakan dalam melakukan
pemeriksaan. Dari Tabel 19, dapat dinyatakan bahwa auditor telah memiliki kompetensi yang baik terhadap pengelolaan dan
tanggungjawab keuangan Negara.
Tabel 18. Persepsi Terhadap Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara
No. Pernyataan Jawaban
Responden Rataan
Keterangan SS S CS
TS STS
1.
Mengetahui mekanisme kegiatan pengelolaan
tata kelola keuangan negara.
23 54 11 2 - 4,09 Baik
2. Terampil dalam
melakukan pemeriksaan atas mekanisme kegiatan
pengelolaan tata kelola keuangan negara.
24 52 11 3 - 4,08 Baik
3.
Mengetahui aspek hukum bukti-
buktitemuansimpulan terkait pemeriksaan.
16 50 21 3 - 3,88 Baik
4.
Terampil dalam melakukan pemeriksaan
atas aspek hukum bukti- buktitemuansimpulan
terkait pemeriksaan. 21 49 17 3 - 3,98
Baik
Total Rataan 4,01
Baik
Unsur-unsur dalam kompetensi pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara menjelaskan kemampuan yang
baik untuk memahami, menganalisis, mengevaluasi serta memberikan rekomendasi atas tata kelola keuangan Negara
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan sampai dengan pertanggungjawaban. Selanjutnya, menjelaskan baiknya
kemampuan yang dimiliki auditor untuk memahami, menganalisis, mengevaluasi serta memberikan rekomendasi atas
bukti-buktitemuansimpulan dari pemeriksaan, berdasarkan produk-produk hukum terkait pemeriksaan.
Berdasarkan Tabel 19, dapat dijelaskan bahwa auditor telah memiliki kompetensi terhadap entitas pemeriksa yang baik,
artinya auditor telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk memperoleh gambaran menyeluruh atas
entitas yang diperiksa. Kompetensi ini memiliki unsur-unsur yang mampu menjelaskan bahwa auditor memiliki kemampuan
yang baik untuk memahami, menganalisi serta mengevaluasi proses bisnis suatu entitas pemeriksaan dan auditor memiliki
kemampuan yang baik untuk memahami, menganalisis, mengevaluasi serta memberikan rekomendasi perbaikan atas
sistem pengendalian internal entitas pemeriksaan.
Tabel 19. Persepsi Terhadap Entitas Pemeriksaan
No. Pernyataan Jawaban
Responden Rataan
Keterangan SS S CS
TS STS
1. Mengetahui proses
bisnis suatu entitas yang diperiksa.
18 59 10 3 - 4,02 Baik
2. Terampil dalam
melaksanakan pemeriksaan mengenai
proses bisnis suatu entitas yang diperiksa.
27 55 7 1 - 4,20 Sangat
Baik
3. Mengetahui sistem
pengendalian internal suatu entitas yang
diperiksa. 25 53 12 - - 4,14
Baik
4.
Terampil dalam melaksanakan
pemeriksaan mengenai sistem pengendalian
internal suatu enitas yang diperiksa.
24 56 10 - - 3,89 Baik
Total Rataan 4,06
Baik
Teknik dalam pemeriksaan meliputi pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan auditor untuk memperoleh,
memproses, serta mendokumentasikan data pemeriksaan. Berdasarkan Tabel 20, dapat disimpulkan bahwa auditor
menjalankan teknik pemeriksaan dengan baik seperti yang dapat
dilihat dari perolehan total rataan teknik pemeriksaan sebesar 4,07.
Unsur-unsur yang terdapat dalam kompetensi yang menjelaskan mengenai kemampuan dalam teknik pemeriksaan
adalah auditor mampu dalam menyiapkan dan mengumpulkan data yang diperlukan dalam pemeriksaan. Selain itu, menjelaskan
bahwa auditor mampu mengolah data pemeriksaan sehingga memperoleh informasi yang berguna, mampu membuat
kesimpulan dan mendukung dalam pengambilan keputusan. Terakhir, unsur-unsur tersebut menjelaskan bahwa auditor
mampu untuk mendokumentasikan catatan-catatan mengenai prosedur pemeriksaan yang ditempuh, pengujian yang dilakukan,
informasi yang diperoleh dan simpulan yang dibuat sehubungan dengan pemeriksaan.
Tabel 20. Persepsi Terhadap Teknik Pemeriksaan
No. Pernyataan Jawaban
Responden Rataan
Keterangan SS S CS
TS STS
1.
Mampu menyiapkan data yang diperlukan dalam
pemeriksaan. 22 58 10 - - 4,13
Baik
2. Mampu mengumpulkan
data yang diperlukan dalam pemeriksaan.
17 58 14 1 - 4,01
Baik
3.
Mampu melakukan pengolahan data
pemeriksaan. 27 54 9 - - 4,20 Sangat
Baik
4. Mampu untuk
mendokumentasikan catatan-catatan mengenai
prosedur pemeriksaan 20 59 10 1 - 4,09
Baik
5. Mampu untuk
mendokumentasikan catatan-catatan mengenai
pengujian pemeriksaan. 17 61 10 2 - 4,03
Baik
6. Mampu untuk
mendokumentasikan catatan-catatan mengenai
informasi yang diperoleh sehubungan dengan
pemeriksan. 20 57 10 3 - 4,04
Baik
7.
Mampu untuk mendokumentasikan
catatan-catatan mengenai simpulan sehubungan
dengan pemeriksaan. 20 56 11 3 - 4,03
Baik
Total Rataan 4,07
Baik
Berdasarkan Tabel 21, dapat dijelaskan bahwa auditor BPK telah baik dalam melaksanakan komunikasi dalam pemeriksaan,
seperti hasil yang didapatkan dari total rataan sebesar 4,05. Kompetensi komunikasi dalam pemeriksaan merupakan
kompetensi yang dibutuhkan pemeriksa untuk dapat menyampaikan informasi mengenai pemeriksaan kepada entitas
terperiksa selama pemeriksaan dan pihak-pihak lain yang berkepentingan dalam penyampaian hasil pemeriksaan DPR,
BPKP, Inspektorat Jendral, dll.
Tabel 21. Persepsi Terhadap Komunikasi dalam Pemeriksaan
No. Pernyataan Jawaban
Responden Rataan
Keterangan SS S CS
TS STS
1. Mampu menyampaikan
informasi terkait pemeriksaan secara jelas
kepada entitas terperiksa. 22 57 10 - 1 4,10
Baik
2. Mampu menyajikan hasil
pemeriksan dalam bentuk laporan tertulis secara
objektif oleh pihak yang dituju.
16 58 13 3 - 3,97 Baik
3.
Mampu menyajikan hasil pemeriksan dalam bentuk
laporan tertulis secara akurat oleh pihak yang
dituju. 19 56 13 2 - 4,02
Baik
4. Mampu menyajikan hasil
pemeriksan dalam bentuk laporan tertulis secara
jelas oleh pihak yang dituju.
23 51 15 1 - 4,07 Baik
5. Mampu menyajikan hasil
pemeriksan dalam bentuk laporan tertulis yang
mudah dipahami pihak yang dituju.
22 57 9 2 - 4,10 Baik
Total Rataan 4,05
Baik
Unsur-unsur yang terdapat dalam kompetensi komunikasi dalam pemeriksaan menjelaskan bahwa auditor telah memiliki
kemampuan untuk menyampaikan dan menjelaskan informasi terkait pemeriksaan secara ringkas, jelas dan fokus dengan
didukung oleh alat bantu serta mendapat perhatian penuh dari audiens, auditor mampu menyajikan hasil pemeriksaan dalam
bentuk laporan tertulis yang disampaikan secara objektif,
lengkap, akurat, jelas dan mudah dipahami oleh pihak yang dituju.
4.4.2 Persepsi Terhadap Kinerja
Persepsi terhadap kinerja beserta indikator-indikatornya yaitu pemeriksaan, pengembangan profesi dan faktor penunjang pada
Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, dapat dilihat pada Tabel 22 sampai Tabel 24. Hasil perhitungan dapat dilihat pada
Lampiran 5.
Tabel 22. Persepsi atau Skor Rataan Terhadap Pemeriksaan
No. Deskripsi Pernyataan
tentang Pemeriksaan Jawaban Responden
Skor Rataan
Keterangan SL SR K P TP
1. Melakukan penyusunan
rencana Kerja Pemeriksaan RKP.
- 43 34 11
2 3,31 Cukup Baik
2.
Melakukan Perencanaan pemeriksaan.
- 51 28 11 - 3,44
Baik
3. Melaksanakan
pemeriksaan. 16 52 22 - - 3,93
Baik
4. Melakukan pelaporan
hasil pemeriksaan. 24 52 13 1 - 4,10
Baik
5. Melakukan pemantauan
tindak lanjut hasil pemeriksaan.
9 66 13 2 - 3,91
Baik
6. Melakukan evaluasi
pemeriksaan. 7 28 43 12 - 4,00
Baik
7. Melaksanakan
pemantauan kerugian Negaradaerah.
- 14 50 22 4 2,82 Cukup Baik
Total Rataan 3,64
Baik
Pada Tabel 22 dapat dikatakan bahwa auditor BPK telah melakukan pemeriksaan dengan baik, hal tersebut karena merupakan
suatu keharusan untuk menciptakan transparansi terhadap keuangan Negara serta kinerja karyawan atau pegawai terhadap suatu entitas
tertentu, agar Indonesia berjalan kearah yang lebih baik lagi terhadap keuangan. Untuk itu, auditor harus mampu bekerja dengan sungguh-
sungguh baik dalam melakukan perencanaan, pemeriksaan, pelaporan maupun tindak lanjut dari hasil pemeriksaan.
Berdasarkan Tabel 23, dapat dikatakan bahwa auditor BPK tidak baik dalam melakukan pengembangan profesi, dapat dilihat
dari hasil yang didapat sebesar 1,89. Hal tersebut dikarenakan para auditor tidak memiliki banyak waktu dalam melakukan
pengembangan profesi. Sebagian besar waktu yang dimiliki oleh
auditor, dihabiskan untuk melakukan pemeriksaan yang tidak jarang dilakukan di luar kota bahkan di luar pulau Jawa yang biasanya
memakan waktu sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Hanya beberapa auditor yang memanfaatkan sedikit waktu mereka
untuk melakukan pengembangan profesi tersebut, dan hal tersebut tidak bisa sering dilakukan.
Tabel 23. Persepsi Terhadap Pengembangan Profesi
No. Pernyataan Jawaban
Responden Rataan
Keterangan SL SR K P TP
1. Membuat karya
tuliskarya ilmiah dibidang pemeriksaan.
- - - 23 67
1,26 Sangat Tidak Baik
2. Melakukan
penerjemahanpenyadura n buku.
- - - 18 72
1,20 Sangat Tidak Baik
3. Melakukan bimbingan
bagi pemeriksa dibawah jenjang jabatantutorial
profesi. - - - 25
65 1,28 Sangat
Tidak Baik
4. Mengikuti program
magang pada Lembaga Pemeriksaan setingkat
BPK. - - - 23
67 1,26 Sangat
Tidak Baik
5. Melakukan pelatihan di
kantor sendiri on the job Training.
- 31 40 19 - 3,13 Cukup
Baik
6. Mengikuti kegiatan
pemaparan draftpedomanmodulfat
wa yang berkaitan dengan tugas
pemeriksaan. - 32
37 18 3 3,09 Cukup Baik
7. Berpartisipasi dalam
pengembangan pedoman pemeriksaan.
- - - 19 71
1,21 Sangat Tidak Baik
8. Mengikuti bimbingan
teknis terkait tugas pemeriksaan.
- 44 37 8 1 3,38 Cukup Baik
9. Memaparkan hasil
diklatstudi banding terkait dengan transfer of
knowledge secara
internal. - - - 21
69 1,23 Sangat
Tidak Baik
Total Rataan 1,89
Tidak Baik
Berdasarkan Tabel 24 menunjukkan bahwa auditor BPK tidak baik dalam melakukan kegiatan yang mampu menunjang profesinya,
dapat dilihat dari hasil yang didapat sebesar 2,43. Hal tersebut dikarenakan para auditor menghabiskan sebagian besar waktu yang
dimilikinya dalam melakukan pemeriksaan yang tidak jarang dilakukan di luar kota bahkan di luar pulau Jawa yang biasanya
memakan waktu sampai berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Para auditor lebih fokus dalam melakukan kegiatan utamanya yaitu
dalam hal pemeriksaan dibandingkan dengan melakukan kegiatan penunjangnya dan untuk beberapa auditor, belum memiliki
kemampuan yang sesuai dalam melakukan kegiatan tersebut sehingga mereka tidak pernah melakukannya.
Tabel 24. Persepsi Terhadap Penunjang Profesi
No. Pernyataan Jawaban
Responden Rataan
Keterangan SL SR K P TP
1.
Menjadi panitia dalam pengembangan
pemeriksaan. - 2
51 23
14 2,46 Tidak
Baik
2. Menjadi anggota dalam
tim penilai jabatan pemeriksa.
- - - 14 76
1,16 Sangat Tidak baik
3.
Menjadi anggota aktif dalam organisasi profesi
yang berkaitan dengan tugas pemeriksaan.
- 6 55
20 9 2,64
Cukup Baik
4.
Berperan serta dalam seminarlokakarya di
bidang pemeriksaan. - 50
33 7 - 3,48 Baik
5. Melakukan
penyusunanpemutakhira n Database Entitas
Pemeriksa DEP. - - - 19
71 1,21 Sangat
Tidak baik
6. Merevieu Database
Entitas Pemeriksa DEP. - - - 21
69 1,23 Sangat
Tidak baik
7. Melakukan penelaahan
hasil pengaduan masyarakat.
- 20 49 18 3 2,96 Cukup
Baik
8.
Melakukan penyiapan bahan danatau
pemberian keterangan ahli dalam peradilan
khusus tindak pidana danatau kerugian negara
yang berkaitan dengan pemeriksaan.
43 39
8 - 3,39 Cukup Baik
9. Membuat laporan
berkala. - 39
45 6 - 3,37 Cukup Baik
Total Rata-rata 2,43
Tidak Baik
Berikut adalah tabel yang menjabarkan keseluruhan persepsi responden antara variabel kompetensi perilaku serta teknis dan
kinerja beserta indikator-indikatornya sesuai masing-masing, yang dapat dilihat pada Tabel 25 dan Tabel 26.
Pada Tabel 25 dapat dikatakan bahwa kompetensi yang dimiliki oleh auditor BPK sudah baik. Kompetensi yang dimiliki
tersebut diharapkan dapat terus ditingkatkan agar auditor dapat
melakukan pemeriksaan lebih baik lagi dari sebelumnya dan memiliki tingkat keakuratan yang tinggi. Hasil pemeriksaan yang
akurat sangat dibutuhkan untuk menciptakan keadaan transparansi keuangan di Indonesia.
Tabel 25. Persepsi Terhadap Kompetensi
No. Kompetensi Skor
Rataan Keterangan
1. Intelektual Individu
3,92 Baik
2. Efektifitas Individu
3,98 Baik
3. Pengelolaan tugas
3,73 Baik
4. Bekerja dengan orang lain
3,51 Baik
5. Bekerja melalui orang lain
3,84 Baik
6. Pengelolaan dan tanggungjawab
keuangan Negara 4,01 Baik
7. Entitas pemeriksa
4,06 Baik
8. Teknik pemeriksan
4,07 Baik
9. Komunikasi dalam pemeriksaan
4,05 Baik
Total 3,91 Baik
Tabel 26. Persepsi Terhadap Kinerja
No. Kinerja Skor
Rataan Keterangan
1. Pemeriksaan 3,64
Baik 2.
Pengembangan profesi 1,89
Tidak Baik 3. Penunjang
2,43 Tidak
Baik
Total 2,65 Cukup
Baik
Pada Tabel 26 dapat disimpulkan bahwa kinerja auditor BPK dalam keadaan cukup baik. Hasil kinerja yang didapatkan tersebut
diharapkan dapat ditingkatkan untuk berada dalam keadaan baik atau lebih. Kinerja yang perlu ditingkatkan yaitu pada variabel
pengembangan profesi dan penunjang, karena dengan kinerja yang cukup, kurang mendukung dalam meningkatkan kondisi keuangan di
Indonesia.
4.5. Hasil Uji Crosstab
Besarnya karakteristik penilaian pegawai terhadap variabel penelitian berdasarkan latar belakang pegawai dapat diketahui dalam bentuk
crosstab antara variabel yang diteliti yaitu kompetensi dengan pendidikan,
kompetensi dengan jenis kelamin, kinerja dengan pendidikan dan kinerja dengan jenis kelamin. Uji Crosstab digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat hubungan antara karakteristik responden dengan variabel yang diteliti. Hubungan Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 6.
Tabel 27. Crosstab Kompetensi dengan Pendidikan
Kompetensi Pendidikan Total
Diploma IV S1
S2 Setuju berkompetensi
cukup Baik 8 36 5
49 16,3 73,5 10,2 100
Setuju berkompetensi baik 16
25 41
0 39 61 100
Tabel 28. Chi-Square Test Kompetensi dengan Pendidikan
Value df
Asymp. Sig. 2-sided Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio 28.540
a
32.828 2
2 .000
.000
Langkah awal melakukan pengujian sebagai berikut: H
: Tidak ada hubungan antara kompetensi dengan pendidikan H
1
: Ada hubungan antara kompetensi dengan pendidikan Tolak H
jika p-value alpha α=5
Tabel 27 di atas menunjukkan bahwa dari 49 auditor yang memberikan penilaian bahwa auditor setuju telah memiliki kompetensi yang
cukup baik dengan pembagian 8 orang dengan pendidikan Diploma IV, 36 orang dengan pendidikan S1 dan 5 orang dengan pendidikan S2. Dari 41
auditor yang setuju memiliki kompetensi baik dengan pembagian 16 orang dengan pendidikan S1 dan 25 orang dengan pendidikan S2. Hasil dari Tabel
28 tersebut menunjukkan p-value 0.000 0.05 yang artinya terdapat hubungan yang terjadi antara kompetensi dengan pendidikan. Pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa auditor yang memiliki pendidikan yang tinggi, memiliki kompetensi yang baik pula, karena dengan pendidikan
tersebut, lebih banyak pembekalan yang diberikan agar auditor mampu bekerja dengan baik sesuai dengan keahliannya.
Tabel 29. Crosstab Kompetensi dengan Jenis Kelamin
Kompetensi Jenis Kelamin
Total Laki-laki Perempuan
Setuju berkompetensi cukup Baik
30 19 49
61,2 38,8 100
Setuju berkompetensi baik 32
9 41
78 22 100
Tabel 30. Chi-Square Test Kompetensi dengan Jenis Kelamin
Value df
Asymp. Sig.
2-sided Exact Sig.
2-sided Exact Sig.
1-sided Pearson Chi-Square
Continuity Correction
b
Likelihood Ratio Fisher’s Exact Test
N of Valid Cases 2.948
a
2.215 3.004
90 1
1 1
.086 .137
.083 .111
.068
Langkah awal melakukan pengujian sebagai berikut: H
: Tidak ada hubungan antara kompetensi dengan jenis kelamin H
1
: Ada hubungan antara kompetensi dengan jenis kelamin Tolak H
jika p-value alpha α=5
Tabel 29 di atas menunjukkan bahwa dari 49 auditor yang memberikan penilaian bahwa auditor setuju memiliki kompetensi yang
cukup baik dengan pembagian 30 orang yang berjenis kelamin laki-laki dan 19 orang yang memiliki jenis kelamin perempuan. Dari 41 auditor yang
setuju memiliki kompetensi baik dengan pembagian 32 orang yang berjenis kelamin laki-laki dan 9 orang yang memiliki jenis kelmin perempuan. Hasil
dari Tabel 30 tersebut menunjukkan p-value 0.086 0.05 yang artinya tidak terdapat hubungan yang terjadi antara kompetensi dengan jenis
kelamin. Hal tersebut karena setiap orang memiliki kompetensi yang beragam, bukan tegantung dari jenis kelaminnya apakah laki-laki atau
perempuan.
Tabel 31. Crosstab Kinerja dengan Pendidikan
Kinerja Pendidikan Total
Diploma IV S1
S2 Setuju berkinerja
Baik 3
3 0 6
50 50
0 100 Sangat setuju
berkinerja baik 5
49 30 84
6 58,3
35,7 100 Tabel 32.
Chi-Square Tests Kinerja dengan Pendidikan
Value df
Asymp. Sig. 2-sided Pearson Chi-Square
Likelihood Ratio N of Valid Cases
14.433
a
10.563 90
2 2
.001 .005
Langkah awal melakukan pengujian sebagai berikut: H
: Tidak ada hubungan antara kinerja dengan pendidikan
H
1
: Ada hubungan antara kinerja dengan pendidikan Tolak H
jika p-value alpha α=5
Tabel 31 menunjukkan bahwa dari 6 auditor yang memberikan penilaian bahwa auditor belum pernah menghasilkan kinerja yang baik
dengan pembagian 3 orang yang berpendidikan Diploma IV dan 3 orang yang berpendidikan S1. Dari 84 auditor yang pernah menghasilkan kinerja
baik dengan pembagian 5 orang dengan pendidikan Diploma IV, 49 orang dengan pendidikan S1 dan 30 orang dengan pendidikan S2. Hasil dari Tabel
32 tersebut menunjukkan p-value 0.001 0.05 yang artinya terdapat hubungan yang terjadi antara kinerja dengan pendidikan. Pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan pendidikan yang semakin tinggi dan sesuai, akan meningkatkan kinerja karena dengan pengetahuan yang
didapat melalui pendidikan tersebut, dapat diterapkan auditor dalam melakukan audit yang akhirnya menghasilkan keakuratan pemeriksaan
sesuai tata cara yang ada mulai dari perencanaan hingga tindak lanjutnya.
Tabel 33. Crosstab Kinerja dengan Jenis Kelamin
Kinerja Jenis Kelamin
Total Laki-laki Perempuan
Setuju berkinerja Baik
6 6
100 100
Sangat setuju berkinerja baik
56 28
84 66,7
33,3 100
Tabel 34. Chi-SquareTests Kinerja dengan Jenis Kelamin
Value df Asymp. Sig.
2-sided Exact Sig.
2-sided Exact Sig.
1-sided Pearson Chi-Square
Continuity Correction
b
Likelihood Ratio Fisher’s Exact Test
N of Valid Cases 2.903
a
1.556 4.663
90 1
1 1
.088 .212
.031 .171
.099
Langkah awal melakukan pengujian sebagai berikut: H
: Tidak ada hubungan antara kinerja dengan jenis kelamin H
1
: Ada hubungan antara kinerja dengan jenis kelamin Tolak H
jika p-value alpha α=5
Tabel 33 di atas menunjukkan bahwa dari 6 auditor yang memberikan penilaian bahwa auditor belum menghasilkan kinerja yang baik dengan yang
seluruhnya berjenis kelamin laki-laki. Dari 84 auditor yang pernah menghasilkan kinerja baik dengan pembagian 56 orang yang berjenis
kelamin laki-laki dan 28 orang yang memiliki jenis kelmin perempuan. Hasil dari Tabel 34 tersebut menunjukkan p-value 0.088 0.05 yang
artinya tidak terdapat hubungan yang terjadi antara kinerja dengan jenis kelamin. Hal tersebut karena setiap orang memiliki kinerja tersendiri bukan
berdasaran jenis kelamin.
4.6. Analisis Hubungan Usia dan Lama Kerja dengan Kompetensi dan