seluruhnya berjenis kelamin laki-laki. Dari 84 auditor yang pernah menghasilkan kinerja baik dengan pembagian 56 orang yang berjenis
kelamin laki-laki dan 28 orang yang memiliki jenis kelmin perempuan. Hasil dari Tabel 34 tersebut menunjukkan p-value 0.088 0.05 yang
artinya tidak terdapat hubungan yang terjadi antara kinerja dengan jenis kelamin. Hal tersebut karena setiap orang memiliki kinerja tersendiri bukan
berdasaran jenis kelamin.
4.6. Analisis Hubungan Usia dan Lama Kerja dengan Kompetensi dan
Kinerja Auditor BPK
Hubungan antara kompetensi dengan usia, kompetensi dengan lama kerja, kinerja dengan usia dan kinerja dengan lama kerja dapat dianalisis
menggunakan korelasi rank spearman. Data dalam menggunakan korelasi ini didapat melalui survey terhadap auditor BPK yaitu dengan isian usia
mereka saat ini dan lama mereka bekerja dibidang audit sampai tahun 2011. Setelah itu usia dalam lama mereka bekerja dimasukan dalam suatu kategori
rentang nilai tertentu untuk dapat memudahkan dalam melakukan perhitungan, langkah selanjutnya adalah dengan melakukan pengujian
sebagai berikut: 1.
Usia dan lama kerja dengan kompetensi H
: Tidak ada hubungan antara Usia atau Lama kerja dengan kompetensi.
H
1
: Ada hubungan antara Usia atau Lama kerja dengan kompetensi.
Tabel 35. Hasil Korelasi Rank Spearman antara Usia dan Lama
Kerja dengan Kompetensi Auditor BPK
Variabel Kompetensi Usia
Lama Kerja
Kompetensi 1,000 Usia ,823
1,000 Lama Kerja
,801 ,966 1,000
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 35 di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai P_value sebesar 0,000
nilai signifikansi α
sebesar 0,05 baik pada korelasi lama kerja dengan kompetensi maupun pada usia dengan kompetensi, yang artinya terdapat hubungan antara
lama kerja dengan kompetensi dan antara usia dengan kompetensi.
Nilai tersebut dapat dilihat pada Lampiran 7. Hal tersebut karena usia mempengaruhi seseorang dalam berfikir dan mengambil keputusan,
semakin bertambah usia seseorang maka akan lebih banyak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan berdasarkan
pengalamannya. Faktor lama kerja dalam bidang audit juga mampu mempengaruhi orang dalam mengetahui apa yang harus mereka
lakukan dan mereka akan lebih banyak belajar dari pengalaman kerjanya seperti dari pengalaman-pengalaman yang telah didapatkan
selama bekerja. Semakin lama mereka berkerja dalam bidang audit, semakin banyak pula mereka mengetahui segala suatu yang baru dan
ilmu dari kesalahan-kesalahan yang pernah didapat untuk diperbaiki kemudain hari yang akan mempengaruhi tingkat kemampuan dan
keterampilan mereka di bidang audit. 2.
Usia dan lama kerja dengan kinerja H
: Tidak ada hubungan antara Usia atau Lama kerja dengan kinerja. H
1
: Ada hubungan antara Usia atau Lama kerja dengan kinerja.
Tabel 36. Hasil Korelasi Rank Spearman antara Usia dan Lama
Kerja dengan Kinerja Auditor BPK
Variabel Usia Lama Kerja
Kinerja Usia 1,000
Lama Kerja ,966
1,000 Kinerja
,367 ,325 1,000
Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 36 di atas, dapat dijelaskan bahwa nilai P_value sebesar 0,000
nilai signifikansi α
sebesar 0,05 pada korelasi usia dengan kinerja dan nilai P_value sebesar 0,002
nilai signifikansi α sebesar 0,05 pada lama kerja dengan kinerja
yang artinya terdapat hubungan yang positif antara lama kerja dengan kinerja dan antara usia dengan kinerja. Nilai tersebut dapat dilihat pada
Lampiran 7. Hal tersebut karena dengan semakin tingginya usia dan lama kerja, seseorang akan lebih banyak memiliki pengetahuan dari orang lain
maupun dari pengalaman yang telah didapatkannya yang dapat digunakan dalam melakukan pekerjaannya hingga menghasilkan kinerja
yang baik. Selain itu pula, mereka akan berlomba untuk mampu menghasilkan kinerja yang baik dari tahun ke tahun yang dapat
digunakan sebagai poin untuk peningkatan karir mereka atau golongan kerja mereka sebagai pegawai negeri. Hasil kinerja yang meningkat dari
seseorang dalam tahun ke tahun juga dapat mereka gunakan untuk melanjutkan studi mereka di bidang pemeriksaan atau dalam sektor
publik lainnya.
4.7. Hasil Analisis Hubungan Kompetensi dengan Kinerja Auditor BPK