Relationship Building RB Teamwork and Cooperation TW Customer Service Orientation CSO Impact and Influence IMP Team Leadership TL Kinerja

dari proses kerja yang terjadi, sehingga mampu mengimplementasikan peran dan kinerja individual sesuai dengan pemahaman tersebut, dan mengerti orang kunci yang memiliki peran dan pengaruh kuat didalam pengambilan keputusan atau untuk dapat mempengaruhi orang lain.

l. Planning and Execution PE

Kemampuan menyusun rencana kerja jangka pendek maupun jangka panjang dengan target yang spesifik, realistis, dan terukur, yang diselaraskan dengan visimisi BPK. Rencana tersebut mencakup prioritas tindakan, pengorganisasian sumber daya alam. material, keuangan, manusia dsb. secara integratif dan mengantisipasi kendala yang diperkirakan akan muncul.

m. Concern for Order CO

CO atau Peduli Pada Keteraturan adalah kemampuan untuk peduli dan melaksanakan pekerjaan secara teratur dalam rangka mencapai sasaran kerja, dengan cara mengawasi dan meninjau ulang pekerjaan atau informasi, dan membuat suatu sistem pemeriksaan sendiri untuk memudahkan proses serta meningkatkan kualitas pemeriksaan.

n. Interpersonal Understanding IU

IU atau Pemahaman Antar Individu adalah kemampuan untuk mendengar dan memahami secara akurat pikiran, perasaan, dan masalah orang lain yang tidak terucapkan secara langsung atau tidak sepenuhnya disampaikan. Kompetensi ini mengukur kedalaman pemahaman terhadap orang lain, juga termasuk sensitivitas antar budaya.

o. Relationship Building RB

RB atau Membina Jaringan KerjaNetworking adalah upaya untuk membina, menjaga, dan mendayagunakan hubungan atau jaringan kontak yang luas misalkan: dalam membangun networking dengan pihak eksternal BPK demi tercapainya tujuan satuan kerjanyaBPK saat ini dan masa mendatang dengan menciptakan peluang bisnis dan meminimalisir kendala.

p. Teamwork and Cooperation TW

TW atau Kerjasama dan Kolaborasi adalah keinginan dan kemampuan untuk bekerjasama dalam timkelompok kerjaunit lain di BPK untuk mencapai tujuan kelompok dan BPK. Umumnya diterapkan pada anggota-anggota timkelompokunit lain di BPK dan bukan pada pemimpin formal timkelompokunit lain tersebut.

q. Customer Service Orientation CSO

CSO atau Fokus Pada Pelanggan adalah keinginan untuk membantu atau melayani orang lain. Artinya, fokus terhadap pelayanan dalam upaya untuk menemukan dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Yang dimaksud dengan pelanggan disini adalah pelanggan internal seperti dari fungsisatuan kerja lain dan eksternal.

r. Impact and Influence IMP

IMP atau Mempengaruhi Orang Lain adalah bertindak untuk mempengaruhi atau membuat orang lain percaya melalui penggunaan argumentasi yang meyakinkan, presentasi, dan melalui pihak lain untuk dapat memberikan efek atau dampak yang spesifik.

s. Team Leadership TL

TL atau Kepemimpinan Tim adalah bertindak dan berperan sebagai pemimpin kelompok. Kompetensi ini biasanya tapi tidak selalu muncul dari posisi yang melibatkan kewenangan formal. Sifat kepemimpinan antara lain adalah kemampuan untuk memotivasi dan memberikan inspirasi kepada kelompoknya untuk bekerja dengan baik dan sukses mencapai sasaran, sekalipun proyekpekerjaan tersebut sangat kompleks dan melelahkan.

t. Developing Others DEV

DEV atau Pengembangan Orang Lain dan membimbing Coaching adalah keinginan untuk mendorong proses belajar dan pengembangan kapabilitas orang lain sehingga memenuhi persyaratan keahlian saat ini dan yang akan datang, baik untuk orang tersebut maupun untuk kelompoknya. Kompetensi ini menekankan pada intensi dasar seseorang untuk meningkatkan kapabilitas orang lain, bukan semata karena ingin mencapai sasaran kerjanya.

2. Kompetensi Teknis

Kompetensi teknis pemeriksa adalah seperangkat pengetahuan serta keterampilan pemeriksaan yang diperlukan oleh pemeriksa BPK dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi pemeriksaan secara profesional, efektif dan efisien Sekjen BPK RI, 2006. Standar kompetensi pemeriksa BPK adalah persyaratan kompetensi tekni minimal yang harus dimiliki oleh seorang pemeriksa BPK, sesuai dengan peran tertentu yang dijalankan dalam jabatan fungsional pemeriksa Sekjen BPK RI, 2006. BPK telah menyusun sembilan 9 kompetensi teknis pemeriksa yang dapat dikelompokkan ke dalam empat 4 cluster kompetensi teknis pemeriksa. Berikut adalah tabel yang menggambarkan cluster dan kompetensi teknis pemeriksa BPK. Tabel 4. Standar Kompetensi Teknis Pemeriksa Cluster Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara 1. Mekanisme pengelolaan keuangan negara. 2. Aspek hukum dalam pemeriksaan. Cluster Entitas Pemeriksa 1. Proses bisnis entitas pemeriksa. 2. Sistem pengendalian internal. Cluster Teknik Pemeriksaan 1. Pengumpulan data pemeriksaan. 2. Pengolahan data pemeriksaan. 3. Dokumentasi pemeriksaan. Cluster Komunikasi dalam Pemeriksaan 1. Presentasi. 2. Penulisan laporan hasil pemeriksaan. Sumber: Standar Kompetensi Teknis Pemeriksa 2006

1. Mekanisme Pengelolaan Keuangan

Kompetensi mekanisme pengelolaan keuangan negara adalah kemampuan yang diperlukan untuk memahami, menganalisis, mengevaluasi, serta memberikan rekomendasi atas tata kelola keuangan negara mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, sampai dengan pertanggungjawaban. 2. Aspek Hukum dalam Pemeriksaan Kompetensi aspek hukum dalam pemeriksaan adalah kemampuan yang diperlukan untuk memahami, menganalisis, mengevaluasi, serta memberikan rekomendasi atas bukti- buktitemuansimpulan pemeriksaan, berdasarkan produk- produk hukum terkait pemeriksaan. 3. Proses Bisnis Entitas Pemeriksaan Kompetensi proses bisnis entitas pemeriksaan kemampuan yang diperlukan untuk memahami, menganalisis, serta mengevaluasi proses bisnis suatu entitas pemeriksaan. 4. Sistem Pengendalian Internal Kompetensi sistem pengendalian internal adalah kemampuan yang diperlukan untuk memahami, menganalisis , mengevaluasi, serta merekomendasikan perbaikan atas sistem pengendalian internal entitas pemeriksaan. 5. Pengumpulan Data Pemeriksaan Kompetensi pengumpulan data pemeriksaan adalah kemampuan yang diperlukan untuk menyiapkan dan mengumpulkan data yang diperlukan dalam pemeriksaan. 6. Pengolahan Data Pemeriksaan Kompetensi pengolahan data pemeriksaan adalah kemampuan untuk melakukan pengolahan data pemeriksaan sehingga memperoleh informasi yang berguna, membuat suatu kesimpulan, dan mendukung pengambilan keputusan. 7. Dokumentasi Pemeriksaan Kompetensi dokumentasi pemeriksaan adalah kemampuan untuk mendokumentasikan catatan-catatan mengenai prosedur pemeriksaan yang ditempuh, pengujian yang dilakukan, informasi yang diperoleh, dan simpulan yang dibuat sehubungan dengan pemeriksaan. 8. Presentasi Kompetensi presentasi adalah adalah kemampuan yang diperlukan untuk menyampaikan dan menjelaskan informasi terkait pemeriksaan secara ringkas, jelas, dan fokus, dengan didukung oleh alat bantu serta mendapat perhatian penuh dari audiens. 9. Penulisan Laporan Kompetensi penulisan laporan hasil pemeriksaan adalah kemampuan untuk menyajikan hasil pemeriksaan dalam bentuk laporan tertulis yang disampaikan secara objektif, lengkap, akurat, jelas, dan mudah dipahami oleh pihak yang dituju.

2.2.2 Tipe Kompetensi

Tipe kompetensi yang berbeda menurut Wibowo 2007 dikaitkan dengan aspek perilaku manusia dengan kemampuannya mendemonstrasikan kemampuan perilaku tersebut. Ada beberapa tipe kompetensi yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Planning competency, dikaitkan dengan tindakan tertentu seperti menetapkan tujuan, menialai risiko dan mengembangkan urutan tindakan untuk mencapai tujuan. 2. Influence competency, dikaikaitkan dengan tindakan seperti mempunyai dampak pada orang lain, memaksa melakukan tindakan tertentu atau membuat keputusan tertentu, dan memberi inspirasi untuk bekerja menuju tujuan organisasional. Kedua tipe kompetensi ini melibatkan aspek yang berbeda dari perilaku manusia. Kompetensi secara tradisional dikaitkan dengan kinerja yang sukses. 3. Communication competency, dalam bentuk kemampuan berbicara mendengarkan orang lain, komunikasi tertulis dan nonverbal. 4. Interpersonal competency, meliputi: empati, membangun konsensus, networking, persuasi, negosiasi, diplomasi, manajemen konflik, menghargai orang lain dan menjadi team player. 5. Thinking competency, berkenaan dengan: berfikir strategis, berfikir analitis, berkomitmen terhadap tindakan, memerlukan kemampuan kognitif, mengindetifikasi mata rantai an membangkitkan gagasan kreatif. 6. Oganizational competency, meliputi kemampuan merencanakan pekerjaan, mengorganisasisumber daya, mendapatkan pekerjaan dilakukan, mengukur kemajuan dan mengambil risiko yang diperhitungkan. 7. Human resources management competency, merupakan kemampuan dalam bidang: team building, mendorong partisipasi, mengembangkan bakat, mengusahakan umpan balik kinerja dan menghargai keberagaman. 8. Leadership competency, merupakan kompetensi meliputi kecakapan memosisikan diri, pengembangan organisasional, mengelola transisi, orientasi strategis, membangun visi, merencanakan masa depan, menguasai perubahan dan mempelopori kesehatan tempat kerja. 9. Client service competency, merupakan kompetensi berupa: mengidentifikasi dan menganalisis pelanggan, orientasi pelayanan dan pengiriman, bekerja dengan pelanggan, tindak lanjut dengan pelanggan, membangun partnership dan berkomitmen tehadap kualitas. 10. Business competency, merupakan kompetensi yang meliputi: manajemen finansial, keterampilan pengambilan keputusan bisnis, bekerja dalam sistem, menggunakan ketajaman bisnis, membuat keputusan bisnis dan membangkitkan pendapatan. 11. Self manajement competency, kompetensi berkaitan dengan menjadi motivasi diri, bertindak dengan percaya diri, mengelola pembelajaran sendiri, mendemontrasikan flexibilitas dan berinisiatif. 12. Technicaloperational competency, kompetensi berkaitan dengan teknologi komputer, menggunakan peralatan lain, mendemonstrasikan keahlian teknis dan profesional dan angka.

2.2.3 Karakteristik Kompetensi

Spencer dan Spencer 1993 menyatakan bahwa kompetensi merupakan karakteristik-karakteristik mendalam dan terukur pada diri seseorang yang menunjukan cara berperilaku atau berpikir dalam situasi dan tugas kerja tertentu yang bertahan dalam waktu lama pada diri orang tersebut. Menurut Spencer dan Spencer 1993, terdapat 5 karakteristik kompetensi, yaitu : 1. Motives Motivasi Motivasi adalah sesuatu dimana seseorang secara konsisten berpikir sehingga ia melakukan tindakan. Motivasi berprestasi secara konsisten akan mengembangkan tujuan-tujuan yang memberi tantangan pada dirinya dan bertanggung jawab penuh untuk mencapai tujuan tersebut serta mengharapkan feedback untuk memperbaiki dirinya. 2. Traits Ciri Ciri adalah watak yang membuat orang berperilaku atau merespon sesuatu dengan cara tertentu, seperti percaya diri self confidence, kontrol diri self control dan ketabahan stress resistance. Karakter dan bawaan seseorang dapat mempengaruhi prestasi di tempat kerja. Karakter dan unsur bawaan ini dapat berupa bawaan fisik seperti postur atletis, penglihatan yang baik, maupun bawaan sifat yang lebih kompleks yang dimiliki seseorang sebagai karakter, seperti kemampuan mengendalikan emosi, perhatian terhadap hal yang sangat detail, dan sebagainya. 3. Self-Concept Konsep Diri Konsep Diri adalah sikap dan nilai-nilai yang dimiliki seseorang. Konsep diri seseorang mencakup gambaran atas diri sendiri, sikap dan nilai-nilai yang diyakininya. Misalnya, seseorang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi menggambarkan dirinya sendiri sebagai orang yang dapat mencapai sesuatu yang diharapkan, yang menurutnya, baik dalam berbagai situasi, baik situasi sulit maupun mudah. 4. Knowledge Pengetahuan Pengetahuan adalah informasi yang dimiliki oleh seseorang dalam bidang tertentu. Contohnya pengetahuan ahli bedah tentang syaraf otot dalam tubuh manusia. Nilai akademis atau indeks prestasi akademis seringkali kurang bermanfaat untuk memprediksi performansi di tempat kerja, karena sulitnya mengukur kebutuhan pengetahuan dan keahlian yang secara nyata digunakan dalam pekerjaan. Pengetahuan dapat memprediksikan apa yang mampu dilakukan seseorang, apa yang akan dilakukan. Hal ini disebabkan pengukuran pengetahuan lebih banyak menghafal, jika yang dipentingkan adalah kemampuan untuk mencari informasi. 5. Skills Keahlian Keahlian adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu baik secara fisik maupun mental. Kompetensi keterampilan mental atau kognitif meliputi pemikiran analitis memproses pengetahuan atau data, menentukan sebab dan pengaruh, mengorganisasi data dan rencana serta pemikiran konseptual pengenalan pola data yang kompleks. Kompetensi dapat digunakan untuk menilai apakah seseorang itu bekerja dengan baik atau tidak, bila dibandingkan dengan standar atau kriteria tertentu yang telah ditentukan oleh suatu organisasi Spencer, 1993. Gambar 3. Model Iceberg yang menggambarkan kompetensi Palan, 2008 Menurut Spencer dan Spencer 1993, terdapat 5 karakteristik kompetensi, yaitu : 1. Pengetahuan knowledge Pengetahuan merujuk pada informasi dan hasil pembelajaran. 2. Keterampilan skills Keahlian merujuk pada kemampuan seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan. 3. Konsep diri dan nilai-nilai self concept and value Konsep diri dan nilai-nilai merujuk pada sikap, nilai-nilai dan citra diri seseorang. 4. Karaakteristik pribadi traits Karakteristik pribadi merujuk pada karakteristik fisik dan konsistensi tanggapan terhadap situasi atau informasi. 5. Motif motives Motif merupakan emosi, hasrat, kebutuhan psikologis atau dorongan-dorongan lain yang memicu tindakan. Berdasarkan rumpun referensi kemampuan, Spencer mengelompokkan kompetensi menjadi enam kelompok, yaitu: 1. Kemampuan Berprestasi Melakukan perencanaan dan implementasi a. Achievement orientation Semangat untuk Berprestasi b. Concern for order, quality, and accuracy Perhatian terhadap Kejelasan Tugas, Kualitas dan Ketelitian Kerja c. Initiative Proaktif d. Information Seeking Mencari Informasi 2. Kemampuan Melayani a. Interpersonal Understanding Empati b. Customer Service Orientation Berorientasi Kepada Kepuasan Pelanggan 3. Kemampuan Memimpin a. Impact and Influence Mempengaruhi b. Organizational Awareness Kesadaran Berorganisasi c. Relationship Building Membangun Hubungan 4. Kemampuan Mengelola a. Developing Others Mengembangkan Orang Lain b. Directiveness Kemampuan Mengarahkan c. Team Leadership Memimpin Kelompok d. Teamwork and Cooperation Kerjasama Kelompok 5. Kemampuan Berpikir a. Analytical Thinking Berpikir Analitis b. Conceptual Thinking Berpikir Konseptual c. Expertise Keahlian Teknikal Profesional Manajerial 6. Kemampuan Bersikap Dewasa a. Self control Pengendalian Diri b. Self confidence Percaya Diri c. Flexibility Fleksibilitas d. Organizational Commitment Komitmen terhadap Organisasi Kompetensi auditor adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melaksanakan audit kinerja dengan benar Agung Rai, 2008. Kompetensi yang dibutuhkan oleh seorang auditor kinerja berbeda dengan kompetensi auditor keuangan. Terdapat tiga macam kompetensi auditor kinerja, yaitu mutu personal, pengetahuan umum, dan keahlian khusus.

2.2.4 Kategori Kompetensi

Michael Zwell 2000 dalam Wilson 2007 memberikan lima kategori kompetensi yang terdiri atas: 1. Task achievement, merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan kinerja baik. Kompetensi yang berkaitan dengan task achievement ditunjukan oleh: orientasi pada hasil, mengelola kinerja, memengaruhi, inisiatif, efisiensi produksi, fleksibilitas, inovasi, peduli pada kualitas, perbaikan berkelanjutan dan keahlian teknis. 2. Relationship, merupakan kategori kompetensi yang berhubungan dengan komunikasi dan bekerja baik dengan orang lain dan memuaskan kebutuhannya. Kompetensi yang berhubungan dengan relationship meliputi: kerja sama, orientasi pada pelayanan, kepedulian antar pribadi, kecerdasan organisasional, membangun hubungan, penyelesaian konflik, perhatian pada komunikasi dan sensitivitas lintas budaya. 3. Personal attribute, merupakan kompetensi intrinsik individu dan menghubungkan bagaimana orang berfikir, merasa, belajar, dan berkembang. Personal attribute merupakan kompetensi yang meliputi: integritas dan kejujuran, pengembangan diri, ketegasan, kualitas keputusan, manajemen stres, berfikir analitis dan berfikir konseptual. 4. Managerial, merupakan kompetensi yang secara spesifik berkaitan dengan pengelolaan, pengawasan dan mengembangkan orang. Kompetensi managerial berupa: memotivasi, memberdayakan da mengembangkan orang lain. 5. Leadership, merupakan kompetensi yang berhubungan dengan memimpin organisasi dan orang untuk mencapai maksud, visi dan tujuan organisasi. Kempetensi yang berkenaan dengan leadership meliputi: kepemimpian visioner, berfikir strategis,orientasi kewirausahaan, manajemen perubahan, membangun komitmen organisasional, membangun fokus dan maksud, dasar-dasar, dan nilai-nilai.

2.3. Kinerja

Menurut Fattah 1999 kinerja atau prestasi kerja performance diartikan sebagai ungkapan kemampuan yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan dan motivasi dalam menghasilkan sesuatu. Mangkunegara 2001 mengungkapkan kinerja merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama Rival dan Basri, 2005. Menurut Armstrong dan Baron 1998 dalam buku Wilson 2002, kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kupuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi. Dengan demikian, kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai, dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Kinerja merupakan tanggung jawab setiap individu terhadap pekerjaan, membantu mendefinisikan harapan kinerja, mengusahakan kerangka kerja bagi supervisor dan pekerja saling berkomunikasi. Tujuan kinerja adalah menyesuaikan harapan kinerja individual dengan tujuan organisasi. Kesesuaian antara upaya pencapaian tujuan individu dengan tujuan organisasi akan mampu mewujudkan kinerja yang baik. Pelaksanaan kinerja akan sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang bersumber dari pekerja sendiri maupun yang bersumber dari organisasi Wibowo, 2002. Pekerja sangat dipengaruhi oleh kemampuan atau kompetensinya. Sementara itu, dari segi organisasi dipengaruhi oleh seberapa baik pemimpin memberdayakan pekerjanya; bagaimana mereka memberikan penghargaan pada pekerja; dan bagaimana mereka membantu menigkatkan kemampuan kinerja pekerja melalui coaching, mentoring dan counselling.

2.3.1 Sasaran Kinerja

Sasaran kinerja merupakan suatu pernyataan secara spesifik yang menjelaskan hasil yang harus dicapai, kapan, dan oleh siapa sasaran yang ingin dicapai tersebut diselesaikan Wibowo, 2007. Sifatnya dapat dihitung, prestasi yang dapat diamati, dan dapat diukur. Sasaran merupakan harapan. Sasaran kinerja mencakup unsur-unsur diantaranya: 1. The performers, yaitu orang yang menjalankan kinerja. 2. The action atau performance, yaitu tentang tindakan atau kinerja yang dilakukan oleh performer. 3. A time element, menunjukkan waktu kapan pekerjaan dilakukan. 4. An evaluation method, tentang tata cara penilaian bagaimana hasil pekerjaan dapat dicapai. 5. The place, menunjukkan tempat dimana pekerjaan dilakukan. Sasaran yang efektif dinyatakan dengan baik dalam bentuk kata kerja secara spesifik dan dapat diukur. Perkataan menurunkan, meningkatkan dan mendemontrasikan bersifat lebih efektif daripada mengawasi, mengorganisasi, memahami, mempunyai penegetahuan atau apresiasi. Sasaran yang efektif dinyatakan secara spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, berorientasi pada hasil dan dalam batasan waktu tertentu, yang dapat dinyatakan dalam akronim SMART yang berarti sebagai berikut: S Spesific: artinya dinyatakan dengan jelas, singkat dan mudah mengerti. M Measurable: artinya dapat diukur dan dikuantifikasi. A Attainable: artinya bersifat menantang, tetapi masih dapat terjangkau. R Result oriented: artinya memfokus pada hasil untuk dicapai. T Time-bound: artinya ada batas waktu dan dapat dilacak, dapat dimonitor progressnya terhadap sasaran untuk dikoreksi.

2.3.2 Model Kinerja

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yang dijelaskan oleh Mangkuprawira 2007 adalah: 1. Faktor personal atau individu, meliputi unsur pengetahuan, keterampilan skill, kemampuan, kepercayaan diri, motivasi dan komitmen yang dimiliki oleh tiap individu karyawan. 2. Faktor kepemimpinan, meliputi aspek kualitas manajer dan team leader dalam memberikan dorongan, semangat, arahan dan dukungan kerja kepada karyawan. 3. Faktor tim, meliputi kualitas manajer yang diberikan oleh rekan dalam satu tim, kepercayaan terhadap sesama anggota tim, kekompakkan dan keeratan anggota tim. 4. Faktor sistem, meliputi sistem kerja, fasilitas kerja atau infrastruktur yang diberikan oleh organisasi, proses organisasi dan kultur kerja dalam organisasi. 5. Faktor kontekstual situasional, meliputi tekanan dan perubahan lingkungan eksternal dan internal. Berdasarkan pendapat Hersey, Blanchard dan Johnson yang dikutip oleh Wibowo 2002, terdapat tujuh faktor kinerja yang mempengaruhi kinerja dan dirumuskan dengan akronim ACHIEVE. A – Ability knowledge dan skill C – Clarity understanding atau role perception H – Help organisatinal support I – Incentive motivation atau willingness E – Evaluation coaching dan performance feedback V – Validity valid dan legal personal practices E – Environment Environmental fit Proses kinerja organisasional dipengaruhi oleh banyak faktor. Hersey, Blanchard dan Jason yang dikutip oleh Wibowo 2007 menggambarkan hubungan antara kinerja dengan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam bentuk Satelite Model. Menurut satelite model, kinerja organisasi diperoleh dari terjadinya integrasi dari faktor-faktor pengetahuan, sumber daya bukan manusia, posisi strategis, proses sumber daya manusia dan struktur. Kinerja dilihat sebagai pencapaian tujuan dan tanggung jawab bisnis dan sosial dari perspektif pihak yang mempertimbangkan. Gambar 4. Model Satelite Kinerja Organisasi Hersey, 1996

2.4. Kinerja Berbasis Kompetensi