Hubungan manusia dengan sesama manusia

untuk mengetahui bagaimana seseorang itu maka lihatlah siapa temannya, dalam Al-Quran pun Allah SWT. berfirman:                                        “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu- bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” Q.S. An-Nisaa, 4:36 4 Akhlak terhadap Diri Sendiri Manusia mempunyai kewajiban terhadap dirinya sendiri. Islam melarang manusia mencelakakan dirinya tidak peduli dengan keadaan diri dan masa depannya, dengan menjaga dirinya dari hal- hal buruk, itu menandakan manusia sedang mensyukuri karunia Allah. Berbuat baik kepada diri sendiri ini meliputi aspek jasmani dan rohani, manusia dilarang membiarkan jasmaninya kotor dan rusak juga tidak menjaga jasmaninya. Membiarkan diri tidak bertambah ilmu dan mengikuti hawa nafsu adalah merupakan hal yang menyebabkan rohani tidak sehat, perintah berbuat baik terhadap diri sendiri tercantum dalam Al-Qur’an.                                                                 “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. “QS. At-Tahrim, 66:6

c. Hubungan Manusia dengan Alam Sekitar

Hubungan manusia dengan alamnya mengandung beberapa aspek, antara lain manusia tidak lepas dari interaksinya bersama sesama manusia juga dengan hewan,tumbuhan, lingkungan alam. Karena aspek-aspek tersbeut sangat berarti bagi manusia, karena manusia adalah mahluk yang tidak dapat hidup sendiri, tanpa bantuan disekitar lingkungan hidupnya. Selain itu juga manusia diciptakan oleh Tuhan untuk beribadah sebagaimana mestinya seperti ketentuan yang telah diberikan Tuhan dalam kitab kepercayaan masing-masing agama. Sungguh terlalu bila manusia tidak bersyukur atas segala apa yang diberikan oleh Tuhan, manusia diciptakan sebagai khalifah dimuka bumi ini, sebagai penguasa alam semesta, karena diciptakan oleh Tuhan sebagai mahluk yang paling sempurna dibandingkan mahluk hidup lainnya. Manusia dapat bersyukur pada Tuhanya dengan cara beribadah yang rajin menjauhi segala larangannya dan mentaati segala perintah- Nya. Di alam dunia ini kita manusia diciptakan berpasang-pasangan, ada laki-laki ada perempuan, dan uniknya manusia memiliki sifat yang beragam, ada yang baik, jahat, pemarah, pemalu, sabar, dan tidak sabar dalam menghadapi masalah. Walaupun setiap manusia mempunyai sifat yang berbeda-beda namun kita sebagai manusia harus saling menghormati dengan manusia lainnya, sebab dengan terjalinnya hubungan yang baik antar manusia dengan manusia, maka akan tercipta ketentraman hidup. Bayangkan bila manusia di dunia ini tidak saling menghormatidan mengerti dengan segala kepentingan dan kesibukannya? Mungkin tidak akan tercipta ketentraman hidup dan dunia ini akan semrawut dengan ulah manusia. Ketentraman hidup dapat dijalin dengan cara saling berinteraksi antar manusia,saling menyayangi, saling mencintai. Cara tersebut dapat dijalankan pada berbagai keadaan, antara lain dalam bermasyarakat, keluarga dan dalam lingkungan keluarga juga, meski terkadang sekarang ini sulit untuk menjalin ketentraman hidup dikarenakan pola pikir manusia yang telah diracuni oleh pola pikir yang menyimpang. Lalu hubungan manusia dengan hewan, cara kita sebagai manusia menghormati binatang dengan cara menyayanginya dan tidak menyiksanya membunuhnya bila binatang itu tidak mengganggu. Ada sebagian manusia yang menyayangi binatang dengan cara memeliharanya. Binatang tersebut bisa dikategorkan menjadi 2 macam, antara lain binatang yang jinak dan tidak jimak. Kedua kategori sifat binatang ini sebagian besar ada yang dipeliharaoleh manusia juga. Binatang juga sangat bermanfaat bagi manusia, selain dapat dimanfaatkantenaga dan dapat dimakan juga sebagai sarana penambah kebutuhan untuk konsumsimakanan. Bila binatanag yang ada disekitar kita tidak disayangi maka dapat merugikan jiwa manusia sebab secara tidak langsung binatang itu dapat menyerang dan membunuh kita, terutama seperti harimau, ular, banteng. Karena kita hidup di dunia ini tidak hanya berdampingan dengan manusia sajatapi dengan binatang juga. Hubungan manusia dengan tumbuhan, bayangkan bila dunia ini tidak ada tumbuhanpohon, mungkin dunia ini akan begitu gersang dan panas, tidak ada penahan panas yang membantu mengurangi pantulan sinar matahari yang menuju ke bumi tempat kita berpijak. Selain itu tumbuhan juga sebagai penyalur oksigen, karena mereka juga makhluk hidup, tumbuhan sangat penting perannya dalam kehidupan manusia.Mungkin bila di dunia ini dan di lingkungan tempat manusia tidak ada tumbuhan,mungkin tidak akan keindahan yang terlihat dimata kita. Mungkin hanyalah padang pasir yang telihat dan panas. Manusia dapat hidup berdampingan dengan tumbuhan dengan cara memelihara dan melestarikannya. Jangan membakar hutan, karena dapat terjadi erosi, karena hutan juga sebagai paru-paru dunia. Maka dari itu tanamilah dunia ini dengan tumbuhan agar terlihat indah dan asri, maka tumbuhanpun akan memebrikan dampakyang positif juga untuk kita sebagai manusia yang hidup di dunia ini. Kita hidup di dunia in juga berdampingan dengan lingkungan, lingkungandisini adalah menyangkut alam dunia, yang terbagi menjadi beberapa aspek; tanah,air, udara beserta benda langit yang mengitari dunia ini. Bila kita tidak menyayangi mereka maka mereka juga dapat membahayakan kita. Contohnya air bila kita tidak memanfaatkannya dengan baik maka akan bisa terjadi banjir, udara saat ini kabarnya atmosfer kita mulai menipis dikarenakan ulah manusia yang tidak dapat menghindari pemanasan globalglobal warning. Pada dasarnya akhlak yang diajarkar Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari manusia sebagai khlaifah. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, agar setiap makhluk mencapai tujuan penciptaannya. 33 Jadi intinya kita harus saling hidup berdampingan di dunia ini, karena kita mempunyai sifat simbiosis mutualisme. Sayangilah alam sekitar sebagaimana kita menyayangi keluarga pasangan hidup kita. Jangan lupa juga beribadah yang rajin agar teman tetap menyayangi kita, dan kita kelak nanti dapat menjadi ahli surga. 33 Muhammad Alim, Pendidikan Agama Islam: Upaya Pembentukan Pemikiran dan Kepribadian Muslim, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011 Cet-2, h. 158

C. Pengaruh Pembelajaran Aqidah Akhlak terhadapa Perilaku Siswa

Dalam Pendidikan Agama Islam. Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha sadar untuk mengembangkan intelektualitas dalam arti bukan hanya meningkatkan kecerdasan saja, melainkan juga mengembangkan seluruh aspek kepribadian manusia, yang mencakup aspek keimanan, moral atau mental, prilaku dan sebagainya. Pembinaan kepribadian atau jiwa utuh hanya mungkin dibentuk melalui pengaruh lingkungan khususnya pendidikan. Sasaran yang ditempuh atau dituju dalam pembentukan kepribadian ini adalah kepribadian yang memiliki akhlak yang mulia dan tingkat kemulian akhlak erat kaitannya dengan tingkat keimanan. Dalam pembentukan akhlak siswa, hendaknya setiap guru menyadari bahwa dalam pembentukan akhlak sangat diperlukan pembinaan dan latihan-latihan akhlak pada siswa bukan hanya diajarkan secara teoritis, tetapi harus diajarkan ke arah kehidupan praktis. Agama sebagai unsur esensi dalam kepribadian manusia dapat memberi peranan positif dalam perjalanan kehidupan manusia, selain kebenarannya masih dapat diyakini secara mutlak. Dalam hal pembentukan akhlak remaja, pendidikan agama mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupannya. Pendidikan agama berperan sebagai pengendali tingkah laku atau perbuatan yang terlahir dari sebuah keinginan yang berdaran emosi. Jika ajaran agama sudah terbiasa dijadikannya sebagai pedoman dalam kehidupannya sehari-hari dan sudah ditanamkannya sejak kecil, maka tingkah lakunya akan lebih terkendali dalam menghadapisegala keinginan-keinginannya yang timbul.

D. Penelitian yang Relevan

1. Efa Sovawati, skripsi tahun 2006 di UIN Jakarta yang berjudul “Hubungan Pembelajaran Akidah Akhlak dengan Akhlak Siswa MTs Fatahillah Buncit Raya Kalibata Pulo”. Hasil penelitian yang diambil dari random sample